[11] - Rapat, Rapat, Rapat, Jangan Sampai Tipes

144 17 0
                                    

Tidak terasa sudah memasuki bulan Juli. Bulan di mana mahasiswa baru saja selesai menunaikan ibadah UAS-nya, yang berarti satu langkah lebih dekat dengan... libur semester. Ya sekali lagi, libur semester. Katakan lebih keras, LIBUR SEMESTER.

Oh, ternyata libur semester, yaaa meskipun sebenarnya tidak terhitung sebagai liburan juga sih (untuk beberapa manusia yang tengah sibuk dengan laptopnya) di ruang sekre HMAP ini. Di tengah teriknya panas kota Jogja yang ntah kapan akan turun hujan itu, di bawah kipas yang berputar seperti komedi putar alias kipas itu seperti sudah tidak layak untuk digunakan lagi, terlihat jajaran manusia yang tengah disibukkan dengan sesuatu hal, siapa lagi kalau bukan sejajaran PI-Koor PKKMB 2022 atau panitia ospek tahun lalu. Mereka baru saja selesai melakukan Rapat PI-Koor berkaitan dengan formaturan untuk susunan kepanitiaan tahun ini.

"Anjingggg ini kipas juga bakal kalah sama baling-baling bambu doraemon" Ucap Jeje frustasi akan kipas yang sepertinya juga sudah lelah memutarkan baling-balingnya itu.

"Minimal ganti AC lah, wis rak layak pakai iki" Devan ikut menimpali dengan diy kipas yang ia bikin barusan, ntah lah ia mendapatkan koran dari mana.

"Boro-boro AC, aku request di kolom aspirasi BEM buat bikin lift di PKM aja ga ditanggepin kayanya" jawab Caca.

"Ya lu pikir aja lah Ca" jawab Naren dari pojokan dan hanya mendapatkan decakan sinis dari Caca.

"Besok inventarisasi angkatan kita kipas aja dah Li" Rere yang tengah sibuk mengedit itu ikut masuk ke topik obrolan mereka.

"Setuju sedelapan dan sesembilan aku"

"Minimal kasmu dibayar dulu Tangg" sudah pasti kalau ini bendahara yang berujar, siapa lagi kalau bukan Yesa.

"Halahhh kamu bilang kasku kena pemutihan og kemarin"

"Cihh ngarep banget"

"Dah fren udah, ini loh aku mau pesen Gacoan, ki hpku puteren Tang, gek kalian podo milih dewe wae" coba tebak siapa yang sering sekali mentraktir anak-anak hima? Ya, tentu saja Kadewa, Kahim andalan kita semua.

"Sama minum yo Dew"

"Iyo, bebas"

"Aku 2 porsi yo Dew, ombene yo 2, tambah udang keju" ucap Bintang kembali.

"Ngelunjak si kalo itu mah" ucap Naren menimpali. 

"Lebih ke gatau diri, tapi ya ga kaget si soalnya Bintang" Gigi yang sedari tadi sibuk membantu Rere akhirnya ikut bersuara yang membuat gelak tawa di antara mereka.

"Bercanda ki loh. Kalian mah gitu ya sama aku" ucapnya dengan nada yang dibuat-buat merengek. Sontak hal tersebut mendapatkan lemparan bantal leher dari Devan yang terbang ke arah mukanya.

"Sok imut eww" ucapnya jijik. Bintang hanya terkekeh mendengar ejekan dari Devan itu.

Selang hampir kurang lebih satu jam, datang seseorang mengetuk pintu sekre. Narendra yang tengah tertidur di samping pintu itu pun sedikit terkejut.

"Hah Zeva, ngapain?"

"Loh, ga boleh ta Mas?"

"Ga, kamu tu ga diajak Zev, ini kita lagi rapin loh" jawab Naren. Padahal kalau dilihat sekilas mah hampir sebagian yang sedang berada di sekre tengah tertidur pulas. Seperti Bintang yang tidur sambil duduk di pojokan, Caca dan Yesa yang sepertinya juga tertidur di kasur (jangan salah, memang sudah disediakan kasur oleh Jeje, katanya kalau sewaktu-waktu mau tidur sambil menunggu kelas siang jadi lebih nyaman). Jeje yang berada di samping Naren pun baru saja bangun dari tidurnya. Yang lain? Ntahlah, sepertinya tadi pamit membeli es karena kalau menunggu gacoan datang, mereka sudah tidak tahan lagi.

MODERASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang