Episode 26

2 1 0
                                    

Selamat membaca teman-teman. Semoga terhibur dengan cerita di episode ini yaaww...
Selalu dukung Biru Zen terus yaw dan boleh bantu vote jugaaaaa!!!

"Apa kau menyukai Jaka, Luna?" Ken bertanya. Dia menatap Luna dalam-dalam.

Luna terdiam sejenak. Lalu menatap Ken dengan gugup.

"M-mungkin... Tapi, kupikir memang... Iya." Luna mengalihkan pandangannya dari Ken.

"Apa yang kau sukai darinya?"

"Semuanya." Garis bibir Luna sedikit melengkung.

"Lalu, bagaimana denganku?" Ken melirik Luna.

"Apa?" Luna mengerutkan dahi bingung.

"Apa kamu tidak merasakan hal yang sama sepertiku? Maksudku, aku menyukaimu. Apa kamu tidak menyukaiku?" Ken tersenyum kecut.

"Apa?" Luna masih mencerna keadaan.

Lenggang sejenak.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa ada orang lain yang mungkin aku suka selain Jaka." Luna memalingkan wajahnya.

"Apa yang membuatmu menyukainya?!" Ken menaikkan nada bicaranya.

"Semuanya." Luna menjawab singkat.

"Ken, jika kamu lumpuh, apakah kamu masih bersedia menangkap ayam hutan yang lincah bersamaku?" Luna bertanya.

"Apa? Emm... Bagaimana bisa saat kita lumpuh menangkap ayam yang larinya begitu cepat." Ken mengerutkan dahi bingung.

"Jaka bisa. Apa kamu rela bolos sekolah demi menemaniku bermain di pantai?" Luna bertanya kembali.

"Tidak. Mungkin."

"Tanpa berpikir dua kali, Jaka mau bolos bekerja demi menemaniku pergi bermain di pantai. Padahal gajinya akan di potong." Luna tersenyum.

"Dan, apakah kamu mau mengurus orang yang tidak ada hubungan darah denganmu?"

"Tentu saja tidak."

"Jaka mau. Dia mengurus Nino dengan baik. Padahal, awalnya Nino tidak mau menerimanya." Luna menatap Ken.

Ken terdiam. Lenggang sejenak. Pembicaraan selesai di sana. Tidak ada yang memulainya kembali.

Setelah 3 jam perjalanan, Luna akhirnya sampai. Mobil Ken memasuki halaman rumah Luna. Luna tersenyum lebar menatap rumahnya yang sudah lama tak ia kunjungi itu. Masih sama. Hanya saja, kini halaman rumahnya sudah di tanami beberapa bunga yang tumbuh subur.

"Apa kamu ingin turun, Ken? Menyapa Nino dan Jaka." Luna bertanya.

"Ya, boleh. Aku ingin berkenalan dengan Jaka." Ken turun dari mobilnya, lalu membukakan pintu mobil di sebelahnya. Luna juga ikut turun dengan segera.

Pintu rumahnya tidak di kunci. Namun, tidak ada sendal yang di letakkan di rak. Artinya, tidak ada orang di dalam.

Luna sedikit mengintip ke samping rumah. Ken yang bingung dengan gelagat Luna, ikut mengintip.

Luna melihat Jaka yang sedang menjemur baju. Luna tertawa kecil menatap Jaka dari kejauhan.

Saat Jaka hendak kembali ke dalam rumah, Luna yang tadi bersembunyi, akhirnya melompat ke arah Jaka berjalan.

"JAKAAAA!!!!!" Luna berteriak antusias.

Mata Jaka memelotot terkejut. Namun, detik berikutnya Jaka mulai menyadari siapa orang yang berada di depannya.

"LUNAA?!!" Jaka terkejut. Pupil matanya membulat.

"Apa benar ini Luna?" Jaka memastikan.

"Lihatlah bando ini. Apa kamu masih tidak yakin bahwa aku Luna?" Luna berkacak pinggang.

LuKa, juga sebuah cerita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang