LANGIT || 19

66 5 0
                                    

Halo readers Langit, bagaimana kabar kalian?

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya.

Enjoy guys baca nya, jika ada kata yg typo tolong tanda in  ya!

Enjoy guys baca nya, jika ada kata yg typo tolong tanda in  ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Jangan pernah sekali-kali lo ganggu orang-orang yang gue sayang. Jika kalian sakitin orang yang gue sayang siap-siap tangan lo gue patahin, bukan hanya tangan. Nyawa lo juga taruhannya!"

_Bintang Kaisar Langit_

•••

~🪻~

Seorang anak laki-laki masih nyaman berada di balik selimutnya. Cahaya matahari masuk dari celah jendela kamarnya membuat seorang Langit merasa terganggu.

Langit yang merasa silau akibat sinar cahaya matahari membuka selimut yang menutupi wajahnya.

Perlahan Langit membuka matanya dan mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya. Saat melihat jam di atas meja betapa terkejutnya di saat jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi.

"Astaghfirullah gue telat, mampus gue." teriak Langit dengan langsung bangun dan berlari ke kamar mandi.

Sekitar lima menit, Langit sudah keluar dari kamar mandi dengan seragam yang melekat di tubuhnya.

"Bisa-bisanya gue kesiangan." lirih Langit dengan sibuk memasang dasinya, karena saking kesalnya, ia tidak jadi memakai dasinya.

Semalam salah siapa coba? Lagian kenapa kamu pukul dua dini hari baru tidur.

"Aws, kenapa tangan gue sama kepala sakit banget." ucap Langit dengan memegang tangannya yang terdapat luka.

"Semalam gue ngapain coba, kenapa gue nggak ingat." gumam Langit dengan mengingat-ingat kejadian yang semalam.

Kepala Langit kembali berdenyut kesakitan, kenapa tangan dan kepalanya bisa sakit. Ada apa sebenarnya?

Langit hanya mengingat saat dia berada di balkon melihat keindahan langit malam, itu saja yang dapat dia ingat. Selebihnya dia sama sekali tidak mengingat apapun.

Tanpa membuang waktu terlalu lama, ia mengambil tas, jaket dan kunci motornya. Dia harus cepat-cepat sampai di sekolah jika tidak mau terlambat, mana lima belas menit lagi gerbang sekolah akan segera di tutup.

Luka Langit dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang