Episode 32

2 1 0
                                    

Selamat membaca teman-teman. Semoga terhibur dengan cerita di episode ini yaaww...
Selalu dukung Biru Zen terus yaw dan boleh bantu vote jugaaaaa!!!

EPISODE INI MEMUAT CERITA YANG DAPAT MENIMBULKAN RASA TIDAK NYAMAN. EPISODE INI MENGANDUNG UNSUR PELECEHAN.

Keesokan paginya, terdengar suara bising dari luar. Luna dan yang lainnya, terbangun karena suara bising itu. Suara bising itu tepat sekali berada di depan pintu apartemen Leonardo.

Luna membuka pintu itu, alangkah terkejutnya Luna. Beberapa orang polisi, mengerubungi rumah Ken.

Leonardo maju terlebih dahulu.

"Ada apa ini?!" Leonardo mengerutkan dahi.

Hening. Hanya suara isakan tangis Ibunya Ken yang terdengar.

"Aku, aku telah membunuh seseorang." Ken mendukkan kepalanya.

"APA?!" Luna menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Luna, semalam aku ingin mengembalikan sisa rambutmu yang di ambil oleh Si Jepit Tomat itu. Namun, entah mengapa aku malah membunuhnya. Aku tak tega melihatmu yang terus murung. Maafkan aku tidak mengembalikan rambut itu. Karena, bukankah kamu bilang, Jaka menyebutmu lebih imut karena rambut pendek itu? Aku cemburu."

Badan Luna lemas. Wajahnya pucat pasi mendengar itu.

Detik berikutnya, Ken sudah dibawa oleh anggota polisi yang berkerumun barusan. Nino dan Jaka membantu Luna yang lemas. Sedangkan Leonardo, membantu menenangkan kakaknya.

                                ***

Lima tahun kemudian...

Di meja makan rumah Luna.

"Ada apa? Wajahmu murung begitu." Ucap Leonardo sembari menyendokkan nasi ke dalam piring Luna.

Luna yang baru saja duduk, menghela napas panjang.

"Ada apa, Sayang?" Leonardo mengelus lembug rambut panjang Luna.

"Sudah hampir seminggu aku tidak bisa menghubungi Jaka. Nino juga belum pulang ke rumah, dia masih sibuk dengan keperluannya di luar. Aku jadi tidak tahu apa yang terjadi dengan Jaka." Luna memangku wajahnya di salah satu tangannya.

"Kenapa tidak mengunjunginya? Sudah lama sekali, bukan, kau tak berkunjung ke sana? Sudah 5 tahun." Leonardo mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Hmm... Akhir-akhir ini aku sibuk dengan kuliahku dan pelanggan yang membeludak di salon."

Tiga tahun terakhir, saat Luna mulai berkuliah, dia juga bekerja part time di sebuah salon. Dia benar-benar sibuk dengan kesehariannya, apalagi, Luna harus mulai serius dengan kuliahnya.

Semenjak Ken di tangkap, Luna harus mengerjakan semuanya sendiri. Tidak ada yang bisa membantunya. Apalagi dalam hal materi pembelajaran sekolah maupun kuliah. Luna juga memutuskan kerja part time untuk menambah penghasilan dirinya sendiri. Walaupun Leonardo tetap memberinya uang, namun, Luna hanya menggunakannya sebagian. Sebagian lainnya di tabung oleh Luna.

"Luangkan sedikit waktu untuk berkunjung, Luna. Mungkin saja terjadi hal buruk kepada Jaka."

"Baiklah, Ayah." Luna juga meraih gelas yang berisi air, lalu meneguknya perlahan.

                                ***

Luna menyalakan mesin mobilnya. Dia akan berangkat pagi ini menuju Kota Kecil Pesisir Pantai. Perjalanan ini memakan waktu tiga jam. Luna mengendarai mobilnya sendiri. Mobil yang diberikan Leonardo pada saat ulang tahun Luna yang kesembilan belas tahun.

LuKa, juga sebuah cerita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang