46

5.4K 173 2
                                    

"Meski perusahaan ini jadi milikmu" Kaila menunjuk Aska dengan tatapan tajam yang meremehkan.

Wanita itu kemudian merentangkan tangannya lebar sedikit berputar dan tersenyum bangga.

"Aku yang mendapatkan seluruh kekayaan ibumu, Aska. Dan Hana serta anak kalian, kamu akan kehilangan mereka" Kaila tersenyum lebar dan dengan perasaan yang puas dia pergi meninggalkan Aska yang kini mengepalkan tangannya dengan kuat.

Xavier yang sedari tadi hanya diam kini menghampiri Aska dengan perasaan panik, dia harus segera mengingatkan Aska untuk bertindak karena seperti yang dia tau, Aska sangat sulit mengatur emosinya sendiri.

"Aska, sebaiknya kita-"

"Temui Hana sekarang. Kita harus menempatkan Hana di tempat yang aman Xavier, istri dan anakku dalam bahaya" ucap Aska tegas namun terdengar sedikit bergetar.

Xavier tau, dia juga mengerti perasaan Aska saat ini jdi di menyetujuinya dan tanpa memikirkan apapun lagi,mereka berdua bersama sama menuju tempat Hana berada saat ini.

Dalam perjalanan ini, Aska terlihat sangat tegang dan tak bisa lagi mengontrol emosinya sendiri. Xavier bisa dengan cepat menebak jika apa yang Aska alami saat ini, mengapa lelaki itu bisa sangat khawatir seperti ini, semua karena Aska mencintai Hana, dengan atau tanpa lelaki itu sadari.

"Kau sangat cemas dan bukankah ini karena kau mencintai Hana, Aska?" Xavier menyeringai puas.

"Jangan bahas ini sekarang, Xavier. Untuk sekarang, keselamatan Hana yang paling di utamakan ingat itu"

" Sebelum menghadapi Hana, kau harus memastikan perasaanmu terlebih dahulu , Aska. Jika tidak itu hanya akan semakin membuat Hana dan anak-anak kalian menderita" Entah mengapa Xavier merasa sangat emosional ketika mengingat anak-anak yang tidak diperlakukan dengan baik oleh orang tuanya.

"Meski perasaanku sudah berubah, tapi gue tidak bisa berubah pada Hana dan anak kami, Xavier.  Lo tau apa alasannya" Aska tak melihat Xavier sama sekali. Perasaannya kini tertuju pada Hana dan bagaimana sekarang istrinya itu.

"Terbuka, kalian bisa saling terbuka dan semuanya akan baik-baik saja . Hana akan memahami diri lo, Aska dan perlahan lo sendiri akan bersikap dengan lebih baik."

Aska tidak menjawab apa pun lagi, dia memilih diam hingga mereka sampai di depan sebuah gerbang tinggi yang sangat familiar untuk Aska.

Aska segera keluar dari mobil, membukakan gerbang dan seketika dia melihat sebuah rumah sederhana, rumah yang menjadi tempat tinggalnya bersama orangtuanya dulu dan rumah ini begitu menyimpan kenangan untuk keluarga mereka.

Mengapa baru sekarang dia mengingat semuanya dan mengapa dia tak pernah berfikir jika Hana ada di sini, dia pikir Hana pergi ketempat yang sangat jauh tapi ternyata begitu dekat dengannya. Wanita itu berada dimana jantung kehidupannya berada.

Aska segera berlari dengan perasaan campur aduk, dia harus segera membawa Hana pulang namun dia harus bersikap bagaimana agar istrinya itu mau ikut pulang dengannya.

Aska tau Hana begitu terluka hingga bisa meninggalkannya dan Kennan selama ini, dia tau dan dia tidak ingin membuat Hana semakin membencinya, Kennan masih membenci Aska dan Aska berharap Hana tidak terlalu membenci dirinya.

Rumah ini lenggang, tak ada seorang penjaga atau setidaknya satpam dan tukang kebun, Aska seketika merasa takut jika Hana sudah pergi lagi. Ya, jika tentang Hana dirinya selalu merasa sangat takut apapun itu bahkan selama ini dia takut Hana pergi jauh darinya.

Aska pikir dengan dia terus menyiksa Hana, meski tak ada cinta di antara mereka Hana tak akan pernah berani pergi darinya tapi nyatanya dia salah, sangat salah hingga membuat semua nya menjadi kacau seperti ini.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang