~PHOBIA~
"Mau pulang bareng aku, Chika?" Tawar Luky. Dia tau rekan kerjanya ini tadi berangkat tidak sendiri. Karena sekarang shoting sudah selesai, maka dari itu Luky menawarkan tumpangan.
"Tidak, terima kasih. Aku akan naik taxi saja," jawab Chika.
"Bukannya lebih baik kamu denganku saja? Agar kamu tidak usah menunggu dan bisa pulang sekarang."
"Tidak, terima kasih Luky."
"Dia pulang dengan saya," celetuk seseorang yang ternyata itu adalah Oniel. Entah bagaimana bisa lelaki itu berada di sini sekarang.
"Oniel? Ngapain lo di sini," tanya Chika.
"Jemput kamu," jawab Oniel.
"Em, aku duluan Chik," pamit Luky. Dia tak enak berada diantara mereka. Dan dia kira Chika ada hubungan dengan Oniel.
"Gue ga minta lo jemput ya," kata Chika.
"Tapi saya yang mau jemput kamu. Ayo pulang," ajak Oniel.
"Gue naik taxi," kataa Chika, yang secara tak langsung menolak ajakan Oniel.
"Papa kamu udah nitipin kamu ke aku, jadi kamu tanggung jawabku sekarang. Kamu pulang bersamaku," jelas Oniel.
"Maksudnya? Gue aja ga pernah nerima lo dan sekarang lo dengan pedenya bilang kalau gue tanggung jawab lo? Ga halu lo?" Tanya Chika terdengar pedas.
"Saya tidak menerima penolakan sekarang. Ayo pulang." Oniel meraih lengan Chika dan menariknya. "Pemaksa! Gue ga suka!" sentak Chika. Keras kepala sekali lelaki ini, sehingga membuat Chika kesal.
"Maaf, makanya ayo pulang bersamaku." Chika berjalan kesal menuju mobil Oniel. Dia sudah lelah sekedar untuk berdebat hari ini. Dia butuh mencarger energinya, dengan bertemu seseorang yang istimewa baginya mungkin(?)
Oniel menjalankan mobilnya membelas jalanan yang cukup ramai di hari sore menjelang malam ini. Sedari tadi Chika hanya diam dan memainkan ponselnya, menghiraukan Oniel yang berada di sampingnya.
"Chika kamu besok sibuk ga?" Tanya Oniel.
"Kepo."
"Kalau tidak aku ingin mengajakmu keluar jalan-jalan," ungkap Oniel.
"Ga usah. Gue sibuk, ajak aja orang lain," tolak Chika.
"Benarkah? Jam berapa kamu kosong?"
"Gue bilang gue sibuk. Jadi jangan tanya gue kosong jam berapa. Lo ngerti bahasa manusia ga?" Katakanlah Chika terlalu kasar saat berbicara dengan Oniel. Namun, justru bagi Oniel itu menjadi sebuah tantangan baginya dalam mengejar Chika. Dia merasa Chika beda dengan perempuan yang lain dan itu membuatnya menjadi semakin tertarik dengan Chika.
Oniel hanya tersenyum, kemudian membelokkan mobil ke sebuah restorant. "Loh kok ke sini? Gue ga minta mampir," kata Chika.
"Kita makan dulu. Aku lapar," kata Oniel.
"Gue ga laper, jadi gue tunggu di sini aja."
"Kamu harus ikut turun nemenin saya. Jika tetap tidak mau, aku akan menggendongmu," kata Oniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
PHOBIA [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seseorang penderita Mysophobia bertemu dengan seseorang penderita Agoraphobia? Bagaimana awal dari pertemuan mereka berdua?