ʕ• chap11 •ʔ

50 9 0
                                    

𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬







"Kok kamu gitu?" Naya bisa saja menjawab sahutan dari Arka dengan candaan. Namun Naya tak bodoh. Ia bahkan bisa mengetahui bahwa Arka saat ini sedang marah. Pria itu terlihat menahan emosinya. Naya pandai membaca situasi, pun pandai membaca seseorang hanya dengan dari intonasi berbicaranya.

"Ya biar kamu nggak nunggu lama, kan?"

Naya mantap. Mantap menebak bahwa Arka saat ini sedang marah, kesal, campur aduk. Namun perempuan itu sangat bingung penyebab Arka seperti ini. Bahkan seingatnya tadi sebelum turun, prianya baik-baik saja. Bahkan melempar senyum kepada dirinya sebelum turun dari mobil. 

"Kamu kenapa sih?"

"Aku? Aku nggak apa, tuh. Emang aku kenapa?"

Naya merengut. Ia benar-benar tak suka situasi seperti ini. Ia tak suka perdebatan yang tak penting.

"Kamu kalo nggak bilang ada apa, aku nggak mau nyari tau dan nggak mau mikir ya. Bilang apa enggak?"

"Bilang apa? Aku nggak kenapa-napa, Nay."

Suara Naya meninggi, ia protes. "Kok Nay? Kamu udah nggak pernah loh manggil aku Nay? Kamu kenapa sih, yang? Aku ngelakuin kesalahan kah? Perasaan tadi sebelum aku turun beli minum juga kamu baik-baik aja. Sempet ngasih senyum ke aku, nadamu ngomong juga ikhlas, lembut. Kok sekarang tiba-tiba marah? Kamu marah karena aku lama apa karena aku ngeluh ke kamu? Tolong bilang."

"Kan nama kamu emang Naya."

Naya ingin menangis saat ini juga. Otaknya dengan cepat memikirkan segala tindakannya dan tak menemukan apapun untuk memancing ide itu datang.

"Kamu mau cosplay jadi jinseok? Mau bikin aku nangis kayak minyoung tadi yang abis diusilin, hm?"

Arka memilih diam. "Sayang... Kamu kenapa sih? Hm? Aku ada salah? Kamu nggak suka aku ngeluh?"

Sungguh ini bukan diri Naya. Naya tak pernah membujuk pria seumur hidupnya.

Lantas Arka menarik napasnya berat. Berusaha menenangkan pikirannya juga agar tak tersulut emosi dan berujung bertengkar dengan Naya. Arka tak mau itu terjadi.

"Sayang..." Naya memelas. Bahkan jemarinya menggoyang-goyangkan tangan serta bahu Arka yang tengah fokus menyetir dengan manja. Perempuan itu berusaha merayu prianya agar buka suara.

Arka yang tak tega dan ingin segera selesai semua pikiran yang ada dibenaknya turut meneguk ludahnya kasar. Dengan suara yang tercekat menahan amarah, pria itu berujar tanpa menoleh ke arah Naya sedikit pun.


"Buka dulu hapemu."



















𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬














Dipinta begitu, Naya segera membuka ponselnya yang terkunci. Netranya kebingungan tak menangkap apa maksud Arka. Namun setelah menyapu notifikasi, disitulah pertanyaannya terjawab. 

"Oh perkara ini?" Batin Naya tersenyum. Dirinya tak bersuara lagi alih-alih mengetik balasan pada pesan yang dikirimkan oleh sobat karibnya.

Bahkan setelah mengetik balasan, Naya tak kunjung menjelaskan pada Arka. Pria itu justru kebingungan dan dilanda kepanikan yang luar biasa.

"Udah?"

"Udah." Jawab Naya tenang. Senyuman perempuan itu mengembang. Ia tak jadi membujuk  Arka lagi.

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now