Shoot

48 7 1
                                    

~SECRET 2~

Happy reading Tandain typo•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
Tandain typo




Dorr

"TIDAK!"

Peluru itu tepat mengenai perut calisya hingga membuat gadis itu meringgis kesakitan. Edward lantas mendekat ke arah calisya namun siapa sangka calisya malah menahan tangan Edward yang ingin menyentuh nya. 

Calisya membenarkan posisi berdiri nya kembali tegap kemudian mengangkat tangannya yang berlumuran darah. "Kamu sangat ingin aku mati ya" ucap calisya sambil mengusap tangannya yang di penuhi dengan warna merah 

Ternyata pistol yang berikan calisya pada Edward tidak memiliki peluru asli, namun hanya peluru buatan yang berisi tinta merah. Siapa sangka calisya akan membuat drama seperti ini.

Stella tidak bisa berkutik sedikit pun, gadis itu mendapatkan tatapan maut dari Edward dan juga Arthur. Sudah di pastikan Edward akan marah besar padanya, padahal dia berusaha untuk membujuk Edward agar lebih perduli padanya.

"Oh aku lupa" calisya berucap sambil memiringkan kepalanya. "Kita kan bersaudara, jadi untuk hal membunuh sudah hal bisa." Ucap calisya sambil tersenyum. "Bukankah begitu tuan Edward?" Kali ini calisya mengalihkan pandangan nya menatap Edward.

calisya terus saja tersenyum hingga membuat semua orang yang melihat kejadian itu berngedik ngeri, pasalnya senyuman yang manis itu menyiratkan sebuah arti yang bisa membunuh siapa saja saat ini. Calisya memicingkan matanya menatap Edward.

Jleb

Arthur membelakkan matanya saat sebuah belati menancap di dada kiri Edward. Tubuh Edward sedikit oleng saat belati itu mengenai dada kirinya. Namun detik selanjutnya Edward mengeram tertahan saat calisya menarik kembali belati itu dan melemparkannya tepat mengenai paha Stella membuat gadis itu memekik dan terduduk di lantai.

"Akkhh" Stella meringgis merasakan perih pada paha kanannya. Belati itu tertancap dengan sempurna.

"Bidikan ku tidak pernah gagal" ucap calisya sambil tersenyum senang.

Calisya merasakan bahunya ditarik ke belakang dan saat itu juga calisya merasakan tamparan yang keras pada pipinya hingga membuat sudut bibir calisya terluka karena saking kerasnya. 

"Kau selalu bertindak sesuka mu tanpa berfikir" geram Edward menatap calisya datar sambil menahan rasa sakit di dadanya 

•••••

Secret 2|| AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang