41

6.5K 207 0
                                    

"Rumah ini milik keluarga Marcelo, tapi sudah sangat lama tidak di tempat. Mommy yakin Aska bahkan tidak akan berpikir jika rumah ini yang jadi tempat persembunyianmu" ucap Kaila .

Keduanya kini sedang berada di hadapan rumah sederhana yang memang tak sebesar rumah Aska namun memiliki halaman yang cukup luas. Sekeliling rumah ini di batasi oleh tembok tinggi hingga sangat menjaga privasi Hana nantinya.

"Mommy, terimakasih dan maaf sudah terlalu banyak merepotkan Mommy" ucap Hana tulus.

Kaila mengangguk, dia mengelus pundak Hana dan membawa wanita itu untuk masuk kedalam rumah yang sudah bersih, katanya rumah ini memang di tempati oleh pembantu yang di bayar oleh Kaila dan Damian.

"Rumah ini, rumah pertama dari ayah Aska, dan di sini sebenarnya menyimpan banyak kenangan masa lalu, tapi ya karena kami semua sibuk, sudah tidak ada yang datang ke sini" ucap Kaila entah untuk apa dia bercerita pada Hana.

"Aska, pernah tinggal di sini?" tanya Hana pelan.

"Pernah. Saat dia masih sangat kecil, mungkin"

Entah mengapa namun mendengar kata terakhir yang Kaila ucapkan membuat sebuah kejanggalan terasa di  hatinya.

"Mommy harus kembali dengan cepat, jadi setelah ini biar Bik imah yang mengajak kamu keliling rumah, ya" ucap Kaila terlihat sangat buru buru.

Hana hanya mengangguk saja kebetulan seorang pembantu berusia sekitar lima puluh tahunan sedang berjalan menghampiri mereka.

"Saya pulang dulu, bik. Jagain Hana dan jangan lupa berikan vitamin yang sudah saya siapkan" ucap Kaila lalu dia pergi begitu saja dari rumah ini.

"Non, saya bik Imah yang akan menjaga non Hana selama di sini" ucap bik Imah membuat Hana mengernyit bingung.

Dia belum memperkenalkan dirinya namun bik Imah ini sudah mengetahui namanya? Hana tak ambil pusing, mungkin bik Imah tau dati Kaila yang mengabari kedatangan mereka.

"Silahkan non, saya ntar ke kamar"

Hana menurut, dia mengikuti langkah bik Imah yang membawanya menuju sebuah kamar dekat dengan ruang keluarga. Rumah ini memang berlantai satu, namun sangat luas jika harus di tinggali oleh mereka berdua. Hana jadi berfikir bagaimana selama ini  bik Imah tinggal di rumah ini sendirian, apakah dia tidak merasa takut.

"Non Hana ini, istrinya Den Aska ya? Bibi baru tau Den Aska udah nikah"

"Bibi tau Aska? Kecilnya dia di sini ya?" tanya Hana yang mulai penasaran dengan masa lalu Aska.

"Iya, tapi setelah- Eh bibi udah siapin baju-bajunya non Hana. Maafin bibi, Non ini belum rapih karena baru di antar tadi pagi"

Hana tercengang, bagaimana bisa semua pakaiannya sudah ada di sini? padahal tadi pagi Kaila sudah bicara tidak akan mengizinkan Hana untuk bercerai. Lalu baju ini.... Siapa yang menyiapkannya?

"Mommy yang siapin?" tanya Hana masih dengan rasa heran.

"Bibi gak tau, non. Tapi katanya dari keluarga Marcelo aja, gitu."

Hana semakin bingung namun dia tak ingin ambil pusing dengan masalah ini, perkara pakaian saja dan Hana tak mau terlalu memikirkan banyak hal untuk itu.

"Non, Bibi siapin makan dulu takutnya Non Hana nanti lapar" ucap Bik Imah lalu meninggalkan Hana yang sekarang berada di sebuah kamar yang cukup luas dengan nuansa putih dan cream. Kamar yang sederhana namun membuat Hana nyaman.

Hana merebahkan tubuhnya di atas kasur, memikirkan banyak hal yang terlintas di pikirannya.

Apakah semua yang dia lakukan sudah benar? Meninggalkan Aska dan meninggalkan semua masalah dalam hidupnya.

Please, Love Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang