ʕ• chap6 •ʔ

74 11 0
                                    




𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬




Naya telah selesai memakai riasan serta mempercantik rambutnya. Kini giliran tubuhnya yang harus berganti pakaian. Namun Arka yang sedari tadi masih di dalam kamarnya membuat perempuan itu mengurungkan proses terakhirnya.

Lelaki itu tampak betah di atas kasur Naya. Bahkan seluruh tubuhnya kini sudah terbungkus selimut kembali. Setelah Naya memberikan respon bahwa dirinya setuju dengan tindakan Arka menolak Misel, pria itu sontak bernapas lega dan merebahkan kembali tubuhnya.

"Mas! Bangun ih! Kamu nggak balik apa ke rumah? Nanti Ibu Kos curiga tau kamu beli mam nggak pulang-pulang?!" Omel Naya sembari berdecak. Tak lupa kedua lengan perempuan itu turut berkacak pinggang. Bak seorang istri mengomeli suami.

Arka mengalihkan pandangannya, menatap Naya yang sedang berdiri mengomeli dirinya. Tak luput juga dari pengawasannya, tangan lentik Naya yang turut menarik-narik kecil selimutnya.

"Loh, kan sekalian keluarnya, Nay. Nih aku udah ngantongin kunci mobil."

Naya mendengus, "ngawur kamu ini sumpah. Kalo mau barengan tuh bikin strategi dulu. Nggak bisa dong keluar barengan. Ngawur wes kamu ini."

Arka bangkit setelah Naya menyerah pada dirinya.

"Iya ini bangun, Nay."

Naya mendorong punggung lebar Arka mengarah ke pintu, "aku keluar dulu ya, Nay. Dah sana ganti baju."

"Pekanya dari tadi kek." Dumal Naya tepat setelah Arka keluar dari kamarnya.

Kini perempuan itu sibuk mengganti busana mandinya dengan busana kencannya.

Sepertinya busana berburu bubur ayam lebih oke dibandingan busana kencan.

"Mas Arka!"

Naya yang sedang mengancingkan celana, mendadak terhenti gerakannya. Bukan. Bukan karena resletingnya rusak, melainkan suara manja renyah dari sosok yang ia kenal.

"Tuhkan gue lupa nyuruh dia buat lari daripada jalan klemar-klemer." Dumal Naya kesal seraya netranya mengintip dari balik jendela.

"Mas, beneran nggak bisa nganter aku? Padahal cuma bentar loh, Mas. Gerejanya juga nggak jauh kok dari sini."

Arka bingung tak tahu harus berbuat apa dalam situasi begini. Lelaki itu cukup lama berdiam dengan Misel yang berdiri tepat di depannya.

"Aduh gimana ya, Misel. Saya buru-buru banget ada perlu. Ini juga masih harus ngurus sesuatu di rumah. Kalo Misel nunggu malah nanti telat. Misel nggak mau kah pakai motor saya? Biar sekalian saya ambilin."

Misel memajukan bibirnya tanda merajuk. Namun Arka tak memperhatikan itu.

"Nggak deh, mas. Makasih. Yaudah kalo gitu, aku naik gojek aja."


Arka mengangguk cepat dan setelahnya bergegas kembali ke rumah. Berbeda dengan Naya yang masih setia mengintip di balik jendela kamarnya. Tangannya juga tak tinggal diam, turut mengancingi satu persatu kancing di bajunya.


"ANJING!!!"

Naya sontak menutup mulutnya tergesa. Beruntung suara yang berasal dari motor lebih berisik dibanding umpatannya yang tanpa permisi keluar dari mulutnya.









𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬











Sekitar 10 menit, Arka kembali ke dalam pekarangan kosan. Lantas dirinya cepat-cepat masuk ke dalam mobil miliknya, memeriksa satu persatu apa saja yang harus tersedia di dalam mobilnya itu. Mewanti-wanti juga agar Naya nyaman satu mobil bersama dirinya.

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now