59

7.3K 177 19
                                    

Kesalahan terbesar dalam hidup adalah tidak menyadari perasaan cinta yang sebenarnya. Tidak menyadari jika selama ini hati sudah terisi oleh seseorang yang selalu kita sakiti.

Sedangkan mulut dengan lantang mengungkapkan cinta pada masa lalu yang terikat karena rasa tanggung jawab serta rasa bersalah.

Tuhan terlalu baik ketika mengirimkan wanita baik seperti dirimu, Hana. Aku, lelaki penuh dengan kesalahan ini, apalah pantas bersanding denganmu?

Tapi, izinkan aku sedikit bercerita tentang masa laluku, bukan sebagai alat meminta belas kasihan, tapi sebagai cerita dari sosok kejam dalam hidupmu dan putra kita.

Aku, Askara Marcelo De Lucas. Ya, nama panjangku yang baru aku ingat beberapa waktu lalu setelah kamu pergi meninggalkanku, Hana.

De Lucas adalah marga dari ibuku yang sudah lama wafat. Keluargaku dulu sangat bahagia, ayahku ayah yang baik dan sangat menyayangi ibuku.

Kami tinggal di rumah yang dulu kamu tinggali saat sedang mengandung twins. Dan seperti yang kamu tau, aku memiliki kakak kembar, namanya Aksara Marcelo De Lucas. Nama kami memang sangat mirip karena ibu kami dan ayah sangat ingin kami memiliki hak yang sama tanpa ada perselisihan soal nama yang lebih bagus. Sangat lucu bukan.

Tapi kebahagiaan itu tidak berlanjut lama, saat usia kami tujuh tahun keluarga kami di serang bandit, atau perampok? entahlah.

Aku dan Aksara selamat dan di rawat oleh kakek kami, Aksara hidup dalam tekanan dengan kata sempurna dari kakek sedangkan aku di abaikan dan selaku mendapatkan kekerasan. Ya, itu berjalan selama lima tahun. Aku melupakan banyak hal karena sering mendapatkan benturan yang hebat dari kakek. Hingga kakakku meninggal karena tidak kuat dengan tekanan, dan Aku dibawa oleh dua pasang suami istri mereka tante dan omku, tapi karena kondisiku yang tidak mengingat banyak hal mereka mengatakan jika aku putra mereka.

Tidak ada perubahan, aku masih terus di siksa namun Kaila memberikan sedikit perhatian hingga aku menyayanginya dan tidak mau membantah perkataannya.

Ya, salah satunya adalah menikahi gadis baik seperti Hana. Gadis polos yang tidak mengerti kejamnya dunia, ya setidaknya itu yang aku lihat dari Hana saat itu.

Tapi, aku tidak tumbuh di keluarga yang baik, banyak tekanan dari mereka membuatku selaku melampiaskan amarah pada wanita lemah itu, Hana. Ya dia yang sudah tiga kali mengandung janinku dan melahirkan anak-anakku yang sangat manis. Kennan sangat mirip denganku tapi kedua bayi kembar itu, setidaknya bayi laki laki mirip denganku dan bayi perempuan mirip dengan Hana.

Aku menyayangkan hal itu, sebaiknya putra-putri kami mirip dengan Hana saja, dia sangat cantik dan manis sedangkan aku, tidak apa, aku juga tampan terbukti pada Kennan yang menjadi anak tampan yang menawan.

"Mas, kau malah menatap cermin terus menerus? Cepatlah kasihan fotografernya " Hana memanggil Aska yang kini menatapnya dengan jahil.

"Hana sayang, kau sungguh tidak sabaran ya," Aska terkekeh kecil dan menghampiri Hana yang kini sudah siap bersama Kennan dan dua bayi mungil yang menggemaskan.

Aska tersenyum lebar, dia duduk di samping Hana dan mengambil alih bayi perempuan untuk dia gendong.

"Eve bersama Papi ya, nanti baru El yang sama Papi" ucap Aska lembut.

Hana tersenyum, kini dia menatap Kennan merapuhkan rambut putranya yang sedikit berantakan.

"Kakak mau di tengah Mima dan Papi?" tawar Hana

Kennan mengangguk dan duduk di antara Hana dan Aska. Keluarga kecil itu tersenyum lebar menatap kamera mengambil banyak gambar dengan berbagai pose dan posisi hingga mereka puas dan mendapatkan banyak kenanga.

Setelahnya mereka berjalan bersama, keluar tempat poto dengan satu baby sister yang menggendong baby El sedangkan baby Eve Hana yang gendong.

"Terimakasih atas semuanya, Mas" ucap Hana tulus.

Aska tersenyum lalu mengangguk pelan." Terimakasih juga, Hana. Selama ini kamu adalah istri terbaik"

"Aku titip Kenn, Mas. Jangan lupa kalau putra kita alergi seafood" Hana mengingatkan Aska.

Lelaki itu mengangguk dengan tangan yang menggenggam tangan Kennan erat sedangkan putra mereka, Kennan menatap ibunya dengan tatapan yang seakan ingin menangis namun sebisa mungkin dia tahan.

"Kennan baik-baik dengan Papi ya, sayang. Kalau Kennan kangen Mima, kapanpun hubungi Mima ya, meski sekarang Kenn tinggal sama Papi, tapi rumah Mima itu rumah Kennan sayang" Hana mengelus rambut Kennan sayang.

"Mima, kenapa Kenn harus tinggal sama papi?"

Pertanyaan polos dari Kennan membuat Hana tak kuasa membendung air matanya. Dia benar benar tidak  tega pada putranya yang selalu menjadi korban tapi, semuanya sudah mereka pikirkan dengan baik-baik walau tentu banyak hati yang tersakiti.

"Kenn sayang, bersama Papi tidak seburuk itu, sayang. Papi kan juga menyayangi Kennan, terus, setelah dua tahun, setelah adek adek bayi sedikit besar Kennan akan tinggal sama Mima, Kennan akan bebas mau tinggal di Mima atau Papi, tapi sekarang Mima takut mengabaikan Kennan karena terlalu fokus pada adek adek nya kennan sayang "

Kennan menangis namun dia langsung menghapus air matanya dengan cepat lalu tersenyum lembut seakan dia senang dengan semuanya.

"Oke mima, Mima pasti sibuk kan? Kenn akan baik sama Papi, dan Kenn sama papi akan datang ke rumah Mina untuk ketemu Mima dan adek-adek"

Hana menangis memeluk Kennan, dia bukan tidak ingin membawa Kennan bersamanya, tapi dia tidak mau putranya terabaikan karena dia mengurus dua bayi yang tidak mudah. Serta, Aska tidak mungkin di tinggalkan oleh semuanya.

Aska sudah menyayangi anak-anaknya jadi biarkan dia mendapatkan Kennan untuk tinggal bersama lelaki itu.

"Tunggu kennan sama adek-adek besar ya, nanti dimanapun kalian ingin tinggal, Papi dan Mima tidak akan mempermasalahkannya" Kali ini Aska ikut berjongkok memberikan pengertian pada Kennan.

"Iya, Papi"

Aska kemudian mengelus pipi lucu putrinya baby Eve, "Adek yang baik ya, jangan buat mima lelah, Papi sama kakak Ken akan sering datang buat lihat kalian"

Aska mengecup baby Eve dan Baby El bergantian. Berjauhan dengan anak yang masih bayi memang menyakitkan, tapi dia sudah bilang bukan, jika apapun putusan Hana, dia akan menerimanya.

"Hana, terimakasih" ucap Aska pada Hana.

Hana mengangguk lembut lalu keduanya saling berpelukan, tidak erat sebab mereka tau batasan dan baby Eve yang berada di antara mereka.

"Semoga kita jadi orang tua yang baik untuk anak-anak, mas" ucap Hana namun kini kedua mata teduh itu mulai berembun.

"Semoga mereka bisa bahagia meski tidak dalam keluarga yang utuh" bukan hanya Hana, Aska juga sudah berkaca kaca tapi semuanya sudah menjadi akhir dari keputusan keduanya.

"Selamat jalan" ucap Hana dan Aska berbarengan. Keduanya tersenyum namun detik berikutnya saling berbalik dan berjalan dengan jalan yang berbeda.

Harus ada yang di lepaskan demi sebuah kebaikan, ya, kebaikan tidak harus terus bersama.

Definisi cinta tidak harus memiliki adalah Hana dan Askara, mereka kini saling mencintai namun satu sama lainnya, mereka tau bersama adalah luka, terlaku banyak yang membuat keduanya terluka.

"Dan pada akhirnya, denganmu adalah luka dan tanpamu adalah luka terbesar. Tapi aku memilih luka terbesar karena tidak bersamamu karena aku tidak ingin bersamamu menjadi alasan lukaku"_ Hana

"Kesalahan terbesar adalah tidak mengetahui isi hati sendiri, namun luka terbesar adalah perasaan menyesal dan tak bisa berbuat apapun. Hana, aku tidak ingin di kemudian hari aku menyakiti hatimu, aku menyetujui keputusanmu adalah demi dirimu dan demi cintaku"_Askara

"Kenn ingin hidup bahagia, tapi kebahagiaan Mima dan Papi adalah hal yang Kenn selalu minta pada Tuhan"_Kennan Marcelo De Lucas

END

Oke Semua, Gimana Akhir Dari Kisah Ini?

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang