49

5.2K 176 12
                                    

Brakk

Pintu terbuka dan hanya ada kekosongan. Aska terdiam, di sini hanya ruangan ini yang belum Aska periksa dan ternyata kosong. Sebenarnya dimana Hana dan Kaila berada.

"Aska, gue dan yang lainnya mantau kalau Kaila pergi sama Damian, tapi Hana gak terlihat sama sekali kemungkinan,"

"Selidiki mereka, tangkap dan lakukan sesuai kebiasaan kita. Hana, biar gue yang cari di klinik ini" Putus Aska.

Dia mematikan panggilan, membuang asal earphone dari telinganya. Sebaiknya mereka memang berpencar demi keselamatan banyak orang dan demi kemudahan pekerjaan mereka. Aska akan fokus mencari Hana sedangkan dua dalang  dari  kerumitan hidup Aska biarlah Xavier yang menangkapnya.

"Hana" Aska menggumamkan nama wanita yang dia cintai tanpa sadar.

Kali ini, dia tau perasaannya. Dia memang mencintai Hana, dia boleh menepis semua perasaannya yang malah akan semakin besar. Ternyata, seperti ini rasanya mencintai, dan selama ini dirinya sudah mengabaikan rasanya di cintai.

Hana benar-benar wanita tulus yang mencintainya tanpa sebab. Sekarang semuanya akan lebih mudah karena Aska sudah menyadari perasaannya.

"Tunggu, Hana. Tunggu lah dengan tenang, aku akan menjemputmu " dengan semangat laki-laki itu terus bergumam.

Aska bahkan menaiki tangga dengan senang hati, mencari keberadaan Hana di klinik ini cukup menguras tenaganya. Perasaannya menggebu-gebu, kenapa dia selalu terlambat menyadari perasaannya sendiri, Aska bahkan baru menyadari perasaannya untuk Claudia hanyalah sebatas rasa bersalah.

Brakk

Sebuah pintu Aska buka dengan kasar membuat seorang wanita yang tengah duduk dengan santai menatap Aska terkejut.

"Dimana Hana," tanya Aska tak sabaran dan mati-matian menahan emosi pada wanita di hadapannya ini, sedikit heran karena Xavier bilang lelaki itu melihat Kaila pergi dari tempat ini.

Akh, mungkih hanya sebagai bahan pengecoh saja, tapi memang benar dia hampir terkecoh untung saja masih tetap kekeh berada di tempat ini.

"Hana, ya, Kamu mungkin sudah terlambat. Dokter sedang-

"Sialan. Jika terjadi sesuatu pada Hana, kau akan menanggung akibatnya" bentak Aska.

Lelaki itu hendak memasuki sebuah pintu yang tertutup, dia pikir di sana adalah tempat Hana berada. Tapi, belum sempat dia menggapai pintu, Kaila menarik dirinya dengan kuat.

"Kau tak akan pernah bisa me-

Plakk

"Dengar. Orang-orang serakah seperti kalian tidak akan pernah bisa menang. Kalian ingin uang? ingin harta ibuku? Silahkan. Tapi sedikit saja kau membuat istriku terluka, Kau akan menderita. Kaila." tekan Aska.

Lelaki yang sebelumnya menghormati dan menyayangi sosok yang dia anggap sebagai ibunya, lelaki yang tidak pernah bisa membuat wanita itu menangis dan lelaki payah yang mudah dikendalikan. Sosok itu sudah hilang, lenyap oleh kenyataan pahit yang membuat hatinya sangat pedih, kenyataan yang membuatnya tersadar dengan semua yang sudah terjadi.

"Kamu sangat menghancurkan hati mommy, Aska. Kamu benar-benar sudah berubah jadi anak yang tak tau diri sejak-

" Cukup. Cukup kau berakting seperti itu karena aku sudah muak. Diam disini dan jangan harap bisa mengontrol diriku lagi." Aska mundur, masih menatap Kaila penuh peringatan.

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya berdiri santai, sangat mencurigakan namun Aska tidak peduli. Dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Hana jadi dia lebih memilih masuk tanpa menghiraukan Kaila.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang