LANGIT || 9

145 16 1
                                        

Hai Readersku!! Gimana kabar kalian?
Semoga selalu baik yah.

Seperti Bisa sebelum ke baca lebih baik kalian pencet bintang yang ada di bawah sebelah kiri.

Selamat membaca dan semoga suka dengan cerita nya!😊

Selamat membaca dan semoga suka dengan cerita nya!😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~🪻~

"Hidup itu jangan di buat susah, yang ada nanti akan menyusahkan diri lo sendiri. Hidup itu di bawa santai saja, layaknya air yang mengalir. Contohnya hidup gue yang penuh dengan candaan, tapi ada saatnya gue tidak bermain-main dengan hidup gue sendiri."

-Arfadlan Tirta Aigra-

•••

Tidak terasa sudah hampir satu bulan lebih Diana adik Langit masih terbaring lemah. Berharap ada keajaiban yang bisa membangunkan Diana dari tidur panjangnya.

Akhir-akhir ini Langit sering berkunjung untuk melihat adik nya. Langit datang sangat pagi-pagi sekali. Kebetulan tidak ada mamanya, jadi Langit lebih leluasa bersama Diana.

"Mau sampai kapan kamu kaya gini dek? Sudah satu bulan lebih kamu kaya gini." Langit mengusap-usap pelan tangan Diana yang terpasang infus.

Tidak terasa sudah satu jam lamanya Langit di sini dan sekarang jam sudah hampir setengah tujuh. Lima belas menit lagi pasti gerbang sekolah akan segera di tutup.

Sebelum pergi Langit mencium puncak kepala Diana dengan kasih sayang. "Abang pergi dulu ya dek, Abang harap nanti kamu bisa bangun ya." Langit akhirnya pun pergi.

🎍🎍🎍

SMA PUTRA BANGSA

Akhirnya Langit sampai juga di sekolah dengan selamat. Walaupun tadi di jalan dia membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata.

Langit segera mempalkirkan motor lalu masuk ke kelas. Tak sedikit murid yang heboh dengan kedatangan Langit.

Setelah kepergian Langit ada sebuah mobil sport hitam memasuki area sekolah. Mobil tersebut terasa asing bagi yang lainnya.

Seorang laki-laki turun dari mobil nya. Tubuh yang tinggi, wajah yang lucu layaknya bayi, kulitnya sangat putih, hidung yang sedikit mancung, serta rambut yang hitam pekat.

"Dia Arfa bukan sih?"

"Iya dia Arfa anj*r."

"Gue enggak mimpi kan sosok Arfa balik lagi ke sini?"

"Plis gue masih belum percaya kalo dia Arfa."

Luka Langit dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang