~SECRET 2~
"Dad-dy?"ucap Charles dengan nafas yang naik turun,dia tersenyum kala mendengar Calisya mau memanggilnya dengan sebutan itu, setelah 8 tahun mereka berpisah"Jangan tutup mata"suara Calisya ikut bergetar karena mata Charles yang sayu sayu menatapnya. Calisya mengeratkan pelukannya pada tubuh Charles yang perlahan sudah mulai melemah
"Dad-dy se-nang men-deng-ar nya"Charles berusaha menggerakkan tangan nya untuk menghapus air mata calisya, Namun karena tidak memiliki tenaga lagi tangan itupun jatuh sebelum menyentuh pipi calisya dengan mata yang perlahan menutup
"DADDY!"
Calisya terbangun dari tidur nya dengan nafas terengah-engah tangan nya ikut bergetar hebat. Ia menyentuh dadanya yang berdetak lebih cepat, kemudian melirik jam di atas nangkas dan ternyata baru jam 3:00 pagi.
calisya berdiri menuju tempat dimana menyimpan obat nya, dengan gerakan tangan yang cepat dan kasar calisya mengobrak-abrik isi lacinya dan dia tidak menemukan obatnya. Ia berlari ke tempat lain untuk mencari obatnya namun tetap saja dia tidak menemukan obat itu.
Dia merasa kesal, calisya melempar semua barang yang si atas meja hingga menimbulkan suara berisik di pagi buta.
"AKHHH!" Calisya mencengkram kuat rambutnya dia merasa kepalanya terasa sangat sakit hingga menimbulkan suara yang berdenyut kencang di telinga gadis itu. Calisya terduduk di antara lemari pakaian dan lemari buku nya. Seperti orang ketakutan tubuh nya bergetar seakan ada sesuatu yang menghantui pikirannya.
"Maaf" ucap calisya sambil menggelengkan kepalanya.
Brak!
Seseorang mendobrak pintu kamar calisya, dia adalah Jansen. Jansen datang karena mendengar suara benda yang berjatuhan dari kamar calisya, Jansen kemudian menghidupkan lampu dan ia terlonjak kaget melihat calisya yang sedang memukul kepala nya sendiri.
"Astaga calisya" Jansen berlari mendekati calisya. Ia kemudian memeluk gadis itu dengan tulus.
Jansen melihat ada beberapa bercak darah di lantai dan ternyata itu dari kaki Calisya, dia tidak sadar ternyata kakinya sudah terluka. "Tenang" ucap Jansen
"Paman" calisya membuka matanya dia menatap Jansen dengan tatapan penuh harap.
"Aku bermimpi itu lagi" ucap calisya dengan buliran air mata yang sudah membasahi pipinya. "Aku butuh obat" ucap calisya sambil mencengkram kuat bahu Jansen.
Jansen mencari obat yang di maksud olah calisya di dalam laci tempat dia biasanya menyimpan obat. Namun dia tidak menemukan obat itu. Jansen fokus mencari obat calisya agar gadis itu bisa tenang dan tidur dengan lelap
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 2|| Again
Random"Percuma gue hidup, kalau dia nggak ada"-Gavriel kaisar Xavier "Aku akan menuruti permintaan opa,_"- Calisya berverilya Viscounte