What?

28 8 0
                                    

~SECRET 2~

Sudah dua Minggu berlalu keadaan calisya semakin memburuk. Dia lebih sering berdiam diri di kamarnya dan hanya keluar kamar jika dia membutuhkan sesuatu.

Calisya duduk di taman belakang rumah sambil memakan buah anggur dengan tatapan kosong. Semua yang di lakukan calisya di luput dari pandangan Edward, pria itu akan selalu mengawasi calisya.

Stella berdiri di samping Edward mengamati hal yang sama. Kaki jenjang calisya yang terlihat semakin kurus bahkan matanya yang tidak terlihat kehidupan lagi di sana.

"Stella, beri tahu tom untuk menghubungi psikiater datang kesini hari ini" ucap Edward pada Stella

"Ha?" Beo Stella menatap Edward dengan ekspresi bingung.

"Sekarang stella" ucap Edward. Mendengar nada bicaranya Edward yang naik satu oktaf Stella bergegas untuk mencari keberadaan tom. Sedangkan pria itu mendekati calisya yang sedang duduk di kursi taman.

Menyadari kedatangan seseorang calisya langsung menolehkan kepalanya ke kiri. Melihat Edward yang mendekat calisya lantas berdiri dan melangkah kakinya untuk segera pergi dari sana. Namun langkahnya terhenti karena Edward menahan pergelangan tangannya

"Kau ingin membuat hidup mu menderita dengan mengurung diri seperti ini" ucap Edward.

Calisya tidak berniat untuk menatap Edward, Padangan nya masih lurus kedepan.

"Apa peduli mu"ucap Calisya berusaha untuk menarik tangan nya dari Edward

"Tentu opa peduli" ucap Edward Sambil berdiri

"Apa anda tau bagaimana perasaan orang-orang yang di tinggalkan" Calisya menatap Edward dengan mata yang memerah menahan buliran air mata yang akan keluar dari kelopak mata indahnya.

Edward terdiam.

"Rasanya seperti tenggelam di lautan" calisya menggantung kalimatnya sambil mengalihkan pandangannya ke samping.

"Setiap waktu, sedikit demi sedikit akan tenggelam karena kehabisan nafas" ucap calisya. "Anda sudah menghancurkan anak ini" lanjutnya menunjuk diri sendiri

Tanpa sadar calisya menjatuhkan air matanya yang berusaha dia tahan sejak tadi, hatinya terlalu sakit untuk berbicara dengan Edward bahkan untuk sekedar bertemu calisya merasakan sesak yang begitu dalam. Mengingat apa yang sudah di lakukan Edward hingga membuat calisya merasa terpuruk dan kembali ke titik terlemah nya.

"Semuanya akan baik-baik saja kalau kau menurut calisya" ucap Edward

Calisya menyunggingkan senyum sambil mengusap air matanya. "Menuruti kemauan mu? Kau bahkan membunuh ayahku untuk apa aku harus patuh pada mu tuan Edward." Calisya menatap Edward

"Aku sudah memutuskan hubungan dengan kalian tapi karena kau yang sudah membawa ku kerumah sakit, jadi aku bersedia tinggal disini"lanjutnya

Edward mengusap bahu calisya namun dengan cepat calisya menarik tubuhnya menjauh dari Edward.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret 2|| AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang