[8] - Dies Natalis

158 18 0
                                    

"Kadewa, kamu di manaaa??!!" seru Gigi dari ponsel yang tergenggam di tangannya. Matanya sibuk mencari keberadaan partnernya tersebut karena acara sebentar lagi akan dimulai.

"Iya Gi, gimana?" Suara Kadewa mulai terdengar di tengah suara bising kendaraan. "Kamu di mana? Anak-anak humas nyariin kok gaada katanya?! 8.30 kita mulai loh" seru Gigi kembali.

"Bentar, otw balik Gi" Ucapan Kadewa membuat gadis yang mendengarnya mendengus sebal. Sebagai staf acara tentunya harus memastikan semua rangkaian acara berjalan sesuai rundown, mulai dari siapa saja yang terlibat hingga perlengkapannya. Dan sekarang Gigi dibuat pusing dengan kelakuan kahimnya yang tiba-tiba menghilang 10 menit sebelum acara dimulai.

Suara MC mulai terdengar di Fisip Hall membuka acara Dies Natalis ke-30 Departemen Administrasi Publik. Gigi tak dapat menahan kekhawatirannya melihat Kadewa belum juga menampakkan batang hidungnya, sedangkan laki-laki tersebut perlu memberikan sambutan sebelum kaprodi. Dirinya berdiri di daerah parkiran yang tidak jauh dari gedung utama acara sambil mengedarkan pandangannya.

Tak lama muncul dua orang berboncengan memasuki parkiran dengan penumpangnya membawa beberapa barang yang terlihat cukup ribet. Entah kenapa pagi itu, Gigi merasakan mood-nya kian memburuk melihat dua orang di depan di mana terlihat Kadewa tengah membantu melepaskan pengait helm dari gadis yang diboncengnya. Tanpa menunggu lagi, Gigi segera menghampiri dua orang tersebut 

"Dicariin malahan berduaan ya Dew. Minimal tau lah posisimu sebagai apa, bukan asal ngilang aja bikin semua orang panik!" ketus Gigi sambil melirik gadis di samping Kadewa yang menunjukkan raut bersalah.

"M-maaf Mbak Gigi, tadi aku..." Kadewa segera memotong pembicaraan gadis di sampingnya dan menarik lengan Gigi untuk segera masuk ke dalam Hall.

"Wes lah Gi, ngopo to kowe, lagian aku yo ra telat. Zevani tadi butuh bantuan ambil tumpengnya dan gaada yang bisa kecuali aku" jelas Kadewa sambil terus berjalan bersama Gigi di sampingnya yang cemberut. Meninggalkan Zeva sendirian mematung dalam rasa tidak enak hati.

Acara Dies Natalis berjalan dengan lancar mulai dari sambutan, prosesi potong tumpeng, hingga acara terakhir yaitu penampilan dari mahasiswa AP. Sudah beberapa penampilan yang hadir di panggung dan band "Sigma" dari angkatan 2020 menjadi penutup acara dies hari itu.

"Sebelum menutup acara hari ini. Saya, Riza Hendrawan dan rekan saya Amelia Laksmita memohon maaf apabila terdapat salah kata atau perbuatan. Kami pamit undur diri,  Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" ucap MC menutup acara yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan terakhir dari band "Sigma" membawakan lagu interaksi dari penyanyi Tulus.

Semua panitia yang sebenarnya hanya didominasi anggota himpunan kini tengah berkumpul di depan panggung untuk melakukan evaluasi selepas acara tersebut berakhir. Tak banyak evaluasi yang dilakukan karena acara hari itu berjalan dengan lancar tanpa kendala dari awal hingga akhir.

Satu lagi, budaya himpunan yang sebenarnya sudah lama diterapkan, yakni acara berbagi snack sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras para panitia. Kini para panitia, terutama koor setiap divisi sibuk membagikan snack kepada stafnya.

"Nih, buat ibu wakahim yang keren banget hari ini jadi staf acara" ucap Kadewa sambil memberikan sebungkus pocky berwarna pink tersebut kepada Gigi.

"Anjir Dewa, kamu dapet banyak banget dan cuma ngasih aku sebungkus ini doang?" jawab Gigi menatap Kadewa keheranan.

"Dikei ati njaluk e ginjal, balekke aku rasido ngekei koe" seru Kadewa sewot yang hanya ditanggapi Gigi dengan kekehan kecil.

Kadewa lantas mengedarkan netranya mencari keberadaan Bintang untuk memberikan apresiasi atas kerja kerasnya. Namun, netranya malahan tak sengaja melihat sosok gadis yang berdiri sendiri di pojok ruangan menatap keseruan panitia bagi-bagi snack atau foto bersama. Refleks Kadewa melangkah mendekati gadis tersebut. Langkahnya terhenti ketika lengannya ditahan oleh seseorang.

"Mau kemana?" ucap Gigi membuat Kadewa menoleh. 

"Nyari Bintang" jawab laki-laki tersebut yang dibalas anggukan dari Gigi. Kadewa lantas melanjutkan langkahnya menuju gadis di ujung.

Keberadaan Kadewa nampaknya tidak disadari oleh gadis tersebut karena dirinya sibuk memandang ke depan.

"Zev" ucap Kadewa menepuk pundak gadis di sampingnya yang membuat Zeva melonjak kaget.

"Eh Mas Kadewa, bikin kaget!!" Kadewa terkekeh kecil.

"Lagian ngelamun sendirian serem, kalo kesurupan ga lucu sih Zev" ucapan Kadewa yang hanya mendapat dengusan dari Zeva.

Kadewa lantas mengeluarkan sesuatu dari paper bag snack-nya, "Buat kamu Zev, makasih kerja kerasnya buat dies hari ini ya" ucapnya sambil menyerahkan sebungkus permen Chupa Chups. Gadis di depannya menatap Kadewa canggung meskipun tangannya tetap menerima pemberian tersebut.

"Eh, makasi Mas" ucap Zeva yang dibalas anggukan. Entah mengapa suasana jadi terasa canggung, sedangkan Kadewa juga tak beranjak pergi dari Zeva. Gadis tersebut memberanikan diri menoleh ke samping dan mendapati Kadewa tengah tersenyum menatap ke arah panitia yang masih asik melakukan foto-foto. Zeva kembali menatap sebungkus permen di depannya dan tersenyum. Dan entah sejak kapan, suara di balik dadanya menjadi tak biasa ketika berada di dekat laki-laki tersebut.

"Pengumuman-pengumuman. Halo fren-frenku semua, tolong yang lihat keberadaan kahim kita suruh ke sumber suara yo. Ohiya satu lagi, ini bentar lagi tempat harus udah clear. Teman-teman yang nganggur mbok yo inisiatifnya buat bantu perkap sama dekor. Foto-fotonya dilanjut nanti. Sekian, terima kasih" ucap seseorang, yang tak lain merupakan Bintang, sosok yang tengah dicari oleh Kadewa dari tadi.

"Wah gek ndang clear area wae to. Yaudah Zev, aku ke sana dulu ya" pamit Kadewa singkat ke Zeva. Sedikit bersyukur, seenggaknya Zeva bisa kembali berusaha menormalkan detak jantungnya yang dari tadi tidak karuan itu. Zeva pun segera beranjak, berniat untuk ikut membantu teman-teman yang lain melakukan clear area.

MODERASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang