18

6K 164 0
                                    

~•~

"Sebenarnya, untuk apa aku bertahan?"
_Hana

~•~

"Cepat masak. Kami sudah lapar" ucap sinis seorang wanita yang kini duduk sembari memeluk posesif pinggang Aska.

Hana semakin menunduk ketika melihat Aska dengan posesif pula merangkul wanita itu. Mereka tak mempedulikan Hana dan perasaannya. Tidak kah Aska memikirkan Hati Hana? Dia harus tinggal di rumah yang setiap sudutnya adalah kenangan wanita lain dan kini dengan kondisi tubuhnya yang penuh dengan rasa sakit Aska malah membawa wanita lain ke rumah ini menambah sakit yang Hana rasakan.

"Mas, siapa wanita itu?" lirih Hana.

Aska tersenyum sinis dan berdiri menghampiri Hana menarik dagu wanita itu. Aska mencondongkan tubuhnya mensejajarkan wajah mereka berdua.

"Dia adalah, salah satu jalangku, apa kau keberatan?" ucap Aska dengan senyum sinisnya.

Hana tak menjawab apapun namun satu tetes air matanya sudah menjawab semua pertanyaan Aska.

Aska mendatarkan wajahnya dan menghempaskan tubuh Hana begitu saja hingga limbung kelantai.

"Aku sudah bermain wanita sejak awal. Jadi cepat siapkan makanan" perintah Aska lalu pergi menuju ruang kerjanya. Dia muak melihat Hana yang mungkin saja akan menangis setelah ini.

Sepeninggalan Aska, Hana langsung menghapus air matanya dan berjalan menuju dapur. Ya, Aska benar. Apapun yang terjadi itu ada di kehendak Aska bagaimana mungkin dia bisa melarang atau berbuat  hal yang dapat memb,,at Aska marah?

Ketika Hana sedang fokus memasak, wanita tadi datang menghampiri Hana dan mengamati setiap pergerakan Hana bahkan ketika Hana sudah selesai dan berniat menghidangkan makanan untuk Aska dan wanita itu di atas meja.

"Kamu istri Aska yang terpaksa dia nikahi itu?"

Satu pertanyaan itu membuat Hana berhenti sejenak. Tertegun, apakah Aska menceritakan tentang pernikahan mereka pada wanita itu? bukankah di luar sana Aska selalu bersikap baik dan seakan mereka menikah dengan penuh cinta?

"Kamu tidak seharusnya bertanya tentang pernikahan kami" ucap Hana lalu pergi berusaha mengabaikan.

"Ah, rupanya begitu ya. " wanita itu tersenyum lebar. Dari sini saja dia tau bagaimana keadaan pernikahan Aska dan juga Hana.

"Aku akan mendapatkan Aska dan mengusir mu dari  rumah ini" ucap wanita itu bangga dan langsung duduk di kursi makan, tempat yang biasanya Hana duduki.

Hana ingin menyuruh wanita itu pergi namun dia urungkan karena tau ini tidak akan berguna. Dia memilih bungkam dan menyiapkan makanan di atas meja hingga saat Aska datang dia ingin menyiapkan makanan untuk lelaki itu namun wanita tadi dengan tak tahu malunya merebut paksa dan mengisi makanan di piring Asla sesuai keinginan wanita itu.

Hana diam mencengkram baju rumahannya melihat kelakuan wanita itu, namun lebih menyakitkan ketika dia melihat Aska yang hanya diam dan lebih memilih makan tanpa protes sedikitpun.

"Kenapa kau tetap di sini?" tanya wanita itu  dengan sinis.

Hana diam tak menanggapi membuat wanita itu kesal dan menggoyangkan tangan Aska yang sedang makan membuat lelaki itu kesal.

"Pergilah!. Kau mengganggu makanku!" Aska berteriak marah pada Hana.

Hana terkejut tentu saja, di usir padahal dia tidak melakukan apapun dan itu semua karena Aska mendengarkan perkataan wanita itu.

"Mas, Hana-

"Pergi dan bereskan kamarku untuk nanti malam kami tidur" ucap Aska tidak ingin mendengarkan alasan Hana.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang