Happy Reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ya, karena adel telat masuk sekolah walau hanya sepuluh menit. Ia sudah harus mendapatkan hukuman manakala tubuhnya sedang tidak baik-baik saja, tangannya merah dan kepalanya sangat pusing akibat memakan makanan yang mengandung udang tadi, "nggak-nggak, gw harus kuat"
Gumam adel saat melakukan push up sebagai hukuman karena keterlambatan nyaAdel memaksakan dirinya untuk melanjutkan hukuman saat terik matahari sudah muncul, membuat pandangan matanya menjadi tidak jelas, wajahnya mengeluarkan keringat yang berlebihan dan tubuhnya yang gemetar, "ayoo del, lo harus kuat, ini resikonya"
Kata adel menyemangati dirinya sendiri, ini juga salahnya. Sudah tahu alergi udang, masih saja dimakan. Mana tidak ada pemberontakan atau penolakan saat disuruh makanSayangnya saat melakukan push up yang ke 49 kali, badan adel tumbang. Ia tergeletak di tengah lapangan dengan tubuh yang lemas, ia pingsan di sana saat yang lain sedang melakukan pembelajaran di kelas
--
Setelah beberapa jam, adel perlahan membuka matanya, melihat ke sekelilingnya yang ada beberapa obat-obatan, dan minuman hangat, "pasti di UKS"
Pikir adel, ia berusaha bangun disaat tubuhnya masih lemas. Tapi, ternyata dia tidak seorang diri, ada perempuan yang menemaninya disamping sambil memandang ke arah dirinya itu
"Kak adel"
Panggil perempuan itu, ia melayangkan senyumanya pada adel yang masih dilanda kebingungan karena ia pingsan dan bangun di tempat yang berbedaPerempuan yang terlihat lebih muda dari dirinya, berparas manis serta cantik. Ia adalah orang yang menolong adel kala yang lain sibuk dengan pelajaran nya masing-masing. Ketika adel melihatnya, ia menaikan salah satu alisnya, tanda bahwa ia meminta penjelasan pada perempuan itu, "tadi kak adel pingsan di tengah lapangan, terus aku bantu sampe ke uks. Oh iya kak adel ada alergi ya?"
Jelas perempuan itu, adel menggangguk, ini pasti akibat memakan udang. Ia telah salah menyepelekan semua itu"Iya, tadi pagi nggak sengaja makan udang"
Jawab adel dengan singkat, perempuan yang wajahnya terlihat asing bagi dirinya itu menyerahkan obat khusus untuk penderitaan alergi udang seperti adel. Tapi, tidak dengan air putih, disana sedang kehabisan air minum, belum sempat untuk membeli galon, "makasih"
Kata adel, lalu ia memakan obat itu tanpa bantuan minuman atau makanan lain. Sangat pahit bagi lidahnya yang terbiasa memakan makanan manis, namun. Itu juga demi kesehatan nya sendiri"Lain kali kak adel harus lebih hati-hati, ini bisa bahaya buat kesehatan kakak"
Gadis itu menasehati nya, karena gejala yang adel alami lumayan parah, sangat berbahaya bila adel memakan udang lagi. Adel yang dinasehati hanya menggangguk, berpura-pura akan menurutinya, padahal ia lebih suka mengambil resiko"Oemji adel! Are u okay?!"
Secara tiba-tiba flora datang dengan jeane di belakang nya, wajah mereka berdua terlihat panik karena adel baru saja pingsan"Kak adel! Oma-omaga, kenapa kak?!"
Adel hanya bisa pasrah, tubuhnya diguncang-guncangkan, dipeluk, di cium di pipinya lalu ditanyai secara bertubi-tubi, membuat telinganya sedikit terganggu. Aishh, suara flora sangat berisik jika sudah seperti iniGadis yang menolong adel tadi memutuskan untuk pergi, seharusnya adel meminta nya untuk kembali, dan melerai kedua manusia ini dari tubuhnya, adel sangat terkena dengan semua ini. Ia tahu bahwa mereka khawatir, tapi... Ini terlalu berlebihan, bisa-bisa ia sakit lagi karena guncangan extreme ini, "gw nggak sengaja makan udang, flor. Nggak usah khawatir"
"NAH KAN, UDAH GW BILANGIN BERKALI-KALI PADAHAL, DILIHAT SEBELUM DIMAKAN!"
Entahlah, ini menasehati atau memaki-maki. Telinga adel sedikit terganggu akan pendengaran nya, suara flora sangat kencang jika sudah nada tinggi seperti ini, ia takut gendang telinganya akan pecah"Nggak usah khawatir, flor. Gw baik-baik aja, kan udah ditolongin ama tu bocah tadi"
Jawab adel, ia berusaha tersenyum agar kedua manusia yang menjenguk nya tidak merasakan kekhawatiran yang berlebihan lagi kepadanya, "bandel banget kak adel!"
Jeane menjewer telinga adel, flora yang melihatnya sangat setuju sebagai sahabat adel. Jeane menjewer telinga adel, lalu flora menasehati nya sampai adel hanya bisa pasrahTanpa mereka sadari, ada adik kelas yang sedang memperhatikan mereka bertiga, adik kelas itu tidak ingin menggangu, tapi. Ia juga kasihan dengan adel yang telinganya ditarik jeane dan flora yang menasehati adel dengan nada tinggi tepat di samping telinganya, "flora! Jeane! Kuping gua sakitt!"
Rengek adel, ia sudah tidak tahan lagi dengan kondisi itu. Tapi, memangnya semudah itu untuk membujuk keduanya? Tentu tidak, seribu kali pun adel merengek, mereka akan tetap melakukan hal keji itu. Astaga, untung adel tidak mudah memukul orangAdel tidak sengaja melihat ke arah adik kelas itu, ia terdiam sejenak sembari memperhatikan nya dengan saksama. Flora yang melihat adel tiba-tiba saja diam pun merasa aneh, jeane pun begitu. Akhirnya mereka berdua menyudahi penyiksaan ini pada adel, "kenapa?"
Tanya flora, adel menunjuk tepat di pintu masuk UKS, ada dua orang anak yang sedang melihat ke arah mereka, "Hai kak"
Sapa salah seorang anak dengan lembut, temannya yang satu pun tersenyum kepada mereka bertiga"Masuk aja, nggak apa-apa"
Adel membalas perkataan dan senyuman keduanya, ia mempersilahkan mereka untuk duduk. Ia tahu mereka pasti sungkan untuk memasuki ruangan karena ada tiga kakak kelas di ruangan itu, "iya, masuk aja dek, kita nggak gigit kok"
Kata jeane bercanda. Mereka berdua pun memasuki ruang UKS, ketika adel memperhatikan salah satunya ada yang terluka, bukan luka akibat benda atau yang lain, melainkan. Luka yang seperti sehabis terkena pukulan"Ini temen kamu kenapa? Kok bisa memar kaya gini?"
Tanya adel, ia bangun dari kasur UKS lalu membiarkan adik kelasnya yang terluka menduduki kasur itu, "kena pukul kak"
Jeane menaikkan alisnya, ternyata masih ada pembully di sekolah ini, padahal. Ini adalah sekolahan elite. Tidak semua orang bisa masuk ke sekolah ini secara cuma-cuma"Tunggu sebentar. Kalian berdua fritzy sama Trisha kan?"
Benar kata flora, mereka berdua adalah fritzy dan Trisha. Yang terluka adalah fritzy, "di pukul sama siapa?"
Tanya jeane memastikan"Sama kak zee"
Fritzy menunduk takut, zee memang sangat kasar pada orang lain kecuali dengan orang yang dekat dengannya. Adel merasa bersalah akan hal itu, kakak kandung nya memukul adik kelas? Sungguh tindakan yang tidak senonoh, kakak kelas yang seharusnya menjadi contoh. Malah menakut-nakuti yang lainnya, "kalian tenang aja, masalah ini bisa diurus sama anggota OSIS"
Kata adel, ia tahu bila ia yang menasehati zee, zee tidak akan pernah mendengar nya, semua itu percuma"Bener kata adel, mending lukanya diobatin dulu"
Ujar flora"Oh iya, fritzy dipukul gara-gara apa kalau boleh tau?"
Tanya jeane"Gara-gara nggak sengaja numpahin minuman ke seragam kak zee"
Jawab Trisha, zee sangat mengerikan. Ia juga sudah keterlaluan. Adel tidak masalah jika kakaknya berprilaku seperti itu kepada dirinya, tapi. Jika dengan orang lain, itu sama saja mempermalukan keluarga haratama, benar kan?Flora dan jeane menatap adel dengan tatapan penuh arti, mereka tahu jika adel merasa bersalah. Tapi ini juga sama sekali tidak ada campur tangannya dengan adel, bahkan yang mengetahui adel adalah adik zee saja hanya mereka berdua. "Tenang, del. Nanti gw bilangin sama anggota OSIS buat nanganin kak zee, okey?"
Flora menepuk bahu adel, ia khawatir bila adel akan menemui zee untuk mengatakan hal ini. Ia juga takut adel akan dipukuli oleh zee"Iya, lagian ini juga cuma sekali. Masih bisa gw toleransi"
-TBC-
JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
Born to die
Teen FictionJadi.... Jika terlahir hanya untuk dijuluki sebagai pembawa sial, mengapa aku harus hidup bertahun-tahun lamanya? Mengapa tidak ada julukan yang lebih bagus? Lagipula itu bukan salahku, tapi... Kenapa yang harus selalu disalahkan hanya aku? Anak kal...