Sal sedang asyik memainkan handphonenya di depan sebuah gerai gelatto yang ada di mall tempat ia dan Ron kini berada. Sedangkan Ron, sedang antre di kasir, membayar pesanan es krim mereka berdua.
"Yey, makasih traktirannya Ron", kata Sal saat cowok itu membawa cup es krim mereka.
Ron tersenyum. Dia tidak kalah, hanya mengalah. Aneh? Tidak sama sekali. Tentu saja Ron tidak ingin membiarkan dirinya yang ditraktir oleh Sal. Tidak macho kali!
Lagipula, Ron senang melihat senyum Sal akhir-akhir ini. Seperti sekarang, saat keduanya sedang asyik menikmati es krim masing-masing, gadis itu tidak berhenti tersenyum sejak tadi.
"Kenapa lo liatin gue?" Tanya Sal membuat Ron mengalihkan pandangannya.
"Nggakkkk"
"Eh, Ron, lihat deh ada Neyl sama Novy di sana", tunjuk Sal tiba-tiba. Ron mengikuti arah tangan Sal.
"Sembunyi Sal", kata Ron sambil menarik Sal ke arah lain.
"Eh.."
Ron mengajak Sal berlari kecil. Menuruni eskalator, dan buru-buru masuk ke box photoboot.
"Kenapa harus kabur coba?" Tanya Sal kesal. Capek dia lari-lari. Mana es krimnya harus ia relakan masuk bak sampah karena udah mencair.
"Kalo mereka lihat kita, nanti kita diledekin"
"Lo malu jalan sama gue?"
"Bukan gitu, Sal"
"Yaudah, gue mau pulang", kata Sal meninggalkan Ron sendirian di dalam box photoboot.
"Nggak jadi belanja buat besok?"
"Nggak! Udah nggak mood!" Sahut Sal. "Gue mau pulang sendiri! Jangan ikutin gue!" Tegas Sal pada Ron membuat cowok itu menghentikan langkahnya.
***Rombongan bus SMA Angkasa tiba di bumi perkemahan daerah Kab. Bandung pada pukul 9 pagi. Ada 15 bus yang kini terparkir di depan gerbang hutan pinus.
Seluruh siswa kini berkumpul di pendopo besar yang tidak jauh dari tempat mereka turun. Pak Bas selaku kepala sekolah sedang memberikan pengarahan terkait kegiatan camping yang akan mereka lalui selama 3 hari ini.
"Sal...", panggil Ron. Dia mendekati Sal yang sedang memeluk ranselnya. Tampaknya gadis itu kedinginan.
"Hmmm", sahut Sal tanpa minat.
Ron meraih ransel Sal, lalu menyandangnya di bahu kanan. Sekarang Ron membawa dua buah ransel di kedua bahunya.
"Ikut gue yuk", ajaknya. Sal hanya melirik.
Ron mengulurkan tangannya, meraih tangan Sal, lalu menariknya menjauhi pendopo.
"Ngapain sih, Ron?!" Sal melirik ke arah sekitarnya. Mereka sedang berada di dalam hutan pinus.
"Gue..gue minta maaf, Sal", kata Ron.
"Kan gak harus di sini, Ron!"
"Ya, biar gak ada yang lihat,, Sal"
"Lo mau minta maaf, bukan mau mandi!"
Ahhh, malah berdebat mereka ini.
Ron meraih tangan Sal, mengelusnya lembut.