Dibalik Kematian Pencipta Lagu

23 7 0
                                    

Malam harinya, Ilona masih memikirkan perkataan Jinan mengenai kematian dirinya di dua kehidupan sebelumnya.

Jinan berkata, bahwa Ilona akan mengetahui alasannya tidak lama lagi. Dan, sekarang Ilona ingin segera mengetahui alasannya. Dia sudah sangat penasaran.

"Kira-kira karena apa ya? Kenapa Jinan nggak mau ngasih tau sih," celetuk Ilona pelan. Dirinya kembali teringat ketika meminta Jinan untuk memberi tahunya saja tanpa harus menunggu lagi, tetapi Jinan tetaplah Jinan, lelaki itu tidak ingin segera memberi tahu Ilona dengan alasan bahwa rasanya akan berbeda jika diberi tahu olehnya daripada mengetahuinya sendiri. Sekarang, Ilona bingung bagaimana dirinya akan mengetahui alasan itu sendiri? Apakah ia harus mencari tahu? Atau...melalui mimpi?

Tiba-tiba Ilona merinding setelah menyadarinya.

Sudah lama dirinya tidak memimpikan hal itu. Apakah malam ini ia akan bermimpi lagi untuk mendapatkan jawabannya? Entahlah, untuk mendapatkan jawaban itu, bukankah seharusnya Ilona harus siap?

Ketika jarum jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, Ilona sudah menutup kedua matanya dan terlelap dalam tidurnya.

Kedua matanya kembali terbuka ketika mendengar suara keributan yang ada di sekelilingnya. Ilona menoleh ke kanan dan kiri. 'Benar. Sekarang aku lagi bermimpi. Ini kehidupan pertamaku.'

Ilona langsung mengetahui bahwa ia sedang berada di abad pertengahan ketika melihat pakaian yang dikenakan oleh orang-orang di sekelilingnya. Para perempuan memakai gaun yang panjang dengan rambut diikat menggulung, dan para lelaki memakai celana, kemeja, beserta jas yang ujungnya masih menjuntai panjang.

'Tapi, ini pertama kalinya aku berada di luar istana. Ternyata seperti ini keadaan di luar ya.' Ilona kembali membatin dan mengelilingi tempat-tempat makanan yang ada di sekitarnya.

Ketika pandangannya mengarah ke arah timur, Ilona melihat Jian beserta rombongan pasukan prajurit yang sedang berpatroli.

Ilona masih memandangi Jian dengan lekat. "Bahkan sampai sekarang aku belum terbiasa melihat mereka," gumam Ilona. Ya, sampai kapan pun gadis itu tetap tidak terbiasa melihat sosok-sosok lain dari diri Jinan.

Ketika Jian dan pasukannya berjalan ke arah Ilona, gadis itu mendengar sedikit perbincangan mereka. "Kau akan memberi tahu lagumu nanti malam? Ke semua orang yang ada di festival ini? Apa kau serius?!" tanya salah satu prajurit yang ada di belakangnya. Dari ekspresi yang ditunjukkan, prajurit itu terlihat sangat excited.

Jian tertawa pelan sambil mengangguk, "iya. Aku sudah membuatnya cukup lama, dan karyaku ini akan aku umumkan nanti malam agar semua orang dapat mendengarnya dan aku harap mereka dapat terhibur."

Prajurit yang lain bertepuk tangan, ekspresinya tidak kalah semangat dibandingkan prajurit yang tadi, "Wah, apakah Putri Innara tahu kalau kau akan mempublikasikan lagumu?"

Jian lagi-lagi tersenyum, tapi kali ini terdapat semburat merah di sekitar pipi hingga telinganya, "iya. Beliau yang memintaku untuk mempublikasikan lagu ini secepatnya. Awalnya aku khawatir dengan respon orang-orang. Tapi, dia berhasil meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja dan mereka akan menyukai karyaku."

Kedua prajurit yang mendengarnya tadi pun membuat suara heboh, "Waaah, memang Ketua Jiandra ini serba berbakat yaa."

"Dukungan dari Putri Innara membuatnya kembali semangat seperti terlahir kembali."

Mereka telah melewati Ilona, hingga pandangan gadis itu melihat punggung mereka. Tak ingin ketinggalan informasi lagi, Ilona langsung mengikuti mereka. Toh, dirinya juga tidak terlihat oleh mereka, jadi Ilona akan berjalan di belakang mereka sambil mendengarkan celotehan Jian dan prajuritnya.

Vinyl Record | Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang