Aroma khas mie rebus tercium memenuhi apartemen. Yang membuat sedang mengaduk, mencampurkan bumbu dengan mie yang sudah siap santap. Niat hati ingin menambahkan sosis, tapi ternyata stock sosisnya habis. Pada akhirnya dia hanya memakan mie rebus kosongan saja. Dia membawa mie ke dalam kamar lalu duduk di meja kerja berhadapan dengan laptop. Dia akan makan sambil mengerjakan sesuatu di sana. Setelah memsukkan sesuap mie yang masih panas ke dalam mulut, dia menggerakkan jarinya di atas keyboard, sesekali dia membenarkan kacamatanya.
Ting tong~
Dia mengernyit mendengar suara bel yang berbunyi. Siapa itu? Dia tak ada tamu yang akan datang hari ini dan juga tidak memesan apapun. Lalu siapa yang menekan bel?
Ting tong ting tong ting tong~
Bel ditekan dengan brutal. Dengan kesal pemilik kamar beranjak membuka pintu. Namun, sebelum dirinya membuka pintu, dia mengintip dari lubang pintu. "Perasaan gua ga ada minta cleaning service kemari," gumamnya.
Bel kemali berbunyi. Dia menghembuskan napas berat lalu membuka pintunya. Seorang perempuan dengan pakaian sangat tertutup, seperti APD, dengan membawa sebuah ember yang berisi alat pembersih lain, kain pel, dan sapu. "Siapa?"
"Minggir gue mau masuk!" Kata Chika dari balik masker. Ya orang itu adalah Chika. Tekatnya untuk membersihkan apartemen lelaki semalam tidak main-main.
"Saya tidak memanggil cleaning service kemari," jawabnya.
Chika membuka maskernya, tak terima dibilang Cleaning service. "Enak aja, gue cantik-cantik kayak gini dikatain cleaning service! Lo ga tau siapa gue?"
"Tidak. Saya tidak berminat untuk tau siapa anda. Anda mengganggu waktu saya," jawab lelaki itu lalu ingin kembali menutup pintu. Namun, Chika tanpa membuang waktu langsung menerobos masuk membawa alat-alat yang dia bawah.
"Tidak sopan masuk ke apartemen orang tanpa izin!"
"Gue ga peduli! Gue cuma mau tempat sampah ini bersih!" Chika mulai menyiapkan kantung kresek hitam besar untuk membereskan sampah-sampah yang ada di sini.
"Saya bisa membersihkan ini sendiri!"
"Kalau gitu bersihin sekarang! Gue paling ga suka lihat tempat kotor!" Kata Chika.
"Ini tempat saya, jadi terserah saya mau bersihin kapan."
"Karna lo udah bawa gue masuk ke sini semalam, dan menunjukkan tempat kotor ini, jiwa gue yang cinta akan kebersihan jadi pengen bersihin ini semua!" ungkap Chika menggebu-gebu.
"Wanita gila."
"Daripada lo banyak omong, mending bantuin gue bersih-bersih tempat lo!" Kata Chika.
"Saya malas. Banyak kerjaan yang harus saya urus."
"Kalau gitu jangan ganggu niat gue buat bersihin tempat sampah ini!" Kata Chika.
Lelaki itu memutar matanya malas kemudian berlalu pergi ke kamar untuk melanjutkan kegiatannya. Membiarkan saja apa yang akan Chika lakukan di sini. Lagipula tak ada barang berharga di sini, jadi jika Chika mau mencuri, apa yang akan dicuri diapartemennya?
Chika kembali memakai maskernya agar tal mencium bau sampah, dia mulai memunguti sampah-sampah botol dan plasti yang berserakan. "Huek!" Chika merasa mual, saat mengambil sampah plastik yang baunya menyengat, entah apa isinya itu. "Gila, betah banget dia hidup di sini," gumam Chika sambil terus membersihkan tempat ini.
Selanjutnya Chika menyapu, mengepel, mengelap meja, lemari, kursi sebersih mungkin. Dia tak akan membiarkan setitik debu terlihat dimatanya. Chika membuka sebuah buku yang tergeletak di atas meja dapur. "Asazeevano Baskara. Apa ini nama lelaki itu?" Pikir Chika melihat nama yang tertera dibalik buku itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/360061281-288-k775406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang penderita Mysophobia bertemu dengan seseorang penderita Agoraphobia? Bagaimana awal dari pertemuan mereka berdua?