5

2K 78 0
                                    

"Sal?"

Sal menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Mamah?"

Kali ini bukan Sal yang bicara, melainkan Ron. Sal seketika menatap Ron. Begitu juga Ron yang memandangnya keheranan. Sedangkan wanita yang dipanggil mamah itu malah tersenyum senang.

"Astaga, mamah gak liat ada anak mamah yang ganteng di sini", pekik wanita cantik berusia 40an itu dengan riang.

"Sal, ini tante Riana, masa kamu lupa?", kata Mamahnya Ron sambil mengelus bahu anak gadis itu.

"Umm, sorry tante, Sal bukannya lupa. Kaget aja, tante makin cantik. Sal jadi pangling", puji Sal. Jujur dia kaget setengah mati saat melihat Tante Riana ada di sini. Apalagi Ron memanggilnya dengan sebutan mamah. Kebetulan apa lagi ini?

"Yaudah, tante mau lanjut dulu, dan makanan kalian biar tante yang bayar", ujar mamah Ron sambil melambai pada semua teman anaknya.

"Makasih banyak Tante, besok-besok lagi ya", ujar Paul yang langsung disambit pakai sedotan oleh Ron.

Tante Riana hanya tertawa. Lalu dia mendekat pada anak semata wayangnya.

"Ajak Sal ke rumah", bisiknya pada Ron. Setelah itu, ia berlalu dengan beberapa tote bag ditangannya.
***

"Sal, udah nyampe", ucap Ron saat dia menghentikan motornya di depan sebuah rumah bergaya American Classic.

Sal turun dari motor Ron. Disinilah dia berada sekarang. Di depan rumah Ron. Akibat dari pertemuan yang tidak disengaja dengan Tante Riana di mall tadi.

Selesai dari makan bersama teman-temannya, Ron mengajak Sal pulang duluan. Padahal mereka awalnya janjian untuk nonton film yang baru rilis di bioskop. Tapi Ron di teror oleh mamahnya agar segera membawa Sal ke rumah mereka. Alhasil, keduanya harus segera pulang meskipun diiringi ledekan oleh keenam sahabatnya.

"Masuk", ujar Ron. Sumpah dia baru pertama kali mengajak cewek ke rumahnya. Meskipun yang ini atas desakan mamahnya. Tapi rasanya tetap saja membuat dia tidak karuan.

Sal membuntuti Ron. Di ruang tamu, Tante Riana sudah berdiri menyambut mereka berdua. Awalnya Tante Riana mencium kening putranya, lalu beralih memeluk Sal.

"Duduk yuk Sal, tante kangen banget loh sama kamu", ujar Tante Riana. Sal hanya tersenyum menanggapi. Bingung ingin bersikap bagaimana.

Tante Riana adalah sahabat karib mamihnya. Sejak SMP, Sal kerap ikut mamihnya arisan sekaligus reuni tiap bulannya. Dan Tante Riana ini yang paling akrab dengannya. Beliau juga seringkali memanggil Sal dengan sebutan calon mantu.

Sal menggeleng tanpa sadar. Kalo dia dipanggil calon mantu, dan anak Tante Riana itu adalah Ron, berarti... oh No! Gak mungkin ya. Sal berharap Tante Riana hanya iseng memanggilnya seperti itu. Semoga tidak ada perjodohan diantara mereka seperti yang ada di novel-novel romantis biasanya.

Kedua perempuan itu pun kini asyik berbincang tentang apapun. Melupakan Ron yang kini beranjak menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ron, my sweety"

"Apasih Mah", sahut Ron jengah dengan panggilan sayang mamahnya.

"Antar Sal pulang ya", pinta mamahnya. Ron mendengus.

"Kalo aku gak mau gimana mah?"

Riana menabok pelan bahu anaknya. Ron melotot.

"Kalo calon mantu mamah kenapa-napa, kamu yang tanggung jawab yah!", ancam Riana.

Calon mantu? Siapa? Sal? Nikah sama siapa dia jadi disebut calon mantu oleh mamahnya. Berhubung anak mamahnya hanya Ron seorang, berarti...

"Mah, jangan asal ngomong deh!", marah Ron. Dia gak suka dijodoh-jodohin.

Riana tertawa melihat reaksi anaknya. "Sudah sana berangkat, entar kemaleman", Riana mendorong Ron keluar dari kamarnya.
***

"Lo ngomong apa aja sama nyokap gue?" Tanya Ron dengan nada dingin. Saat ini mereka sedang berada di basement apartemen Sal.

"Banyak" sahut Sal. Dia tidak enak hati mendengar nada dingin dari mulut cowok itu. Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja meskipun tidak akrab-akrab banget.

"Terus kenapa nyokap nyebut lo 'calon mantu'? Ngomong apa lo?!", cecar Ron lagi.

Astaga, jadi arahnya kesana? Sal jadi malu sendiri. Padahal bukan dia yang minta, tapi sejak dulu Tante Riana suka memanggilnya dengan sebutan itu.

"Gak ada ngomong ke arah sana, Ron" sahut Sal.

"Gue gak suka ya, sama cewek yang keganjenan", cetus Ron gak berperikemulutan.

Sal tercengang. "Astaga, Ron, lo nuduh gue ganjen?"

"Ya siapa tau lo ngomong macam-macam sama nyokap gue", Ron mengedikkan bahunya.

Mata Sal memanas. Tuduhan Ron gak berdasar sama sekali, membuat hatinya sedikit nyeri.

"Gak ada ya, Ron! Gue bukan cewek seperti itu!", katanya sambil berlari ke arah lift. Meninggalkan Ron yang masih mematung di tempatnya.

Sorry Sal, gue cuma gak ingin sakit karena terlalu berharap, batin Ron.

Duta Gengsi Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang