18

2.4K 222 3
                                    

Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.















Adel, ia duduk di atas sofa sembari mengepalkan tangannya. Zee, kakaknya itu tadi telah menamparnya dengan sangat keras, suaranya juga sangat nyaring. Kata-kata yang zee lontarkan juga masih terdengar jelas di pikirannya. Zee adalah manusia yang hatinya telah dibutakan oleh kebenciannya terhadap adel, bahkan. Saat zee tahu Hardi koma, ia hanya biasa saja. Karena ia hanya menjadikan Hardi sebagai alatnya


Adel duduk sembari berfikir apa yang akan shankara lakukan bila melihat anak pertamanya melakukan hubungan yang selama ini ia larang. Berpacaran di usia yang masih sangat muda. Mau jadi apa kalian jika begitu?
Ucapan terakhir shankara sebelum ia sudah tidak pernah membahas hal ini lagi kepada tiga anaknya itu. Walau zee sudah dewasa, tingkah lakunya tidak lebih seperti anak sekolah dasar dengan sifat perundungannya


Apalagi, wajah kekasih zee seperti orang yang tidak baik. Wajah seksi yang telah berhasil menggoda zee itu seperti iblis perempuan bagi adel, suara yang perempuan itu lontarkan juga seperti hasutan untuk zee agar lebih menyiksa adel. Pakaian yang kekasih zee gunakan juga sudah terlihat jelas bahwa wanita itu adalah wanita malam yang sering disewa lelaki hidung belang di bar atau club


Adel melepaskan tasnya sejenak. Menaruh benda yang ia bawa hingga ke rumah sakit saat ingin mendengar kabar Hardi. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kencang menggunakan tangannya, sesekali. Ia juga memukul kepalanya dengan sangat keras, sangat rumit. Kehidupannya benar-benar rumit seperti helai benang yang telah tercampur oleh benang yang lain sehingga menciptakan sesuatu yang rumit untuk di luruskan kembali


Saat ini. Ia ingin meminta bantuan siapa? Semuanya sedang tidak berada di sampingnya. Mira? Ah, ia pasti sedang sangat sibuk, adel tidak enak jika ingin meminta bantuan pada dirinya. Christy? Kemarin-kemarin ia baru saja merepotkan Christy, tak mungkin jika ia meminta bantuan kakak keduanya itu, "astaga"
Adel menggehela nafas dalam-dalam. Berusaha berfikir jernih kala pikirannya sedang sangat terganggu oleh banyak masalah



Kring....



Secara spontan, anak yang sedang berfikir itu membuka ponsel miliknya. Melihat sebuah nomor tidak dikenal menelfon secara berkali-kali tanpa henti, kenapa tadi tidak terdengar?
Batin sang pemilik ponsel itu. Mungkin, tadi ia tidak mendengar nya karena sedang terganggu, "siapa tau penting"
Kata adel. Sepang beberapa detik setelah berfikir ingin mengangkatnya atau tidak, ia memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut


"Dengan radell senjana?"


"Iya, ada apa yang pak?"
Tanya adel. Suara dari telfon tersebut seperti pria yang sudah berusia sekitar 49 tahun. Suara yang berat, seperti ini adalah hal yang penting bukan?


"Saya sudah menemukan beberapa informasi tentang teman anda, Hardi. Dan juga tentang pencemaran nama baik atas nama anda"


Adel membulatkan bola matanya. Akhirnya, ada yang menemukan solusi dari permasalahannya yang rumit itu, "baik Pak, saya sangat berterimakasih!"
Kata adel dengan girang. Dari nada suaranya, ia sudah sangat terdengar gembira



"Tolong segera datang ke kantor polisi di dekat bank jalan mangga. Kami ingin memberikan informasi pada anda"



Born to dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang