ʕ• chap39 •ʔ

25 6 0
                                    

...
𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬








Selama libur menjelang lebaran, sampai hari lebaran tiba, Naya masih setia di kos. Hari-hari liburnya diisi dengan rebahan di kamar, ke luar bersama teman-temannya, dan hunting jajanan sendiri di luar. Ingat, Naya itu punya motor ya...

Hari ini ia berangkat untuk pulang ke rumah. Tak membawa barang begitu banyak. Ia hanya membutuhkan satu tas ransel yang berukuran sedang. Di dalamnya ada peralatan kerjanya seperti laptop dan chargernya, notes book beserta bolpoinnya, ponsel plus chargernya, dan yang terakhir adalah airpods. Lalu ada baju-baju yang hanya ada 1-2 set saja, serta perskincare-an. Dirinya tak membawa alat-alat mandi karena di rumah sudah ada.

Ia sudah membeli oleh-oleh untuk sang mama dan papa yang berada di rumah. Satu tas jinjing berbahan kain, berisi berbagai oleh-oleh yang telah Naya beli semalam siap untuk dibawa pulang.

Naya sudah menghubungi Arka semenjak kejadian ia mendapati Retha yang berbincang dengan seseorang di telepon. Perempuan itu menyebut Arka dan bilang kalau dirinya kebangun.

Emang dasarnya Naya yang suka berburuk sangka dan over-PD, hingga ia bisa menyimpulkan bahwa Retha sedang membohongi dirinya. Jelas. Mana mungkin prianya menelpon Retha malam-malam?

"Palingan gara-gara tau gue kebangun jam segini, terus pura-pura telponan sama Arka. Cih! Padahal mah di dalem lagi ketawa-ketawa karena ngira gue bakal ribut ama Arka nanti." Pikir Naya saat itu dan memang ia tak ingin mempedulikan segala drama yang dibuat oleh tetangga kamarnya ini.

Dan Naya sampai sekarang tak memberitahukan itu kepada Arka. Entah sekedar iseng bertanya, atau minta penjelasan, menurut Naya itu tak perlu.

Perempuan itu memilih menghabiskan waktunya bersama Arka dengan saling rindu, bertukar kabar, alih-alih ribut di saat mereka sedang LDR.

"Halo, yeobo?"

"Halo halooo..." Jawab Naya sembari memasangkan airpods di kedua telinganya.

"Udah berangkat?"

Naya mengalungkan tasnya ke punggung, lantas memakai sepatunya dan mengikat kedua talinya.

"Iya, ini mau otw. Aku naik motor aja jadinya, terus aku titipin ke penitipan motor deket terminal."

Arka meminta sambungan suara itu berganti menjadi sambungan video. Naya tanpa babibu segera menerima pergantian mode itu.

"Berarti gak jadi naik kereta?"

Naya menggeleng, Arka pun mendekatkan wajahnya ke ponsel. Hingga layar ponsel Naya, memperlihatkan full wajah Arka di seberang sana.

"Enggaklah. Kan aku bilang kalo gak dapet tiket kereta, ya naik bis. Tapi sebenarnya dapet sih, yeobo. Cuman aku pikir-pikir lagi cepetan naik bis daripada kereta. Meskipun aman si kereta, tapi bis ya aman asal mau ambil yang patas, yang sedikit mahal dibanding biasa."

Arka mengangguk pelan, "oh gitu. Coba sekarang lihatin bentukanmu gimana?"

Naya pun menurut. Dan melangkah ke arah tiang pondasi parkirannya. Menyenderkan ponselnya di sana agar Arka dapat melihat kondisinya full body.

"Gimana? Oke nggak?"

Arka mengerjapkan matanya pelan, "sumpah satu tas doang, yeobo? Gak bawa koper?"

Naya berjalan pelan ke arah tiang itu, mengambil kembali ponselnya dan mendekatkan wajahnya ke layar.

"Ngapain elah bawa koper segala. Cuma pulang sehari doang aku."

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now