ʕ• chap43 •ʔ

25 7 0
                                    

𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬
•••







Cukup sudah Naya menghabiskan waktunya di rumah, bonus ditemani Arka pula. Kini keduanya berpamitan kepada Mama Mary dan Papa Atma untuk kembali ke Malang. Papa Atma pulang tepat setelah Arka dan Naya telah bersiap. Tak sempat sarapan bersama memang. Namun Papa Atma tak terlalu memikirkan itu, toh anak bungsunya itu sudah besar. Tak bakal sedih bila sang papa masih sibuk bekerja alih-alih sarapan bersama.

"Hati-hati ya, nak. Jangan ngebut. Kalo ngantuk nepi aja ke rest area bentar. Nanti ajak omong ya, Nay. Jangan tidur mulu kamu." Begitu komentar Mama Mary dan Papa Atma silih berganti.

Naya dengan cepat mengangguk dan menyambut tangan orang tuanya untuk ia kecup. "Berangkat ya, Ma, Pa," Arka pun turut melakukannya sesaat setelah Naya bersalaman, "pamit ma, pa, secepatnya Arka balik ke sini sama orang tua Arka."

Keduanya tersenyum seraya menepuk bahu Arka dengan pelan, "yo, tak tunggu kedatanganmu lagi."

Cukup sudah ritual berangkat cipika-cipiki, kini Arka dan Naya telah masuk ke dalam mobil dan mulai meninggalkan halaman rumah Naya. Keduanya saling terdiam setelah menghembuskan napas perlahan. Arka melirik ke arah Naya sekilas, dan ternyata perempuan itu juga sedang menatapnya.

"Kenapa kamu?" Tanya Naya sangsi. Karena pria itu juga sama-sama menghela napas seperti dirinya. "Ya lega aja, gugupnya udah hilang. Kamu sendiri kenapa?"

"Pengap." Jawab Naya santai sembari memperlihatkan deretan giginya. "Yee, malah nyengir. Gedein aja AC-nya."

Naya pun patuh dan menaikkan suhu AC mobil. Benar-benar terik sekali. Mobil Arka baru ke luar sudah panas saja, begitu batin Naya seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Turunin aja kursimu, yeobo. Biar nggak kena silaunya."

Naya berdecak, "yang ada aku malah tidur."

Arka terkekeh pelan, "lagian semalem tidur jam berapa sih?"

"Nggak tau. Seingetku jam di hape udah jadi AM."

Arka menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Seraya mengomel, Arka pun menepi dan menurunkan kursi milik Naya agar menjadi sedikit berbaring. "Kalo gini mah, kamu mending tidur dulu. Aku belum ngantuk soalnya. Nanti kalo aku udah ada tanda-tanda ngantuk, aku bangunin kamu."

Naya tampak ragu-ragu dengan saran Arka, "beneran? Gapapa? Nanti kamu sendirian dong cuma lihatin aku tidur sama lihatin jalanan..."

"Nggak apa, yeobo. Udah, mending kamu merem sekarang, ya?"

Naya pun menurut. Dirinya memang tak berperasaan sekali, membiarkan sang pacar menyetir jauh, sedangkan dirinya enak-enakan tidur. Tapi mau bagaimana lagi, mata Naya menjadi berat sekali.

Melihat Naya yang mulai menutup kedua matanya, Arka kembali melanjutkan jalannya yang sempat terhenti. Jarak rumah Naya dari tol tak begitu jauh, sehingga beberapa kilometer lagi, mobil yang dikendarainya akan memasuki gerbang tol.











𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬











Hari berganti menjadi sore. Mobil Arka saat ini telah sampai di tol kejapanan. Ramai sekali. Sebentar lagi akan berubah gelap, namun Arka masih belum tap kartu di tol ini. Benar-benar padat. Pantas saja jalan sebelum ini terasa lenggang, nggak taunya mobil-mobil parkir di sini. 

Benar-benar berhenti total. Bukan. Bukan karena macet. Melainkan ada mobil yang saldo kartunya tak cukup. Sehingga mau tak mau, mobil yang sudah masuk barisan tak bisa keluar dari jalurnya. Seperti halnya yang sedang Arka alami.

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now