23

5.5K 159 4
                                    

Aska menggeram kesal. Anak ini selalu tak menuruti perkataannya dan selalu menguji emosinya. Aska kini menatap Hana dengan tatapan tajam penuh tekanan."Hana"

Hana mengangguk kaku lalu kembali mengelus bahu kecil Kennan. Hana sebenarnya juga tidak ingin berjauhan dengan Kennan, namun Aska selalu memiliki kehendaknya sendiri.

"Ken sayang, Mima akan selalu sama Ken oke? tapi selama di sini ken tidurnya sendiri aja ya, Mima harus temani Papi tidur" ucap Hana berusaha membuat Kennan mengerti dengan perkataannya.

"Tapi Papi sudah besal" rajuk Kennan kesal.

Hana terdiam, mengapa Kennan terlihat sangat berani melawan bukankah dia selalu nya menjadi anak yang penurut dan cenderung takut pada Aska?

Sedangkan Hana yang terdiam, Aska malah melotot tak terima. Dia butuh Hana di satu kamar dengannya bukan karena dia tak ingin jauh dari Hana atau takut sendiri, tapi karena kebutuhan biologis dan juga kepentingan bisnis. Jika ada yang tau mereka tidak satu kamar, bukankah akan menaruh rasa curiga?

"Ken" tegur Hana.

"Papi sudah besal, Mima. Jangan jauh dari Kenn" Ken merengek tak mau di pisahkan.

Aska memijat pangkal hidungnya kesal, Kennan, anak sialan ini sangat merepotkan. Inilah alasan mengapa dia tak pernah mau membawa anak ini ke acara formal seperti ini.

"Gara,  bawan anak ini" perintah Aska.

"Tuan, apa sebaiknya anda mengalah?" Gara memberikan nasehat.

"Tidak. Kau ambil alih dan bawa dia masuk" perintah Aska mutlak.

Gara sempat berfikir sejenak sebelum sebuah rencana masuk di kepalanya yang pintar ini.

"Tuan, bukankah akan lebih nyaman jika kalian tinggal di sebuah apartemen? di sana tentu privasi kalian akan terjaga dan-

"Terserah kau saja" jawab Aska singkat lalu pergi dari hadapan Gara.

Aska sangat kesal dan tidak suka mendengar suara tangisan anak kecil, itu terlalu memuakkan bagi Aska. Tangisan Kennan itu sangat mengganggu bagi Aska.

Kepergian Aska membuat Kennan berhenti menangis. Dia kini menatap punggung tegap lelaki yang dirinya panggil Papi dengan tatapan menyesal.

"Papi pasti marah sama Ken, ya, mima?" tanya Kennan sesenggukan.

Hana menggeleng, dia menatap Aska yang sudah menjauh dengan tatapan rumit. Sebenarnya ada apa dengan Aska, apakah tangisan Kennan sangat mengganggu lelaki itu atau-

"Nyonya, kita tidak jadi menginap di sini karena tuan sudah menyuruh menyiapkan apartemen untuk nyonya dan tuan. Di sana privasi kalian akan lebih terjaga," jelas Gara.

Hana mengangguk, kenapa tidak dari awal saja mereka memilih apartemen?

***

"

Hana ini, sangat baik ya, rasanya sangat di sayangkan jika dia yang jadi istri dari Aska"

Hana hanya tersenyum canggung ketika istri dari Daniel Sky.

Mereka sekarang sedang menghadiri pesta ulang tahun putri kecil keluarga Sky, ini lah alasan mengapa mereka harus lama di negara ini karena sangat banyak acara yang harus mereka datangi di sini dan acara pertama adalah acara ulang tahun ini.

"Kak Daisy juga baik, cantik pula" jawab Hana balik memuji.

"Aku tak sebaik yang di lihat, Hana. Jika kau tau, aku pernah membuat suamiku babak belur hanya karena aku mengira dia selingkuh" Daisy tertawa dan menatap suaminya yang kini meringis terbayang kejadian yang istrinya maksud.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang