8

1.7K 87 3
                                    

"Napa lo?", selidik Paul saat melihat Ron lagi menatap layar hapenya sambil senyum-senyum. Paul duduk di samping Ron sambil mengunyah nasi goreng pesanannya.

"Gak ada", sahut Ron sambil mengantongi hapenya. Lalu mencomot kentang goreng. Kali ini mereka hanya nongkrong berdua. Diman lagi nonton dengan Syarla. Sedangkan Neyl lagi ada acara keluarga.

"Lo udah minta maaf belom sama Sal?"

Ron cuma mengendikkan bahunya. Paul menghela napas melihat tingkah sahabatnya sejak kecil itu.

"Terkadang antara gengsi dan brengsek itu beda tipis loh Ron", Paul menasehati Ron.

"Jangan suka bikin Sal marah-marah, Ron", ujarnya lagi.

"Udah lo gak usah khawatir, udah beres", kata Ron sambil menunjukkan layar hapenya yang menampilkan aplikasi chat.

Beberapa waktu yang lalu...

Sal: P!

Ron: masih sakit lo?

Sal: iya nih gue masih sakit

Ron: mimisan lo?

Sal: gak, gue masih sakit hati sama lo!

Ron: aneh! Bisa-bisanya

Sal: iyalah, bilang maaf gak ada sweet-sweetnya!

Ron: oh jadi lo mau gue sweet-in gitu?

Sal: najiss Ron! Btw, thanks buat dessertnya. Rasa favorit gue

Ron: Y
***

Sal menutup bukunya dengan bosan. Malam minggunya sepi. Kak Rena udah balik ke rumahnya. Itu pun juga kalo langsung pulang, palingan lagi jalan sama gebetannya. Grup chatnya bersama sahabatnya juga tidak berbunyi dari tadi.

Sal maklum. Biasanya Syarla dan Diman pasti jalan kalo malam minggu begini. Kalo Nabila sudah pasti tidak diijinkan keluar malam kalo memang tidak urgent, atau kalo Paul yang menjemput baru bisa mengantongi ijin dari abinya. Novy belum ada kabar. Biasanya tu anak selalu ready setiap saat.

Drrtttt.. hape Sal bergetar. Nabila menelponnya. Tumben sekali.

"Assalamualaikum, Nab, ada apa?"

"Wa alaikum salam. Sal, lo dimana?", Nabila balas bertanya di seberang telpon.

"Gue di apart", sahut Sal.

"Lo siap-siap. Gue jemput bentar lagi", ujar Nabila membuat Sal semakin keheranan. Ada apa nih anak?

Sal bersiap-siap setelah menutup telpon dari Nabila. Dia memakai kaos dan celana kargo berwarna hitam, lalu melapisi kaosnya dengan jaket jeans oversize. Tidak lupa melilitkan pashmina kaos hitam untuk menutup auratnya.

Suara bel yang beruntun memecah konsentrasi Sal untuk berdandan. Gadis itu buru-buru berlari membukakan pintu.

"Bentar, Nab..."

Sal terdiam saat pintu terbuka namun bukan Nabila yang ada di hadapannya. Melainkan Ron dengan raut sedikit panik.

"Mimisan lagi lo?" Tanya Ron tanpa basa basi.

Sal menggeleng. "Nggak".

"Tapi kata Paul lo..."

"Sstttt. Berisik. Gue lagi nunggu Nabila, malah lo yang muncul", potong Sal tidak berperasaan.

Ron menatap Sal yang sudah rapi dengan pakaian perginya. Gadis itu sedang memencet-mencet hape menghubungi sahabatnya.

"Kata Paul lo mimisan lagi, jadi buru-buru kesini", tutur Ron sambil tetap memperhatikan Sal yang mengacuhkannya.

"Jadi lo khawatir?"

"Nggak. Gue cuma nggak mau diseret ke kantor polisi karena biarin anak orang berdarah-darah", Ron menyahut dengan nada jutek.

"Anjir bahasa lo, seolah-olah gue korban pembunuhan psikopat", umpat Sal. Ron hanya mengendikkan bahunya.
***

Keduanya sedang menyusuri jalanan malam ibukota. Berboncengan naik motor milik Ron. Sebelumnya Ron menelpon Paul. Ternyata dia dikerjai oleh sahabatnya. Begitu pula dengan Sal yang ternyata diprank oleh Nabila. Sialan tu anak berdua. Awas aja!

Karena sudah terlanjur, kedua manusia rusuh itu pun memutuskan untuk keluar bersama. Mubadzir udah dandan cantik tapi gak jadi jalan, pikir Sal saat mengiyakan ajakan Ron.

"Jadi kita kemana?", tanya Sal setelah sampai di parkiran sebuah mall besar.

"Aquarium", sahut Ron.

Hah? Ngapain? Ngeliatin dugong?

"Yuk", kata Ron sambil berjalan menarik lengan jaket Sal.

Sal dan Ron melangkahkan kaki menuju Jakarta Aquarium Safari. Ron membeli tiket untuk dua orang dan kembali menarik Sal masuk ke dalam tempat itu.

"Waw", suara kekaguman itu muncul dari mulut Sal.

"Lebay, biasa lihat ikan di empang lo?"

Sal melirik sinis pada Ron. Apaan ni si bocah. Bikin suasana hati mendadak suntuk aja.

"Sorry", kata Ron saat melihat perubahan mimik wajah Sal.

"Mulut lo asbun", sahut Sal sambil mencebikkan bibirnya.

"Sal, gue minta maaf ya, buat kemarin, tadi pagi, dan sekarang", Ron memegang tangan Sal. Memandang gadis itu dengan tatapan lembut.

"Eh kok tiba-tiba", Sal terheran dengan sikap Ron yang tidak biasanya.

"Kan lo bilang permintaan maaf gue gak sweet. Jadi gue ulangin. Gue ajak lo kesini. Janji deh malam ini gak bakal bikin lo emosi", kata Ron sambil mengacungkan dua jari, peace!!

"Kenapa cuma malam ini janjinya?"

"Ya gue gak tau besok-besok apa yang bakal terjadi"

Logis juga.

"Oke deal. Awas lo bikin gue badmood ya! Gue hukum lo!", ancam Sal pada Ron.

Setelah perjanjian tadi, keduanya bersenang-senang menikmati pemandangan aquarium raksasa. Sesekali menertawakan bentuk-bentuk ikan yang terlihat lucu menurut mereka.

Sal juga mengajak Ron untuk berfoto dengan latar belakang aquarium. Mengabadikan setiap moment dimana mereka telah berjanji untuk tidak bertengkar satu malam ini saja.

"Sal?" Panggil seseorang, mengalihkan perhatian Sal yang sedari tadi asyik memotret Ron dari belakang.

Duta Gengsi Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang