Episode 1

12 3 0
                                    

Selamat membaca teman-teman. Semoga terhibur dengan cerita di episode ini yaaww...
Selalu dukung Biru Zen terus yaw dan boleh bantu vote jugaaaaa!!!!

Cerita ini dimulai....

Seorang gadis kecil sedang berlari mengambil tasnya. Rambut pirangnya tergerai panjang, dan dihiasi bando berwarna hitam. Mata birunya berbinar. Garis bibirnya melengkung, melukis senyuman yang indah. Namanya Luna. Gadis cantik yang selalu tersenyum.

Usianya baru sekitar 9 tahun.

Luna mengambil tasnya yang berada di atas meja. Gadis kecil itu menghampiri ibunya dan adiknya yang sedang makan. Luna hanya berdiri menatap adik dan ibunya.

"Itu, makananmu ada di dapur." Ibu Luna (Nuri) berdecik.

Luna segera menuju dapur, mengambil roti jatah makannya pagi ini. Luna hanya akan diberi makan seadanya. Berbeda dengan Nino yang selalu dituruti permintaanya. Namun, tidak pernah ada rasa benci dari hati Luna. Dia sangat menyayangi adiknya itu.

"Terimakasih, Bu. Cucian bajunya sudah selesai. Luna berangkat sekarang, sudah mau telat." Luna berlari menuju pintu.

Menggunakan sepasang sepatu merahnya. Menutup pintu dengan perlahan. Luna selalu ingat, bahwa Ibunya tidak suka dengan suara bising.

Gadis pirang itu berlari dengan membawa sepotong rotinya. Rambut pirangnya terbang terkena hembusan angin kencang. Luna berhenti senjenak. Menatap pantai yang indah di sebrang. Pantai yang selalu menjadi tempat istirahat Luna.

Luna tinggal di kota kecil pinggir pantai ini sejak usianya tiga tahun, saat Nino (adik Luna) lahir. Mereka hanya tinggal bertiga di rumah yang tidak terlalu besar. Tempat ini sangat menakjubkan bagi Luna.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan tinggal di kota kecil pinggir pantai yang indah ini. Luna selalu berhenti sejenak saat melewati jalanan yang menyajikan pemadangan pantai ini.

"Pantai ini benar-benar sangat indah. Walaupun setiap hari aku melihatnya, aku tidak pernah bosan." Luna menutup matanya, menghirup udara segar.

Luna mulai tersadar, bahwa sekolahnya akan mulai dalam beberapa menit lagi. Dia melangkahkan kaki dengan sekencang-kencangnya. Memasuki gang yang lumayan kecil.

Langkah kakinya menghempas segala pasir dan batu kerikil disekitarnya. Peluh membasahi dahinya. Kulit putihnya sedikit memerah karena terkena terik matahari.

Tib-tiba, fokusnya teralihkan kepada seekor kucing yang mengeong sangat kencang. Luna menghentikan langkah kakinya. Dia mencari keberadaan kucing itu.

Gadi itu mengecek bagian semak-semak disekitarnya. Benar saja, ada seekor kucing yang terjerat jala ikan. Lehernya tersangkut di jala ikan itu. Luna bergegas membantu kucing itu.

"Tunggu sebentar, ya Pus. Aku akan bantu menyelamatkanmu. Maafkan manusia yang lalai itu ya, dia membuang jala ikan sembarangan. Aku akan melepaskan jala ini, tapi kamu harus memaafkan mereka ya, Pus." Luna tersenyum.

"Meonggggg." Kucing itu masih menjerit kesakitan.

Dengan lihai, Luna melepaskan jala ikan itu dari si kucing. Akhirnya setelah memakan waktu beberapa menit, Luna berhasil melepaskan jala ikan itu.

Kucing itu mengeluskan badannya pada kaki Luna. Mungkin itu ungkapan terimakasihnya. Namun, kucing itu malah merogoh tas Luna. Kucing itu mencium bau roti isi milik Luna.

Luna yang tersadar dengan kemauan kucing itu, dengan segera mengeluarkan roti isi miliknya.

"Kamu mau, Pus? Ini untukmu." Luna mebelah roti itu menjadi dua bagian. Lalu memberikan bagian lainya kepada kucing malang itu.

"Sudah ya, Pus. Aku mau berangkat sekolah. Mungkin sekarang sudah telat, tapi aku tidak boleh bolos. Dadah, Pus." Luna melambaikan tangganya.

Kakinya mulai melangkah kembali. Berlari sedikit demi sedikit. Melewati jalan yang menjulang dan menurun. Tanpa sadar, Luna terlalu kencang berlari di tikungan jalan.

BRAKKK!!!!

Suara itu terdengar sangat keras. Luna terjatuh. Dia menabrak seseorang dengan benda yang dinaiki orang itu. Banyak bungkusan roti yang berceceran di bawah sana.

Luna mengangkat tubuhnya. Alangkah kagetnya saat Luna melihat keadaan orang yang ia tabrak barusan.

Terimakasih sudah membaca teman-teman!!! Nantikan episode selanjutnya yawwww!!!

LuKa, juga sebuah cerita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang