3

7.3K 228 2
                                    

Di atas pelaminan pengantin wanita duduk sendirian tanpa di dampingi pengantin pria. Banyak bisikan-bisikan yang terdengar di sekeliling nya namun gadis itu hanya diam dan menunduk dalam.

Dia terpaksa menikah, dia terpaksa melakukan ini demi ibunya lalu apa yang harus dia pikirkan ketika mendengar bisikan-bisikan penuh hinaan dan cemoohan itu. Hana tidak mau peduli, dia terpaksa menikah dengan lelaki itu dan dia juga tidak menyukai lelaki itu jadi dia tidak perlu sakit hati ketika di tinggalkan sesudah acara foto pengantin di lakukan.

Hana tau, bahkan lelaki itu yang kini sudah sah menjadi suaminya hanya terpaksa mengikuti pernikahan dan foto pernikahan. Mungkin, dia bahkan lebih membenci dirinya dan pernikahan ini.

"Hana, kamu sangat cantik." Salsa datang bersama Bara menghampiri Hana, keduanya memiliki acara lain jadi baru sempat menghadiri pernikahan Hana.

"Terimakasih, kak" ucap Hana memaksakan senyumannya pada kedua orang yang sudah di anggap seperti kakaknya sendiri.

"Dimana lelaki itu? apa dia meninggalkanmu di sini sendirian?" Tanya Bara merasa kesal pada suami dari gadis yang dia anggap adik ini.

"Dia mungkin sedang banyak kerjaan, kak. Jangan memandangnya jelek, dia suamiku sekarang" ucap Hana lembut. Meski bagaimanapun dia harus menjaga nama baik suaminya, itulah yang di ajarkan ibunya.

"Hais, kau tidak perlu bersikap seperti itu pada lelaki tak bertanggung jawab seperti dia." Salsa mulai kesal.

Salsa berfikir jika Hana terlalu baik untuk lelaki macam Aska yang dingin dan tidak berperasaan. Ketika mengingat tadi malam saat Hana memberi tahu tentang pernikahan ini, Salsa marah besar namun kini dia datang demi Hana.

"Hana, jika kamu butuh bantuan, kenapa tidak meminta pada kami? Kenapa malah mengorbankan hidupmu, Hana?"

Mendengar pertanyaan dari Salsa, Hana hanya mampu menunduk tak enak hati, dia sudah terlalu banyak menyusahkan kedua orang ini lalu jika dia menyusahkan lagi dengan biaya rumah sakit ibunya, bukankah Hana seperti gadis tak tahu diri? Meski kini dia masuk kedalam keluarga Marcelo sebagai orang yang tidak tahu diri.

"Baiklah, aku tidak akan membuatmu merasa bersalah seperti ini, namun ingatlah jika kami akan selalu membantumu, Hana" ucap salsa membuat Hana terharu dan memeluk wanita itu erat.

Ribuan kata terima kasih dia ucapkan namun rasanya itu semua tidak akan bisa membayar kebaikan keduanya.

"Apa, aku masih boleh bekerja di cafe shop?" tanya Hana penuh harap.

Bara dan Salsa saling tatap, bukankah seharusnya Hana menjalani hidup yang lebih baik setelah ini, mereka tau jika meski pernikahan ini adalah pernikahan bisnis namun kehidupan Hana pasti sudah terjamin.

"Kami tetap membuka pintu untukmu, datanglah seperti biasanya" ucap Bara.

Setelah keduanya pergi meninggalkan Hana, gadis itu menatap sekeliling menatap setiap tamu yang hadir. Sangat banyak orang meski acara di lakukan secara tertutup dan hanya keluarga besar dan rekan kerja penting yang datang. Ternyata keluarga Marcelo memang seramai ini, Hana tidak berfikir jika akan banyak tamu yang datang di acara pernikahan ini.

Pikirannya buyar saat ibu serta ayah mertuanya datang menghampiri Hana dengan senyum lembut.

Kaila, ibu mertuanya memeluk Hana dengan lembut dan membisikan kata 'selamat bergabung di keluarga kami, sayang'

Hana mengangguk dan hanya berterimakasih, dia canggung kepada mertuanya ini bahkan ketika ayah mertuanya memeluknya juga, Hana rasanya sangat canggung.

"Maafkan putra Mommy yang pergi begitu saja di acara pernikahan kalian, ya sayang" Kaila merasa kasihan pada menantunya ini dia juga sangat geram ketika Aska pergi begitu saja setelah acara pernikahan dan foto pengantin. Putranya itu benar-benar tidak menghargai orang-orang di sini terutama Hana, istrinya.

"Tidak papa, M-mom, ini lebih baik daripada Aska tidak hadir" ucap Hana sembari tersenyum canggung.

Kedua mertua gadis itu saling tatap dan merasa iba pada Hana, namun ketika putra mereka sudah setuju menikahi Hana, itu saja sudah membuat mereka merasa senang.

***

"Kamu tau kan, tujuan kamu menikah dengan putra kami untuk apa?" tanya Damian pada menantunya .

Kini mereka bertiga sedang berada di rumah utama keluarga Marcelo tepatnya tempat tinggal Kaila dan Damian saat ini.

Mereka sengaja mengajak Hana untuk pulang ke rumah ini terlebih dahulu karena ada yang harus mereka bicarakan dengan Hana. Lebih tepatnya rencana mereka untuk mengikat Hana di dalam genggaman tangan mereka.

Hana menunduk dan mengangguk mengerti. Dia tau jika kehadirannya mungkin tidak begitu di inginkan atau hanya di jadikan sebagai alat untuk satu hal yang tidak dia ketahui apa itu. Hana sudah pasrah dan akan melakukan apapun demi ibunya.


"Kami akan membiayai pengobatan ibu kamu dan kerja sama bersama perusahaan ayah kamu tapi untuk itu kamu harus menandatangani perjanjian ini" Damian memberikan sebuah map pada Hana.

Gadis itu masih terdiam sesudah mendengar perkataan Damian, dalam hati dia ingin menangis mengingat betapa serakah dan tidak pedulinya Bayu pada dirinya putri lelaki itu sendiri.

Hana hendak langsung menandatangani surat itu namun Kaila menyuruhnya untuk membaca dulu isi dari dokumen ini.

Hana menurut, dia hanya akan membaca bagian yang pentingnya saja karena menurutnya apapun isinya dia tidak akan bisa menolaknya.

Perjanjian pernikahan

pihak 1 : keluarga Marcelo
Pihak 2 : Hanandia Queenara

1. Pijak 1 akan membiayai seluruh pengobatan dan biaya hidup ibu dari pihak kedua.
2. pihak 1 akan memberikan kerjasama bersama ayah dari pihak 2.
3. pihak ke 2 harus memberikan anak dan cucu untuk pihak ke 1 minimal dua orang putra dan putri.
4. pihak ke 1 akan selalu memberikan biaya untuk pihak ke 2 di manapun itu.
5. pihak ke 2 tidak boleh bercerai tanpa persetujuan pihak ke 1
6. pernikahan ini di lakukan sampai pihak ke 1 dan ke 2 meninggal dunia.

Jika pihak kedua melanggar salah satu dari perjanjian, maka pihak kedua wajib membayar denda sebesar 50 Miliar.

Hana terdiam membaca enam poin pertama, dia tertegun setelah membacanya bukankah artinya, untuk selamanya hidup Hana ada di tangan keluarga Marcelo? Artinya Hana tidak akan pernah bisa keluar dari keluarga ini.

Kali ini, dalam keluarga ini, Hana akan benar-benar terkurung dan terjerat dalam pernikahan yang tak pernah di harapkan olehnya maupun Aska. Lantas, apakah dirinya benar-benar sanggup untuk mengabdikan hidupnya pada keluarga Marcelo?

"Jika kamu berubah pikiran, kamu bisa menandatangani surat lain" ucap Damian sembari memberikan surat permohonan cerai.

Apakah keluarga Marcelo menganggap sebuah pernikahan adalah sebuah mainan? ah, Hana yakin jika yang mereka anggap mainan adalah dirinya, bukan pernikahan.

"Apakah, jika Aska yang meminta perceraian, ini akan berakhir?" tanya Hana hati hati.

"Itu urusanku, namun jika kalian bercerai tentu anak kalian nantinya tidak akan jatuh ke tangan mu" ucap Damian dengan tenang

Hana menandatangani surat perjanjian itu, jika dia tidak menandatanganinya dia takut ibunya tidak akan mendapati penanganan, namun untuk anak, dia rasa Aska juga tidak akan mau menyentuhnya. Hana sedikit merasa tenang.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang