Episode 25

2 1 0
                                    

Selamat membaca teman-teman. Semoga terhibur dengan cerita di episode ini yaaww...
Selalu dukung Biru Zen terus yaw dan boleh bantu vote jugaaaaa!!!

Setelah saat itu, Luna mulai menjauhi Ken.
Namun, bagaimanapun Luna mencoba menjauhi Ken, tetap saja mereka akan terus bersama.
Anehnya, Ken terlihat seperti orang yang tidak habis melakukan apa-apa.

Ken juga tidak pernah berperilaku buruk kepada Luna.

"Orang memang terkadang baik kebeberapa orang lain. Namun juga, terkadang orang itu bisa jahat kepada orang lain yang memang mungkin tidak dia sukai." Itu kata Leonardo kepada Luna.

Pada akhirnya, Luna terus berprasangka baik kepada Ken. Mereka bersama seperti semula. Sejujurnya, Luna sedikit terpaksa.

                                 ***
Surat yang ditulis oleh Luna, akhirnya di balas oleh Nino.

Jane memberikan surat balasan itu kepada Luna.

Pada ujung surat itu, Nino mencantumkan nomor telepon toko kue Mas Haris. Dengan segera, Luna menghampiri telepon rumah yang terletak di samping sofa ruang tengah.

Luna menekan nomor-nomor yang tertera pada surat itu.

"Hallo..." Luna berbicara pelan.

"Ya, dengan toko kue Haris di sini." Ternyata Haris yang mengangkat telepon.

"Aku ingin memesan." Luna menahan tawa.

"Silahkan... Apa kamu ingin mencoba varian baru toko kue kami?" Haris sedikit menjelaskan menu-menu yang ada.

"Aku tidak ingin memesan itu semua. Aku ingin memesan Jaka, apakah ada?" Luna tertawa.

"Hei??!! Apakah ini Luna??" Haris berseru kaget.

Jaka yang sedang membungkusi roti, segera melajukan kursi rodanya kearah Haris.

Jaka mengambil alih telepon itu.

"Hallo, Luna. Bagaimana kabarmu?" Jaka bertanya.

"Baik. Bagaimana juga dengan kabarmu? Dan kau bekerja dimana sekarang?" Luna balik bertanya.

"Aku masih bekerja di toko Mas Haris. Tapi sekarang aku sudah menjadi koki di sini. Karena itu gajiku jadi naik begitu pesat." Mas Haris tertawa mendegar ucapan Jaka.

"Aku tidak heran jika kamu menjadi koki, Jaka. Karena masakanmu memang sangat lezat." Luna tertawa kecil.

"Oh, ya, beberapa hari lagi tahun baru. Apakah kamu akan pulang kemari?" Jaka bertanya.

Luna terdiam.

"Aku... Aku belum bisa pulang, Jaka. Ayah sangat sibuk bekerja. Terkadang dia juga tidak sempat pulang. Padahal aku sudah sangat rindu kepada kalian. Tapi takdir berkata lain." Luna menghela napas panjang.

"Tidak apa, pulanglah ketika sempat. Jika tidak sempat, jangan dipaksakan."

Suara pintu toko yang terbuka, terdengar. Lonceng kecil yang menggantung di pintu berbunyi nyaring.

"Sebentar, ya, Luna. Ada pelanggan. Aku akan menyuruh Nino telepon balik saat dia pulang sekolah. Biar aku catat nomormu." Jaka mengambil pulpen dan secarik kertas.

"Baiklah." Luna lalu menyebutkan satu-satu angka nomor teleponnya.

                               ***
Malam tahun baru.

Luna, Leonardo, Ken dan yang lainnya berkumpul di meja makan rumah Leonardo.

Banyak makanan lezat terhidang di meja makan. Mereka juga menyiapkan kue stroberi untuk perayaan ulang tahun Jane.

LuKa, juga sebuah cerita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang