31

5.7K 155 4
                                    

Seperti pagi biasanya, Hana sudah menyiapkan pakaian untuk suaminya berangkat bekerja, pagi ini Hana terbangun di kamar Aska dan itu adalah satu hal baru di hidupnya.

Pertamakali Hana tidur bersama Aska hingga bangun di kasur yang sama adalah ketika mereka di negara X atau mungkin di kamar Hana, namun pagi ini tentu berbeda karena mereka terbangun di kamar Aska membuat Hana sedikit merasa senang.

" Hari ini suasana hatiku sedang baik, kamu boleh meminta satu keinginan" ucap Aska yang langsung membuat Hana menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Benarkah? apa kali ini Aska akan melakukan apa yang Hana inginkan?

"Benarkah? "

"Jika tak ingi ya-

"Hana ingin menemui ibu di rumah sakit. Dokter bilang kondisinya sedikit memburuk" ucap Hana cepat sebelum Aska berubah pikiran.

Aska mengangguk saja, menurut Aska permintaan Hana tidaklah merugikannya dan tidak ada salahnya membuat Hana bertemu dengan ibunya bukan.

"Mulai sekarang, tiap hari selasa kamu akan bertemu dengan ibumu, Hana" ucap Aska tanpa merasa keberatan.

Hana bahagia bahkan saking bahagia nya dia sampai memeluk Aska erat sebelum berlari seperti anak kecil yang kesenangan.

Aska menatap kepergian istrinya dengan tatapan rumit, pelukan Hana membuat hatinya sedikit berdesir hangat. Lelaki itu nampaknya mulai goyah oleh kesabaran istrinya.

"Clau, aku sudah tidak mencintaimu, maaf kali ini hidup memang harus tetap berjalan" ucap Aska lalu meninggalkan kamar miliknya. Kamar yang sebenarnya tak pernah berisi kenangan tentang Claudia. Hanya sebuah pigura yang menjadi kenangan tentang Claudia.

" Pagi papi" sapa Kennan ketika Aska memasuki ruang makan.

Aska menatap anak itu dengan tatapan rumit, Kennan nampak sangat ceria menyambut kedatangan Aska padahal selama ini dirinya tak pernah menyayangi Kennan atau sekedar menyambut sapaan ceria itu dengan baik.

Meski sadar, namun yang bisa Aska lakukan hanyalah diam dengan wajah datarnya mengabaikan Kennan yang kini sudah duduk manis di hadapannya. Bahkan Aska mulai sibuk dengan tablet di tangannya.

"Papi, Ken idah sekolah kan, boleh anterin Ken ke sekolah?" pinta Kennan lembut.

Anak itu ingin di hari pertamanya sekolah, sang ayah yang mengantarkannya, Kennan ingin di hari spesial untuk ya ini dia bersama kedua orang tuanya.

"Papi sibuk, Ken sma mima saja ya" ucap lembut Hana yang baru saja datang dengan tas kecil di tangannya.

"Mima mau anterin Ken?"

"Tentu, setelah itu kita ke nenek ya, Ken mau?" ajak Hana membuat Kennan menyetujuinya dengan semangat.

Aska tak menanggapi keduanya, dia memilih sarapan dengan tenang sembari tanpa sadar menyimak percakapan ibu dan anak itu.

"Mima, om Angga kemana? ko Kennan gak lihat dia sih" Kennan mencari ke penjuru ruangan namun tak ada lelaki yang semalam menemaninya tidur.

"Om Anggar ya, Mima juga tidak melihatnya"

"Ih, om Angga curang deh. Dia gak nepatin janjinya" kesal Kennan.

"Om Angga bilang dia mau ngantelin Ken sekolah sama Mima, pokonya nanti Kenn mau marahan sama Om Angga" Ucap Kennan dengan tatapan kesal, terlihat jelas jika anak lelaki itu sangatlah kesal.

Sementara itu, Aska diam diam tersenyum puas, Aska tau semalam Anggara melewati kamarnya dan setelah cukup lama dia mendengar samar suara mobil yang pergi dari rumah.

Rencana lelaki itu berhasil, Anggara pergi seperti maunya. Semudah itu? Tentu karena Aska tau jika Anggara tak mungkin sanggup bertahan lama setelah kejadian semalam.

"Ken jangan seperti itu, om Angga bisa jadi sedang ada urusan mendesak" ucap Hana lembut.

Bukan tanpa alasan dia berucap seperti itu, tapi mungkin saja Anggara memang memiliki urusan lain hingga pulang di tengah malam .

"Emang gitu ya?" tanya Kennan bingung.

Hana mengangguk sebagai jawaban, dia ingin putranya tak mudah ngambek atau bertindak dengan hanya pemikirannya saja, dia ingin Kennan belajar memahami situasi sebelum menyimpulkan segala sesuatu.

Mendengar Hana yang seperti membela Anggara membuat Aska tak suka, dia menatap wanita yang kini tengah sibuk dengan putranya . Aska menatap Hana dengan tatapan rumit yang sulit untuk di jelaskan.

"Mas, Hana pergi dulu ya, Hana mau nganterin Kenn ke sekolah" ucap Hana hati hati karena melihat Aska yang terlihat seperti sedang tidak dalam kondisi baik.

"Pergi lah" ucap Aska ketus.

Hana mengangguk, dia mengecup singkat punggung tangan Aska lalu pergi bersama Kennan sebelum mereka makin kesiangan.

Aska, dia menatap punggung tangannya yang di kecup oleh Hana, ada perasaan aneh dalam dirinya, perasaan yang tak pernah bisa dia jelaskan pada dirinya sendiri. Tapi, yang paling dominan dari perasaan ini adalah rasa hangat di hatinya.

"Tuan, nyonya dan tuan muda pergi sendiri apa tidak sebaiknya-

"Biarkan saja. Mereka butuh sedikit kebebasan"  ucap Aska yang tentu kata-kata terakhirnya hanya bisa dia ucapkan di dalam hati.

Gara tersenyum tanpa di sadari, satu perubahan besar karena Aska mengizinkan Kennan untuk sekolah seperti biasanya karena selama ini Kennan selalu homeschooling dan pelajarannya lebih berat dari anak seusianya.

"Tuan muda terlihat sangat bahagia, saya rasa dia akan semakin menyayangi anda, Tuan" ucap Gara dengan senyum tulus.

Gara adalah salah seorang saksi bagaimana hubungan keluarga kecil ini, dia yang selalu berdoa kebaikan untuk keluarga kecil ini dan kini melihat sedikit demi sedikit hubungan mereka yang mulai membaik, rasanya dia yang lebih bahagia di sini.

"Malam ini kau lembur" ucap Aska lalu pergi meninggalkan Gara yang terpaku di tempat.

"Hais, tuan aku tak butuh banyak kerjaan, aku butuh liburan" lirih Gara frustasi.

Lelaki itu menatap jadwal Askara dan itu penuh, belum lagi pekerjaan yang sudah menumpuk menunggu di periksa, namun ketika bosnya berbicara seperti itu dan langsung pergi, Gara tau kemana lelaki itu akan pergi.

Gara langsung melihat kalender dan tepat saja, hari ini adalah tepat lima tahun peringatan kematian Hasa, Tuannya pasti menghabiskan waktu di pemakaman serta melakukan hal yang sudah dia lakukan sejak lama.

"Oke, tuan, aku harus mengatur ulang jadwal mu, aku tak mungkin memaksamu di hari penting ini" ucap Gara pasrah lalu berjalan pergi menuju kantor untuk mengerjakan tugasnya.

Semoga saja tuan berbaik hati memberikanku tiket liburan dua minggu di bali.

Itu hanyalah harapan Gara tentu saja karena Aska sangat jarang memberikan waktu libur terutama sejak mereka tidak memiliki sekertaris lain.

****

Haiii

Maafin Nola yang gak up dah lama yaa,
banyak tugas harap di maklumin.

Maafin juga dua part ini gaje karena emang lagi stres gak punya cara nuangin ide.

Nola juga agak lupa sama part sebelumnya, jadi harap di maklumin hehe😅

See youu babayy

 

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang