6

7K 206 0
                                    

Hana pulang dengan tergesa-gesa ketika supir yang tadi mengantarnya mengatakan jika ibu dan ayah mertuanya sedang berkunjung. Hana rasanya sudah tak enak hati, dia takut jika orang tua Aska akan membicarakan hal yang tidak dia harapkan.

Sesampainya di ruang keluarga, dia sudah melihat orang tua Aska dan juga Aska yang sudah menunggunya cukup lama. Hana hanay tersenyum canggung dan menyalami orang tua Aska dan Aska.

Kali ini suaminya tak menolak atau kasar ketika Hana mencium punggung tangannya mungkin karena ada orang tua Hana di sini, Namun meskipun begitu, Aska mengeratkan tangannya yang di pegang Hana membuat wanita itu memaksakan senyum untuk menyembunyikan rasa sakit yang dia rasakan.

"Sayang, sini duduk dekat Mommy" ibu Aska menarik lembut tangan menantunya membuat Hana duduk di sampingnya.

Hana hanya duduk dengan canggung sembari sesekali menatap Aska yang memberikannya peringatan.

"Gimana Aska? Dia baik sama kamu kan, gak kasar kan?" tanya Kaila khawatir pada menantunya.

Tangan Kaila mengelus lembut wajah Hana membuat wanita itu mati-matian menahan diri agar tidak meringis atau orang tua Aska akan langsung mengetahui lebam di wajahnya.

"Aska baik, mom. Dia jagain Hana" ucap Hana pelan. Dalam hati dia terus berdoa dan meminta maaf karena sudah jadi pembohong di hadapan orang tua Aska.

"Baguslah, apa kamu sudah hamil?"

Hana tertegun dan tersenyum canggung mendengar pertanyaan dari Damian dia kebingungan untuk mengatakan apa karena ini adalah hal yang tidak akan mungkin terjadi karena bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama.

"Daddy gak usah ikut campur urusan Aska soal itu. Aska gak akan sentuh wanita lain selain-

"Kalian belum melakukannya? Mommy kecewa, mommy sudah menantikan menggendong cucu dari kalian" ucap Kaila sedih.

"Mom, Aska sudah menuruti untuk menikah dengan Hana lalu apa lagi yang kalian inginkan? Jangan memaksakan kehendak kalian suruh saja Anggara untuk cepat menikah."

Kedua orang tua Aska menghela nafas lelah, mereka saling pandang dan seakan mengatakan hal. Mereka menginginkan seorang cucu yang akan meneruskan bisnis keluarga setelah Aska jadi apapun akan mereka lakukan untuk itu.

"Hah, baiklah kalau begitu kami akan pulang" ucap Kaila nampak pasrah.

Aska melihat kedua orang tuanya yang terlihat pasrah, lelaki itu menatap Hana dengan pandangan malas, dia menyesap kopinya lalu bangkit menyeret tangan Hana menuju lantai dua dimana kamar Hana berada .

Hana pasrah ketika di seret oleh Aska, dia tau kalau Aska pasti akan kembali menyiksanya seperti biasanya lelaki itu lakukan. Aska selalu bebas menyiksa Hana meskipun itu di hadapan para pelayan sekalipun. Lelaki itu tak peduli karena pelayan di sini juga takut hanya untuk sekedar melindungi Hana dari amukan Aska yang kadang tanpa sebab.

Brakk

Tubuh kurus Hana terlempar begitu ringan membentur sisj ranjang membuat wanita itu meringis kesakitan. Tubuhnya masih terasa sangat remuk karena Aska juga melemparkannya hingga membentur wastafel di kamar mandi dua hari lalu.

Rasanya tidak ada hari tanpa memar di tubuh Hana, wanita itu sudah mulai terbiasa dengan kekerasan yang Aska berikan.

"Kau yang memberitahu orang tuaku kan? Jika bukan kau siapa lagi yang akan membuat mereka ke sini?" teriak Aska marah.

Aska mendengar suara mobil orang tuanya yang sudah menjauh membuatnya dengan leluasa menyiksa Hana tanpa perlu mengkhawatirkan mommy nya melihat kekerasan yang Aska lakuka.

"Aku gak bicara apapun, Mas. Bahkan aku gak punya ponsel bagaimana ku bisa menghubungi mereka-

"Mengelak" dengus Aska tak suka.

Aska diam ketika merasakan sesuatu yang berbeda dari dirinya. Rasanya, tubuh Aska mulai terasa panas dan terkendali terutama ketika melihat Hana, nafasnya memburu lantara menahan gejolak di tubuhnya dan juga rasa marah.

Askab Mengingat secangkir kopi yang tadi dia minum, sepertinya orang tua Aska memang tak berniat mengikuti kemauan Aska. Aska marah dan. menyeret Hana kasar dan membantingnya keatas ranjang. Tatapannya tajam dan menusuk Hana membuat wanita itu mundur ketakutan ketika Aska mulai berjalan mendekat kearahnya.

"M-mas...  apa yang-

" Kau sungguh wanita hina, kau sangat suka di sentuh olehku hah"

Aska mencengkram kuat dagu Hana membuat kukunya yang di biarkan sedikit panjang menancap pada kulit wajah Hana yang sangat halus.

"Jika ini yang kalian inginkan, maka terimalah siksaan baru dariku ,Hana" bisik Aska dengan suara serak yang menandakan jika dia kini sedang sangat marah.

Kemudian setelah itu penghuni rumah hanya bisa diam dengan iba ketika mendengar jeritan dan tangisan Hana sejak sore bahkan sepanjang malam tangisan Hana tak kunjung berhenti. Semua pelayan dan pekerja merasa iba pada wanita yang menjadi nyonya mereka, rasa iba kepada wanita yang selalu berlaku baik pada mereka yang hanya sebagai pelayan. Mereka yang sudah tinggal lama di sini tau perbedaan besar antara Hana dan nyonya sebelumnya. Dan mereka sangat menyayangi Hana meski tak pernah berani untuk menolong Hana dari Aska.

***

Hana meringkuk di ujung ranjang dengan selimut yang melilit tubuh polosnya. Tubuh polosnya sudah terdapat banyak memar hampir memenuhi seluruh tabuhnya bahkan kini bibir Hana sudah bengkak dan sedikir robekan di ujung bibirnya tak lupa bibirnya yang berdarah karena Aska yang menggigitnya tanpa perasaan. Mata Hana bengkak karena menangis berjam-jam sedangkan suaranya sudah sangat serak karena terus berteriak memohon pada Aska namun tidak digubris oleh Aska sedikitpun.

Aska memakai bajunya dengan santai tak sedikitpun Merasa iba pada  istrinya yang baru saja dia gauli. Aska bahkan meninggalkan Hana sendirian dikamar ini tanpa sedikitpun menoleh pada Hana yang sedang meringkuk ketakutan karena ulahnya.

Selama Aska melakukannya, bahkan tak ada perlakuan lembut atau kata kata manis yang Hana dapatkan melainkan  hanya kekerasan dan juga cacian serta makian yang Hana dapatkan dari Askaa.

Hana menangis tanpa suara, rasanya sakit meski dia melakukannya sebagai tugas seorang istri namun Aska tak pernah menganggap Hana sebagai seorang istri.

Hana masih ingat kata kata Aska yang semakin membuatnya sakit hati, ketika lelaki itu menyentuhnya dan mengambil kesucian Hana, Aska sempat tertegun namun kemudian mengeluarkan kata kata yang membuat Hana sakit hati dan sangat terluka.

"Meski kau memberikan keperawanan mu dan meskipun aku menyentuhmu, jangan harap kau ku anggap seperti istri. Ingat Hana, jika aku menyentuhmu itu seakan aku menyetubuhi wanita-wanita jalang di luar sana"

Hana menangis mengingat setiap perkataan Aska, lelaki yang menjadi suaminya itu bahkan tak pernah menganggap Hana sebagai istrinya walau sedetikpun meski dia sudah memberikan hidup nya, meski Hana sudah memberikan hati dan tubuhnya pada Aska, nyatanya lelaki itu tidak akan pernah menganggap Hana sebagai istrinya.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang