Kediaman Viscounte

120 9 1
                                    

~SECRET 2~

•••••Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Happy reading

Malam ini keluar besar Viscounte sedang makan malam bersama di kediaman utama. Semuanya hadir tanpa terkecuali, begitu juga dengan seseorang yang saat ini duduk tepat di depan calisya.

Setelah kedatangan Edward yang datang bersama seorang gadis seumur calisya membuat atmosfer di sana menjadi lebih mencekam apalagi tatapan mata calisya yang sulit di Artikan.

Hening.

Hanya suara dentingan sendok dan puring yang salih bersentuhan. Memang sudah aturannya tidak ada yang berbicara sebelum makan selesai. Arthur dan istrinya selaku tuan rumah menyiapkan hidangan yang begitu banyak untuk mereka makan disini.

Arthur dan Maureen memang menepati kediaman utama atas perintah Edward, takut jika rumah ini kosong. Alasan lainnya karena hanya mereka yang berada di Indonesia. Arthur tidak masalah toh juga mereka merasa nyaman disini

Mereka makan dengan tenang sebelum sebuah suara decitan pisau yang digunakan calisya untuk memotong daging mengalihkan antensi mereka. Calisya menekan kuat pisau itu untuk memotong daging yang menimbulkan suara.

"Kamu bisa ganti jika daging itu terlalu keras" Ucap Arsen pada calisya

Brak.

Semua tersentak kala calisya menghentak kasar garpu dan pisau yang ada di tangannya. Calisya berdiri kemudian permisi untuk ke toilet. Mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka

Calisya tidak kunjung kembali sampai mereka selesai makan, Edward meminta Maureen untuk memanggil calisya namun saat akan berdiri calisya sudah kembali ke meja makan.

"Kamu belum menghabiskan makanan mu" ucap Arthur pada calisya, Calisya tersenyum simpul sambil mengusap perutnya "aku sudah kenyang" jawab calisya

Arthur mengusap Surai calisya sambil tersenyum, interaksi mereka tidak luput dari pandangan semua orang yang ada di meja makan. Sungguh berbanding terbalik saat mereka yang berinteraksi dengan calisya gadis itu akan menjawab mereka dengan kata singkat dan wajah datarnya, mungkin tersenyum pun terasa begitu sulit.

Edward memperhatikan calisya sambil tersenyum, dia merasa senang melihat interaksi Arthur dan calisya. Walupun kini Arthur sudah menjadi suami orang dan ayah anak satu namun dia tetap peduli dan sayang pada adik sepupunya itu.

"Baiklah opa tidak ingin berlama-lama karena malam akan semakin larut" Edward membuka pembicaraan terlebih dahulu

Semua orang yang di ruangan fokus menatap Edward, calisya yang berada di samping Edward menatap malas. Dia sudah tau tujuan Edward mengumpulkan mereka malam ini apalagi gadis yang di depannya saat ini.

Secret 2|| AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang