Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hardi telah menjelaskan semuanya pada adel. Ia menjadi teman zee hanya karena ingin mendapatkan uang untuk adik-adiknya itu, sebab. Zee adalah orang kaya dari keluarga haratama. Satu sekolah mengenal zee dan juga menghormati zee walau statusnya hanyalah seorang murid biasa. Hardi menyesal setelah tahu bahwa adel yang membantu adiknya selama ini, ia merasa malu. Sungguh, sebagai laki-laki harusnya ia tidak egois seperti ini
Ia rela adiknya memunguti sampah sementara dirinya sekolah di sekolahan yang mewah. Tapi, Hardi mendapatkan semua itu juga karena hasil kerja kerasnya selama ini, waktu masih berada di bangku sekolah dasar. Ia adalah siswa yang pintar, banyak kejuaran bisa ia menangkan. Namun, hanya keadaan nya saja yang kurang mendukung Hardi, "gw, gw nyesel del, gw bisa sekolah sementara adek-adek gw cuma di rumah sambil kerja"
Ujar Hardi pada adel, malam itu. Mereka berbicara diluar rumah sebagai dua insan yang telah berbaikan tanpa perkataan maaf yang hanya tertuju untuk suatu tujuan"It's okey. Lo juga udah berusaha bantu mereka, walau caranya salah"
Benar apa yang adel ucapkan. Selama ini, Hardi berteman dengan zee untuk mendapatkan uang haram, ia di suruh untuk memukuli atau merundung orang yang tidak zee suka. Pada awalnya, Hardi. Memang kasihan pada orang-orang yang ia pukuli, tapi.... Semakin kesini, ia sadar. Ia melakukan semua ini untuk biaya hidupnya dan keluarganya. Ia memakai prinsip itu sampai ia mengetahui bahwa adel adalah orang yang membantu adiknya untuk makan selama ini. Benar, adel, orang yang ia lukai saat di sekolahan"Gw harus gimana, del? Gw bingung. Gw nggak tau harus gimana lagi, kedua orang tua gw kabur. Mereka udah nggak mau ngurusin kita bertiga lagi.."
Adel merasa iba pada kakak kelasnya yang satu itu. Ia telah salah menilai seseorang hanya dari karakter angkuhnya di sekolahan, tapi ketika disini. Adel jadi sadar, ia tidak boleh menilai orang secara sembarangan, apabila belum mengenalnya secara langsung dengan baik dan benar, "jangan ikutin kak zee lagi"
Kata adel, Hardi menatap adel dengan tatapan yang sudah jelas jawabannya. "Del? Lo tau kan, selama ini gw makan gara-gara uang dari dia?"
Protes Hardi pada adel"Itu uang haram, di! Walau kak zee dapet uang itu dari cara yang bener. Tapi kalau dia ngasih uang itu ke lo dengan syarat yang salah, sama aja lo ngasih makan ke adek-adek lo dengan uang yang nggak bener"
Adel sedikit membentak Hardi untuk menyadarkan nya akan semua kesalahannya itu. Ia tak ingin Hardi menjadi orang yang tidak benar karena kakak kandung nya sendiri, "kalo gw jadi elo, mending gw nyapu satu halaman sekolah setiap hari walau gajinya cuma 20 ribu dibanding kerja sama kak zee tapi harus mukulin orang"
Mata Hardi memerah. Ia tak sekuat adel yang setiap hari harus merasakan kegagalan sebagai anak. Walau Hardi adalah laki-laki, tapi ia juga memiliki sisi lembut yang tak bisa ia keluarkan pada semua orang"Coba lo pikir, orang sepinter kaya lo harus jadi pembully di sekolah elite? Apa lo mau adik lo juga ngikutin jejak yang sama kalo mereka tau, di? Adik-adik lo itu anak-anak baik, sikap mereka patut di contoh sama siapa aja. Dan lo sebagai kakaknya malah jadi kaya gini? Rencana lo apa di? Apa!"
Hardi menahan tangisnya sambil berfikir keras. Ia menatap dari sebuah lubang kecil dimana ia bisa melihat adik-adiknya tertidur pulas di atas kasur yang tidak layak sama sekali, Hardi tahu. Bayu dan adik bungsunya selalu menginginkan tidur di tempat yang layak seperti kebanyakan anak pada umumnya. "Terus, gw harus gimana lagi, del?"
Ucap Hardi dengan lirih. Adel tersenyum tipis ketika mendengar nya, bentakan yang ia berikan ternyata berguna untuk menyadarkan Hardi"Coba lo cari kerja, di. Gw punya banyak kenalan yang lagi butuh tempat kerja, lo mau kagak?"
Tanya adel, Hardi mengganguk sembari mengusap-usap matanya yang merah itu, "besok. Sepulangnya sekolah, lo kesini aja. Mereka lagi butuh lowongan kerja"
Ujar adel pada Hardi sambil menunjukkan poster sebuah lowongan kerja di restoran. Ya, restoran itu adalah milik teman lama adel. Siapa tahu Hardi bisa diterima
KAMU SEDANG MEMBACA
Born to die
Teen FictionJadi.... Jika terlahir hanya untuk dijuluki sebagai pembawa sial, mengapa aku harus hidup bertahun-tahun lamanya? Mengapa tidak ada julukan yang lebih bagus? Lagipula itu bukan salahku, tapi... Kenapa yang harus selalu disalahkan hanya aku? Anak kal...