𓃬𓃬 • motocy'crush • 𓃬𓃬
..."Aku nggak tahu kamu tadi ngapain aja, coba cerita." Arka perlahan membuka topik obrolannya dengan Naya. Biasanya meskipun Naya sedang bekerja, Arka masih bisa mengetahui kegiatan perempuan itu di kantornya. Namun seharian tadi ia tak bisa menanyai Naya apalagi sampai videocall seperti biasanya.
Ya, Naya dan Arka sering bertukar kabar lewat panggilan suara atau video sesempatnya. Kadang kala saat jam istirahat, atau saat kerjaan Naya tak menumpuk. Perempuannya akan menyandarkan ponselnya di sekitar meja, dan mempersilahkan Arka untuk melihat kegiatannya. Kalau sudah kena ledekan, Naya akan mematikan sambungan itu dan beralih ke panggilan suara, lantas meletakkan ponselnya di saku.
Jadilah Arka hanya mendengar suara mesin ketik dan sedikit obrolan Naya dengan temannya.
Terkesan seperti penyusup memang. Namun Naya juga tahu diri. Jika obrolannya sudah mengarah ke pekerjaan dan urusan kantor, ia akan membisukan panggilan sejenak.
"Apa ya.. Tadi tuh pada nanyain, tumben kok gak ditelpon pacar lo? Kemana tuh? Terus aku jawab ya kerja lah, dikira cowok gue pengangguran apa."
Arka terkekeh mendengar jawaban Naya. Arka pun tahu diri. Ia tak menuntut Naya untuk sering menerima panggilan entah suara atau video darinya. Jika Arka mendapat pesan dari Naya yang mengatakan tidak bisa ditelpon, maka Arka tak akan menelpon.
"Terus tadi makan siangmu apa? Beli di luar apa delivery?"
Naya memperbaiki posisi duduknya menghadap Arka sepenuhnya. Dengan duduk bersila sembari mengusap-usap wajah Arka dengan sayang, Naya pun menjawab dengan suara lembutnya.
"Delivery sih. Takut kalo beli di luar, ntar digrebek. Jadi tadi pesen online aja. Beli nasi uduk sama ayam bakar. Eh masa ya tadi ada yang dapet pantat terus diledekin gitu."
"Kok bisa?" Tanya Arka sembari terkekeh kecil. "Tapi emang biasanya kalo beli online gitu kan nggak bisa milih. Iya kalo ada pilihannya kayak paha bawah, paha atas, sayap, dada, gitu-gitu mah enak."
Naya juga terheran-heran dan menjelaskan beberapa dari mereka yang dapat juga memprotes, bahkan ada yang tidak dimakan. Ada pula yang hanya menyisakan ayamnya saja.
"Terus tadi kamu pulangnya gimana? Ojol apa dianter temen?"
"Ojol." Ujar Naya dengan sedikit bergumam.
Arka menatap Naya sendu. Perempuannya menjawab pertanyaan darinya dengan kepala yang tertunduk.
"Nggak nungguin lama sih, kan lagi jam pulang kantor... Jadi ya... Langsung cepet aja nyantolnya gitu. Rame juga kok kata kang ojeknya. Temen-temennya pada udah dapet orderan."
Arka mengangguk kecil mendengar penuturan Naya yang terkesan menenangkan dirinya. Padahal tanpa sepengetahuan Naya, pria itu lebih senang jika sang pacar naik ojol daripada dianter teman.
Bukannya tak percaya pada wanitanya, hanya saja Arka merasa... Cemburu?
"Terus tadi ngapain aja sebelum aku dateng?"
Naya pura-pura berpikir yang membuat Arka segera meledeknya. "Nggak usah ngarang ya."
"Ish! Siapa juga yang mau ngarang. Aku tuh lagi mikir enaknya cerita darimana? Soalnya banyak kejadian di satu waktu."
Arka mengambil posisi siap untuk menerima cerita dari Naya yang sepertinya menyenangkan.
"Nyampe tadi aku tuh sempet bingung dikit. Kamar sebelahku kok udah diisi gitu kan... Kelihatan dari lampu yang nyala ama pintunya yang kebuka dikiiiiit banget. Masuklah aku ke kamar terus nyamperin Misel yang lagi motong-motong sayur. Aku tanya ke dia ada orang baru kah, Misel bilang nggak tahu. Yaudah disitu lanjut bantuin Misel, aku ikut motong-motong, bahkan ikut masak sama dia juga di dapur. Terus ngobrol-ngobrol agak banyak. Sampe akhirnya aku tau ternyata itu Retha ya?" Tanya Naya dengan suara mengecil tepat ketika nama Retha disebutkan.
YOU ARE READING
[1] MOTOCYCRUSH
Fanfiction[SELESAI | 15+] ㅡ a series of Jeno As💚 "Mukamu cantik pas nyuci piring. Judes jutek gitu, Nay." "Nggak mungkin! Orang aku tiap cuci piring mukaku kayak babu. Ih rabun kali penglihatanmu. Aneh." start : 25 Januari 2024 end : 16 Agustus 2024 ©Sparkli...