10

2.5K 258 6
                                    

Happy Reading guys
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.












Pelajaran hidup yang adel pelajari dari seorang anak kecil, bernama bayu. Ternyata sangat berguna bagi dirinya, mungkin. Pelajaran itu tidak bisa mereda amarah dari keluarga adel yang membencinya, namun. Sekarang ini ia sudah menjadi pribadi yang lebih bisa mensyukuri apa yang ia dapat dibanding mengeluh kan hal yang ia dapat



Perjalanan hidup adel juga masih panjang, ia masih ingin hidup lebih lama untuk melihat kakak-kakaknya itu suksess, ia juga masih ingin hidup lebih lama untuk melihat sahabat kecilnya. Flora, bahagia. Dan juga masih ada jeane yang membutuhkan sosoknya karena jeane masih terlalu muda untuk mengerti semua ini



Sekarang. Ia tidak akan mati hanya karena beberapa pukulan dan caci maki yang ia dapatkan dari siapapun, ia akan mengambil pelajaran berharga bila melakukan kesalahan. "Oke, waktunya turun"
Gumam adel, ia sudah selesai memakai dasi, jadi ia memutuskan untuk turun ke bawah. Makan bersama yang lain. Ini adalah sebuah suruhan bukan kemauan



"Makan"
Ucap grebasta dingin, adel menggangguk, lalu duduk di tempat yang dekat dengan kakak keduanya, Christy. Ia diambilkan makanan oleh bibi, karena yang lain diambilkan oleh grebasta, "makasih bi"
Kata adel berterimakasih, bibi tersenyum pahit kala mendengar kata-kata dari adel, entahlah. Ini hal yang cukup aneh dimatanya


Ketika adel melihat makanannya, ia seakan-akan berkata pantas saja. makanan itu memiliki kandungan udang di dalamnya, padahal adel alergi udang. Jadi ini alasan ia di suruh makan bersama ya? Sungguh menyakitkan, "dimakan bego, lo beruntung udah di kasih kesempatan sarapan bareng kita"
Suruh zee ketika melihat adik bungsunya hanya diam sembari memandang makanannya. Adel tersenyum, ia mengambil sendok secara mandiri lalu memakan makanan itu dengan lahap tanpa memikirkan resikonya



"Lain kali lebih menghargai makanan, jangan makan pas disuruh zee doang"
Jawab Christy, ia tidak tahu apa yang adel makan, jadi ia hanya bisa menyetujui perkataan zee, "iya kak, maaf"
Kata adel, lalu ia kembali memakan makanan itu dengan lahap


"Kok gw ngerasa ada yang ganjil ya? Tapi apa?"
Batin zee, ia lupa jika adiknya memiliki alergi udang. Tapi, jika ia ingat, itu juga percuma. Zee sangat tidak perduli pada adel, jadi. Mengapa ia harus mencari tahu hal yang tidak penting?



Setelah selesai makan, adel langsung berdiri dari tempat yang ia duduki, ia membereskan semua makanannya itu lalu pergi ke dapur untuk mencuci nya sendiri, "maaf ya non, bibi terpaksa"
Ucap bibi, adel kembali tersenyum saat sedang menyalahkan wastafel untuk mengaliri piring dan gelas kotornya. "Kenapa minta maaf bi? Bibi nggak salah dimata adel"
Ujar adel, ia memang anak yang baik selalu bisa berkata-kata manis di hadapan orang lain



"Bibi tau kalo non adel punya alergi udang, tapi bibi malah masakin udang buat sarapan kalian"
Pembantu di rumah adel merasa bersalah karena itu. Tapi, adel yang dimintai maaf masih saja mencuci bekas makanannya sambil tersenyum-senyum, "bibi keren"
Bibi mengerutkan alisnya, mengapa adel memujinya di kala ia sudah membuat kesalahan yang cukup fatal?

Born to dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang