13

6.3K 179 1
                                    

Hana sudah menyiapkan berbagai makanan kesukaan Aska di atas meja makan, malam mulai larut namun lelaki itu tak kunjung muncul di ruang makan.

Entah kemana Aska pergi, Hana sudah menunggu suaminya itu selama berjam-jam bahkan mungkin makanan ini sudah mulai dingin. Hana tak berani jika harus menghampiri Aska ke kamarnya atau mungkin ke ruang kerja suaminya itu, penyiksaan Aska hari ini membuatnya sedikit enggan untuk mengganggu Aska meskipun biasanya dia akan menemui lelaki itu saat sudah waktunya makan.

Sibuk dengan lamunannya sampai membuat Hana tak sadar dengan suara derap langkah kaki yang menggema di setiap sudut ruangan, wanita itu bahkan tidak sadar saat sosok yang sekarang berada di pikirannya kini sudah duduk di kursi biasanya.

"Kau akan tetap diam dan tidak melakukan tugasmu?!"

Suara berat Aska menyadarkan Hana membuatnya menatap Aska dengan tatapan terkejut lalu menunduk kembali merasa takut dan tidak nyaman.

"Biar Hana panaskan dulu makanannya, mas" ucap Hana pelan.

"Tidak perlu."

Wanita itu menatap pada suaminya dan langsung berdiri dengan sigap menyiapkan makanan untuk suaminya. Hana langsung mengambilkan nasi dan masakan yang sudah dia buat tanpa bertanya apa yang Aska inginkan karena dia yakin Aska tidak akan menolak makanan kesukaannya.

Hana tidak bersuara lagi bahkan sesudah menyerahkan makanan untuk Aska. Wanita itu tetap bungkam sambil menunduk kecil. Dirinya sangat lapar kali ini, dia belum makan karena menunggu Aska sedari tadi.

Aska terdiam menatap Hana aneh, wanita di samping kanannya ini terlihat sedikit berbeda dari biasanya, Hana terlihat lebih murung dengan bibir pucat. Wanita itu juga terus diam tanpa sedikitpun mengeluarkan kata kata seperti biasa.

Aska tak peduli hanya saja ketika melihat sesuatu yang sudah biasa terjadi namun kini tak terjadi lagi, rasanya itu sedikit mengganggu pikirannya.

Aska membuang pandangannya dari Hana, untuk apa dia mempedulikan wanita yang menurutnya perusak kehidupan ini, dia lebih baik makan lalu pergi kembali untuk melanjutkan pekerjaannya.

Aska mulai menikmati makan malamnya namun sebuah suara membuat Aska berhenti dan menatap Hana yang kini sudah menunduk dengan memilin bajunya sendiri. Aska yang melihat itu tanpa terduga tersenyum tipis . Lelaki itu merasa tingkah Hana sedikit lucu, ya sedikit lucu.

"Makanlah " ucap Aska dengan suara khasnya. Lelaki itu sudah menghilangkan senyuman di wajahnya, kini wajahnya sudah kembali datar.

Hana menunduk semakin dalam dengan remasan di bajunya yang semakin kuat. Dirinya malu, sungguh sangat malu ketika bunyi dari perutnya yang kelaparan ini sampai terdengar oleh Aska. Bagaimana bisa perutnya bersuara begitu saja, bahkan Hana sedari tadi sudaha mati matian menahannya karena tak mau mengganggu kegiatan makan malam Aska.

"Makan jika tidak mau aku makan!"

Mendengar penuturan Aska yang terkesan jengah dan penuh penekanan, Hana langsung membalik piring di hadapannya dn mengisinya dengan makanan yang dirinya inginkan. Meski terkesan terburu buru, tapi dia tetap berhati hati supaya tak mengeluarkan suara yang dapat mengganggu Aska.

Aska lagi lagi tersenyum tipis melihat kelakuan Hana. Biarlah dia menikmati sedikit kelakuan Hana yang terlihat sedikit menggemaskan ini. Ya, hanya sedikit tidak akan merubah apapun di antara mereka.

Setelah itu, keduanya makan dalam diam dengan tenang, tak ada yang bersuara tak ada keributan. Yang ada hanya ketenangan dalam menikmati makanan. Untuk kali ini, Hana merasa sangat bahagia, ini makan malam pertamanya biasa duduk berdua  dan makan bersama dengan Aska. Entah hal ini akan dia rasakan lagi atau tidak, tapi biarkan Hana merasakan ini dan menikmati makan malam kali ini dengan kebahagiaan.

Setelah mereka selesai makan, Hana langsung membereskan meja makan dan merapihkan nya. Sedangkan Aska, lelaki itu tetap diam memperhatikan gerak gerik Hana dengan tatapan tajam. Lelaki itu memindai setiap yang di kerjakan oleh wanita yang orang-orang tau sebagai istrinya. Istri? Aska rasanya ingin mengumumkan kepada dunia jika dia tak menginginkan istri seperti Hana. Wanita lemah yang selalu menangis dan memohon setiap kali Aska berlaku padanya.

Bagi Aska, Hana itu penghancur yang gila uang dan kuasa tetapi wanita itu lemah, sangat lemah hingga membuat Aska menatapnya dengan jijik. Wanita itu ternyata sangat licik, seakan lemah namun dia mendapatkan segala yang dia inginkan.

"Apa mas ingin kopi?" tanya Hana setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Tidak. Saya hanya ingin mengingatkan posisi kamu di rumah ini. Jangan bersikap seenaknya, saya tak pernah menganggap mu istri jadi jangan seenaknya di rumah ini apalagi seperti tadi yang malah keluyuran. Lain kali itu tidak boleh terjadi jika tidak ingin hal yang lebih buruk terjadi" ucap Aska dingin.

Hana menunduk, ya dia tau jika ini adalah kesalahannya. Dia yang bersalah di sini karena melanggar peraturan suaminya, apapun yang di katakan Aska memang peraturan, kan?.

"Iya, Hana tidak akan melanggar lagi" lirih Hana.

"Dan satu lagi, mulai sekarang di depan banyak orang, berpura-pura lah menjadi pasangan yang baik. Jangan sampai membuat kesalahan jika tidak ingin ibumu kekurangan biaya" ucap Aska lalu meninggalkan Hana yang masih terdiam mencerna kata-kata dari Aska.

Lelaki itu kini berjalan dengan langkah pasti, ya, tidak ada salahnya memanfaatkan pernikahan ini untuk urusan bisnis. Hana, wanita itu juga bisa dia gunakan untuk meraih kerjasama dengan banyak perusahaan besar lainnya.

Kesetiaan dalam bisnis juga selalu menjadi bahan pertimbangan, jadi tidak ada salahnya menggunakan Hana. Wanita itu sudah memanfaatkan uang Aska untuk perusahaan ayahnya dan pengobatan ibunya, jadi kali ini biar Aska yang memanfaatkan Hana dalam urusan perusahaan dan nafsunya sebagai laki laki.

"Siapkan semuanya, jangan sampai kalian membuat kesalahan" ucap Aska pada bawahannya dari telpon.

Lelaki itu sedang menyiapkan sesuatu, ya, tak harus banyak orang yang tau tentang ini termasuk Hana. Biarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan tanpa diketahui atau di bantah siapapun.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang