LANGIT || 14

83 11 2
                                    

Halo ketemu lagi guys! Gimana kabar kalian?

Jangan lupa vote dan komen ya supaya aku makin semangat buat nulisnya.

"Bahagia itu sederhana, tapi tidak semua orang bisa merasakan apa itu kebahagiaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bahagia itu sederhana, tapi tidak semua orang bisa merasakan apa itu kebahagiaan."

_Bintang Kaisar Langit_

"Mungkin secara fisik terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan hatinya."

_Amaura Natalia Senja_

•••

Aura baru saja pulang dari sekolahnya dengan perasaan yang sangat tidak karuan. Sangat ingin menginjakkan kakinya di ujung tangga, Ia mendengar suara bariton keras yang menggema di ruangan.

Aura sangat mengenali suara itu. Untuk saat ini, Aura sangat lelah dan begitu banyak pikiran. Di tambah Langit yang tidak ada kabar. 

"Apakah nilai ulangan harian kamu sudah keluar, Aura?" 

Aura menghela napas dengan kasar. "Sudah, Yah." jawabnya.

"Coba sini ayah lihat."

Aura perlahan membuka tasnya dan menyerahkan hasil  ulangan nya kepada ayahnya. Dirinya sudah pasrah jika akan mendapatkan kata-kata menyakitkan dan pukulan yang akan ayahnya lakukan padanya.

Dapat Aura lihat dari raut wajah pria paruh baya yang berada di depannya yang berubah menjadi datar. Sudah bisa di lihat wajah nya ayahnya yang sedang menahan amarahnya yang sebentar lagi akan meluap.

"Maaf yah," lirih Aura.

"KENAPA NILAI KAMU MENURUN AURA?! KENAPA KAMU HANYA MENDAPATKAN NILAI 95, BAHKAN KAMU MENDAPATKAN PERINGKAT DI URUTAN KEDUA." bentak Bram kepada Aura.

Aura menghela napas dengan kasar. "Aura udah berusaha, Yah. Lagian nilai segitu juga sudah tinggi." jelasnya dengan kepala yang menunduk.

"Ayah ngak mau tahu, kamu harus mendapatkan di posisi yang pertama! Kamu bisa kan, jangan malu-maluin ayah. Lihat anak teman-teman ayah, mereka bisa mendapatkan nilai yang bagus, bahkan mereka selalu mendapatkan posisi yang pertama. Tidak seperti kamu yang taunya cuma nangis sama ngeluh malas kerjaannya."

Aura terkekeh pelan. "Yah, Aura udah berusaha buat mendapatkan peringkat itu. Bahkan Aura sampai nggak tidur karena buat belajar. Seharusnya ayah bersyukur karena Aura mendapatkan peringkat kedua. Ayah itu egois, ayah selalu menuntut Aura untuk selalu sempurna dan selalu berada di nomor satu. Ayah itu cuma memikirkan ego ayah. Ingat Yah, Aura itu anak ayah, Aura bukan robot yang bisa melakukan semua perintah yang ayah mau---"

Luka Langit dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang