LANGIT || 5

141 19 4
                                        

Hai Reader Langit! Bagaimana kabar kalian?

Semoga baik ya

Kalian baca Langit hari apa nih?

Sebelum baca mari absen dulu!

Enjoyy ya bacanya

Enjoyy ya bacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


~🪻~




"Tidak semua masalah yang kita punya bisa kita ceritakan ada kalanya kita lebih baik menyimpan nya sendiri tanpa harus kita ceritakan "

Bintang kaisar Langit



Matahari mulai menampakan dirinya dan seseorang mulai terusik karena sinar dari arah jenderal yang menandakan bahwa hari sudah pagi.

Ternyata tubuh Langit masih sangat sakit untuk bergerak saja masih terasa sakitnya, tapi dia tidak boleh lemah dia harus kuat.

Ceklek

Knop pintu mulai terbuka, Langit  kira mamanya tapi ternyata bukan melainkan asisten rumah tangga nya.

"Den Langit, " ucap asisten rumah tangga yang yang bernama bi tuti.

"Bi Tuti, kenapa bibi buka pintunya?"

"Ibu yang menyuruh bibi buat buka den, kenapa aden sampai begini," ucap bi tuti yang menghawatirkan Keadaan Langit.

Langit tersenyum tipis."Langit ga apa apa kok bi, bantu Langit ke kamar ya Bi, Langit mau siap soal buat ke sekolah."

"Aden ga mau istirahat aja dulu," ujar bi tuti.

"Engga Bi, lagian kan Langit udah satu minggu ga masuk sekolah ya kali ga masuk lagi."

"Ya sudah kalo itu kemauan aden, ayo bibi antar ke kamar."

Langit pun di antar menuju kamarnya oleh bi tuti,  sebenarnya langit itu baik dan tidak dingin tapi itu hanya di rumah saja bila di luar dia akan berbuah menjadi sosok yang sangat tidak tersentuh.

Setelah mengantar Langit Bi Tuti pun melanjutkan pekerjaan nya. "kasihan den Langit, padahal kan bukan dia yang menyebabkan non Diana kecelakaan, semoga den Langit baik baik saja, bibi tidak bisa apa apa disini di saat den Langit dalam masalah. " batin bi tuti.

Hanya membutuhkan 20 menit untuk bersiap-siap, ternyata luka di tubuhnya begitu sangat parah bahkan langit saja tidak sanggup melihat nya.

Luka di tubuhnya tidak sebanding dengan rasa sakit dihatinya,  walaupun mamanya seperti itu tapi Langit tidak bisa membenci nya.

Jam menunjukkan pukul 06.30 Langit segera berangkat karena 20 menit lagi pasti gerbang sekolah akan ditutup.

"Bi, mama kemana ya? Kok langit ngga liat."

Luka Langit dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang