ʕ• chap32 •ʔ

50 10 0
                                        

17+ // kissing




...
𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬









Jalanan pagi sangat sibuk sekali. Sama dengan kegiatan Naya kali ini. Setelah ia mengantar Arka, dilanjut dengan dirinya yang kembali mengendarai mobil milik prianya menuju kantor. Seharian full tadi sangat sibuk. Begitupun dengan rekan-rekannya. Nyaris tak ada bahan obrolan atau kesempatan untuk mengghibah. Karena memang dikejar deadline dan sebisa mungkin selesai lebih cepat alias tak ada lembur-lembur.

"Lo udah dua hari ini bawa mobil ya, Nay. Kok bisa? Dibolehin lo bawa mobil ke kantor?"

Semuanya telah bersiap untuk meninggalkan kantor dan menuju ke parkiran. Sibuk hari ini juga tanpa alasan. Selain agar bisa buka bersama, tentunya dapat berkumpul tanpa kepikiran dengan pekerjannya yang belum selesai.

"Punya cowok gue. Dia repot soalnya."

"Baik banget gila."

"Gitu deh. Gue nyusul ya. Duluan aja nggak apa."

Lantas Naya pun masuk ke dalam mobil Arka dan siap menjemput prianya. Sedangkan rekan-rekan yang lain berkendara masing-masing menuju resto untuk buka bersama.

Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di lokasi dimana Arka berada, kini pria itu sudah enjoy duduk di kursi kemudi. Giliran Arka kali ini yang mengambil alih. Pria itu dengan cekatan mengantar Naya menuju lokasi buka bersama, sedang perempuan itu sibuk touch-up touch-up sedikit agar terlihat lebih fresh dan sedap dipandang.

Butuh waktu sekitar 15 menit, mobil yang dikendarai oleh keduanya sampai di salah satu restoran yang cukup ramai. Mengingat waktu berbuka akan segera tiba, Naya dan Arka segera masuk ke dalam setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi.

"Naya! Sini." Itu adalah Kak Ghiyara dengan tangan yang melambai di udara. Arka pun menyusul dari belakang dan duduk di kursi tepat di belakang Naya. Jadi punggung bertemu punggung. Beruntung masih terdapat beberapa kursi yang kosong. Jadi Arka tak perlu khawatir.

Tak ada yang menyadari kalau Naya membawa sang pacar di acara itu. Sehingga semuanya enjoy mengobrol dan mulai meledeki Naya.

"Menurut lo dating apps di sini sama di ibu kota lebih seruan mana?"

"Yaelah masih jaman begituan? Banyakan faker njir. Mending lo ketemu ngajak kenalan stranger aja dah yang beneran tau wujud dan mukanya. Terus ajak nonton."

"Hahahaha." Tawa menyahuti meja itu satu persatu. Entahlah, Naya memilih diam saja karena ia juga sibuk memikirkan Arka di belakang.

"Eh masa ya gue kemaren mergokin ada yang begituan anjir di taman itu tuh?"

"ITU? TAMAN ITU? SUMPAH?"

"HEH! TEMPAT UMUM DILARANG BAHAS JOROK-JOROK!"

"Yaudah skip deh. Eh itu si Naya tumben amat lesu. Ikut puasa lo, Nay?"

Naya yang merasa dirinya dipanggil pun sontak menoleh ke sumber suara.

"Iya, lagi challenge nih."

"Alah gayaan. Mana tuh pacar lo? Nggak telponan? BIasanya lo kalo lagi makan pasti telponan dulu, ngabarin dulu."

"Monyeeettt." Rutuk Naya dalam hati. 

"Tau tuh, kemana Nay? Nggak sekalian ini bukber lo videocall dia, haha."

Ghiyara menengahi, "meskipun Naya ini yang paling muda, tapi gaya pacarannya dewasa loh. Kalo lagi senggang ya disempetin ngabarin, bucin-bucin nggak apa daripada selingkuh di belakang. Nah karena dia lagi ada urusan kerjaan, ya cowoknya paham nggak bakal ganggu lah."

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now