20

3.1K 248 5
                                    

Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.














Adel ya? Ia masih bisa diselamatkan, tergantung berapa lama saja. Mulutnya sudah dipenuhi oleh darah, seluruh badannya babak belur akibat banyaknya luka yang ia Terima hari ini. Saat itu, ia mencoba menggapai sebuah gayung di dalam ember besar, ia berusaha untuk membilas darah dari tubuhnya. Ia belum mati, ia masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan kehidupannya

Berhasil. Ia mengambil air dengan gayung itu, air yang ia dapatkan tidak terlalu banyak. Karena tangannya sangat lemah, tidak bisa mengangkat lebih lebih dari satu kilogram. Ia mengangkatnya dengan tangan yang gemetar, tremor. Sehingga banyak air yang tumpah di bajunya itu

Ia memasukkan air itu ke dalam mulutnya terlebih dahulu kala. Mencuci mulutnya agar semua darah itu hilang secara perlahan. Baru ia memuntahkan air itu lagi ke lantai kamar mandi, hasrat ingin hidupnya lebih tinggi dari siapapun. Ini semua ia milik karena ia hanya ingin sebuah kasih sayang yang selalu kedua kakaknya dapatkan, "harus bisa. Adel masih kuat!"
Batinnya bergejolak, selalu mengeluarkan kata-kata yang akan menyemangati dirinya sendiri

Perlahan. Adel membasahi wajahnya, mencoba menghilangkan darah yang terus-terusan mengalir tanpa henti. Ia tidak berdiri, hanya bisa duduk memandangi pintu kamar mandi yang shankara kunci. Ah, pasti tidak akan ada yang menyadari keberadaan ku ini
Pikir adel yang lemah. Ia tidak putus asa sama sekali, hanya keadaan tubuh nya yang meragukan jika ingin kembali normal seperti biasanya

Ketika semua lukanya sudah ia basahi dengan air. Ia hanya bisa pasrah. Bukan putus asa, hanya mencoba menerima semua kenyataan ini, harapannya. Ia bisa melihat Christy untuk terakhir kalinya walau sekedar mengucapkan selamat tinggal yang tak akan pernah kakak keduanya itu tanggapi

Disi
Lain
Shankara dan grebasta tengah menangis sedu akibat zee yang tak kunjung bangun. Tangisnya begitu pecah dan haru. Christy yang baru datang tidak sedih sama sekali, ia hanya heran. Anak yang telah lancang melanggar perintah shankara ditangisi sebegitunya, lantas. Bagaimana dengan adel yang disiksa mereka bertahun-tahun?

Kata dokter. Akibat benturan yang sangat keras, ginjal zee menjadi bermasalah. Ia membutuhkan pendonor ginjal setidaknya hanya satu, setelah mendengar kan hal itu. Shankara dan grebasta semakin dibuat bingung, rumah sakit itu sedang tidak memiliki stok ginjal sementara anaknya sangat membutuhkan itu sekarang. "Kita harus bagaimana?"
Isak tangis ibu tiga anak itu begitu terdengar jelas di telinga Christy. Pasti, ia sedang berada di dekapan shankara yang begitu hangat

"Aku juga tidak tahu, gre. Aku ayah yang tidak becus"
Memang! Kata Christy didalam hatinya. Baru sadar shan? Kau baru sadar setelah menyiksa anak bungsu mu dengan sebegitu kejamnya? Tapi, kau sadar karena zee ya? Bukan karena anak yang telah kau sia-sia kan itu?

"Bagaimana dengan ginjal adel?"
Usul grebasta membuat Christy terkejut. Ia langsung mengepalkan tangannya begitu mendengar hal yang sangat ia benci itu, jika shankara menyetujuinya, maka Christy akan membela adel secara terang-terangan kali ini, "aku setu-

"Christy nggak akan biarin adel mati! Kenapa nggak ginjal Christy aja yang kalian ambil? Kenapa harus adel?!"
Kedua orang tua itu membulatkan matanya. Kiranya, Christy akan setuju. Ternyata tidak, ia menolak secara mentah-mentah, bahkan sampai membela adel sebegitunya untuk pertama kali seumur hidupnya, "chris, kamu mau biarin kakak kamu kesakitan?"
Grebasta mengelus kepala Christy dengan halus. Ia tentu menyingkirkan nya secara kasar, membuat shankara sedikit marah. Namun, masih dibiarkan nya sahaja

Born to dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang