LANGIT || 12

133 14 10
                                        

Halo semuanya! gimana kabar kalian?

akhirnya bisa bertemu lagi di part kali ini bersama kalian.

Sebelum baca, aku mau mengingatkan kalian buat follow akun aku ya. dan sebelum kita mulai alangkah baiknya jika kalian pencet tombol bintang yang ada di bawah sebelah kiri ya😊

 dan sebelum kita mulai alangkah baiknya jika kalian pencet tombol bintang yang ada di bawah sebelah kiri ya😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan gue akan mendapatkan kebahagiaan? Di saat orang lain bisa merasakan kebahagiaan, tapi tidak dengan gue. Kapan gue mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah yang benar-benar tulus?"

_Amaura Natalia Senja_

"Rasanya gue benar-benar mati rasa dengan ini semua. Seolah-olah hidup tidak berpihak sama gue."

_Bintang Kaisar Langit_

~🪻~

Usai mengantarkan Diana pulang dan berganti pakaian. Langit langsung pergi dengan Aura. Kasihan jika Reynan menunggu lama.

Selama perjalanan menuju rumah Aura, hanya ada keheningan di antara keduanya. Langit yang fokus menyetir dan Aura fokus dengan lamunanya. Berharap nanti ayahnya belum pulang.

Sesaimpainya di rumah Aura, Langit menunggu Aura di ruang tamu.

"Bentar ya Isar, gue ke atas dulu, lo kalau butuh sesuatu bisa panggil bi Sati di belakang."

"Iya, Ra makasih."

Setelah Aura pergi, Langit melihat sekeliling ruang tamu. Langit melihat di ruang tamu ini tidak ada foto keluarga. Seharusnya ada tapi nyatanya tidak ada. Mata Langit terfokus pada sebuah foto. Di lihat pasti foto itu Aura saat kecil.

Bagi Langit foto itu sangat lucu, tapi Langit penasaran siapa orang yang berada di sebelah Aura. Mungkin itu teman nya waktu kecil. Pikirnya. Lagian tidak penting juga bagi dirinya.

Beberapa menit kemudian, Aura datang dengan menggunakan celana levis berwarna hitam dan hodie yang berwarna hitam juga.

"Maaf nunggu lama," ucap Aura merasa tidak enak karena harus menunggu lama.

"Enggak kak."

Di saat mereka ingin melangkahkan kaki keluar dari pintu, tiba-tiba suara seseorang menghentikan langkah mereka.

"Mau ke mana kamu!!" suara itu sangat menggema di dalam ruangan itu.

Aura paham betul siapa suara itu. Pasti ayahnya. Saat Aura membalikan badannya ternyata benar Bram--ayahnya yang berdiri tidak jauh dari posisi Aura.

Luka Langit dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang