13

2.5K 289 17
                                    

Semalaman Chika tidur di rumah sakit menemani Mamanya. Sedangkan Papanya pulang untuk bersih-bersih dan juga beristirahat di rumah. Pagi hari kembali menyapa, Chika sudah terbangun dari tidurnya dan dia sekarang sedang menyuapi Mamanya semangkuk bubur yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Sambil sarapan seorang ibu dan anak itu saling bercerita.

"Film terbaru kamu kapan tayangnya sayang?" Tanya Mama Chika.

"Kira-kira tahun depan Ma, mungkin sekitar tanggal 30 Februari," jawab Chika sambil menyuapkan lagi ke mulut Mamanya.

"Kamu bilang semalam udah punya pacar? Kok kamu ga ada cerita ke Mama? Kenalin dong sama Mama," celetuk Mama Chika, yang membuat Chika terdiam sesaat karena perkataanya semalam jelas berbohong.

"Emm, ada kok Ma. Nanti Chika kenalin," jawab Chika gugup tentunya.

"Ajak dia ke sini lah kenalin ke Mama. Kalau kamu mau kenalin Pacar kamu ke Mama, mama usahain bantu kamu biar Papa ga maksa buat nerima perjodohan yang ga kamu sukai itu." Mendengar pernyataan sang Mama, Chika jadi berpikir untuk mengenalkan Zeevao, sebagai pacar bohongannya. Karena lelaki yang sedang dekat dengan dia adalah Zeevano, selain itu tidak ada.

Apa gue coba aja ya? Siapa tau gue jadi bisa terlepas dari keinginan Papa. Batin Chika.

"Chik, kok kamu ngelamun? Kalaupun ga bisa ketemu nanti, kamu masih bisa ngenalin pacar kamu lain waktu kok. Jangan jadiin keinginan Mama ini jadi beban ya," jelas Mama Chika yang memberi ketenangan. "Kamu hari ini kerja?" Tanya Mama Chika.

"Iya Ma, ada take sekitar jam sepuluhan," jawab Chika. Spontan Mama Chika melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. "Udah jam setengah sembilan, kamu ga siap-siap? Nanti telat loh," kata Mama Chika.

"Nungguin Papa. Chika ga mungkin ninggalin Mama sendirian di sini tanpa penjagaan," jelas Chika.

"Mama ga papa kok kalau kamu tinggal. Daripada kamu telat dan dimarahinkan? Jadi kamu siap-siap aja ga papa."

"Nanti aja Ma. Lagian Chika juga udah mandi di sini, jadi nanti tinggal ambil barang dan berangkat. Telat sebentar ga papa kok." Chika mana tega meninggalkan Mamanya sendirian tanpa teman di sini. Dia sudah menanyakan kapan Papanya itu akan datang, dan jawab Papanya sedang di perjalanan ke rumah sakit.

Tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Papa Chika yang baru saja sampai dengan pakaian santainya dan sebuah tas jinjing yang seprtinya berisi baju ganti. Melihat itu Chika langsung membereskan barang-barangnya. Selain dia harus pergibekerja, Chika juga malas harus berhadapan lagi dengan papanya.

"Chika langsung pamit ya Ma. Mama harus cepet sehat, kalau ada waktu lagi Chika usahain ke sini." Chika mencium pipi Mamanya tanda berpamitan.

Namun, saat henda bergerak menjauhi ranjang, Papa Chika sontak mengadang, "Tunggu Chika, jangan pergi kemana-mana dulu."

"Apalagi sih Pa? Chika mau pergi kerja, jangan tahan-tahan Chika lagi," kesal Chika.

"Sebentar saja, ada yang mau ketemu sama kamu."

"Siapa?" Bingung Chika. Pasalanya Papanya ini sebelumnya tidak ada berbincang dengannya tentang orang yang ingin berjumpa dengannya.

Ceklek~

Pintu kembali terbuka menampakkan sosok pemuda yang umurnya tak beda jauhdari Chika. Mungkin terpaut satu atau dua tahun. Dia memiliki pawakan yang tinggi dan juga tampan. Berpakaian rapi khas anak kantoran, sepertinya dia seorang pengusaha(?)

"Pagi Tante," sapanya lalu menundukkan kepala sekilas pada Chika tanda mengucapkan salam juga. Namun, berhubung belum kenal dengan Chika, lelaki itu hanya bertindak seperti tadi.

PHOBIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang