39

6.4K 194 9
                                    

"Kondisi pasien sudah membaik,  Janinnya juga untungnya masih bisa di selamatkan hanya saja kini kandungannya sudah sangat rentan"

Ucapan dokter di hadapannya membuat Aska tertegun. Istrinya benar-benar hamil kembali? Kali ini dia benar-benar bahagia karena itu tandanya Hana tidak bisa pergi darinya bukan.

"Istri saya benar-benar Hamil?" Aska berseru sangat bahagia dan merasa lega juga karena anaknya yang sekarang tidak gugur seperti Hasa dulu.

"Benar, Tuan. Tapi saya tekankan jangan buat istri anda stres karena itu akan sangat berpengaruh pada janin yang sedang di kandung"

Aska mengangguk, dia tidak akan membuat Hana stres jika istrinya itu mau menuruti kemauannya.

Setelah dokter itu pergi, Aska langsung memasuki ruangan Hana. Istrinya sudah sadar dan menatap jendela dengan tatapan kosong seperti tak bersemangat.

Aska duduk di samping Hana dan memegang tangan istrinya itu dengan lembut penuh perasaan.

Hana yang merasakan hal baru menoleh dan menatap suaminya dengan tatapan kosong, Tidak ada lagi binar bahagia untuk suaminya itu, Hana sudah benar benar lelah.

"Kau sudah hamil lagi, Hana. Ucapanku benar bukan, kau tak akan bisa lari dariku" ucap Aska tersenyum senang.

Air mata Hana mengalir begitu saja, dia benar benar tidak bisa lari dari Aska? Sungguh kenapa tuhan tidak mengizinkannya lepas dari lelaki itu.

"Hana, jadilah istri yang penurut maka aku akan menyayangimu seperti yang kau inginkan" lelaki itu tak henti-hentinya menciumi punggung tangan Hana dan entah mengapa dia merasa jijik dengan perlakuan suaminya itu.

Hana sudah benar- benar muak sekarang.

"Gugurkan saja anak ini. Aku tidak menginginkannya" ucap Hana asal.

Aska menatapnya tajam lalu mengelus perut Hana yang masih rata seperti tidak sedang mengandung.

"Baby, jangan di dengarkan oke. Mima sedang marah saja" ucap Aska tepat di hadapan perut Hana.

Meskipun benci dengan perbuatan Aska, tak ayal perasaannya merasa bahagia karena saat mengandung Kennan Aska tidak pernah mau menyentuh perutnya sekalipun Hana memohon.

"Jaga anak kita, Hana. Aku akan memberitahu Mommy kabar gembira ini" ucap Aska laku meninggalkan Hana sendirian di ruang rawatnya ini.

Hana tertegun, memikirkan maksud dari kabar bahagia yang Aska ucapkan. Benarkah kehamilannya di anggap sebagai kabar bahagia? Apa maksud Aska kabar bahagia adalah penderitaan Hana yang tak akan berhenti, kebahagiaan Aska adalah mengikat Hana tetap dalam pernikahan ini?

Bagaimana mungkin jika Aska benar-benar menganggap bayi ini adalah kabar baik karena bahkan Aska tidak menyukai Kennan atau bahagia dengan kehadiran putra mereka.

"Sebenarnya apa Kamu itu mas, " lirih Hana. Tangan wanita itu mengelus perut nya dengan sayang, dalam hati dia mengucapkan beribu kata maaf atas perkataan buruknya pada janin yang kini berada di dalam kandungannya.

"Hana, Mommy dan Daddy akan kesini sekarang, sambil menunggu kehadiran mereka apa kamu ingin sesuatu?" tanya Aska terlihat antusias .

Entah lah, Hana merasa dia bukan Aska suaminya yang sangat cuek dan dingin. Lelaki di hadapannya itu terlihat seperti bunglon atau mungkin memiliki kepribadian ganda? Entah lah.

"Hana hanya ingin bercerai" ucap Hana masih kekeh dengan keinginannya. Ada atau tidak adanya janin  dia tetap ingin meninggalkan Aska.

"Hana, kamu sedang mengandung, Oke. Pasti emosimu tidak stabil jadi mari lupakan keinginanmu itu"

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang