11. Aca Cila

349 12 7
                                    

pastikan baca sampe end ya...
biar ga gantung ceritanya😀

janlup tinggalkan jejak ya. satu vote sangat berharga buat Author:)

oke enjoy guysss....!
happy reading💙

•••

"Acaaaa.....! Hiks Acaaaa...."

Bocah perempuan berumur 5 tahun itu nampak menangis hebat di depan halaman rumahnya. Di lutut kanannya terlihat darah segar mengalir deras di sana, sepertinya itu yang membuat bocah tersebut menangis keras.

Sementara dari arah depannya, seorang bocah laki-laki seumuran 5 tahun muncul dari balik tembok tiang rumah putih berlantai dua itu. Bocah laki-laki dengan setelan kaus hitam dan celana pendek lee-nya, dia berlari menghampiri anak perempuan yang tengah menangis itu.

"Cila kenapa?" tanya bocah laki-laki itu.

"Acaaa hiks..." dia menunjuk ke arah lututnya yang luka.

Bocah laki-laki yang dipanggil dengan panggilan Aca itu pun membawa pandangannya ke arah yang di tunjuk Cila. Dia shock setelah melihat adanya aliran darah segar disana, meski tidak banyak tetapi dia tahu kalau Cila sangat takut dengan darah.

"Cila jatoh!?"

"Salah Aca! Aca mumpetnya jauh banget!" kesalnya.

"Aca mumpet disitu, Cila." Aca menunjuk ke arah tempat persembunyianna tadi.

Sebelumnya memang dua bocah itu bermain petak umpet, yang mana giliran Cila yang jaga dan Aca yang sembunyi. Sebenarnya jarak Cila berjaga dengan persembunyian Aca tidaklah terlalu jauh. Cila yang berjaga di bawah pohon mangga samping rumah, dan Aca yang sembunyi di balik tiang rumah. Seharusnya hanya dengan 10 langkah Cila berhasil mendapatkan persembunyian Aca, tetapi gadis kecil itu malah berlari ke tengah taman depan rumahnya. Terus berlari mencari Aca sampai tiba-tiba ia tersandung kakinya sendiri dan lututnya mengenai paving blok yang tergeletak asal di tengah taman.

Aca tahu kalau Cila takut darah, akhirnya Aca langsung mengusap darah itu menggunakan bajunya tanpa rasa jijik, kemudian dibawanya gadis kecil itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Cila, maafin Aca." lirih bocah laki-laki itu.

TAP!

Dua mata yang sempat terpejam lelap dalam tidur, seketika terbuka dalam sekejap dengan tatapan terkejut. Mata pemilik gadis cantik yang seharusnya dia tidur nyenyak tetapi malah mengalami mimpi aneh yang menurutnya itu sangat asing tetapi seperti pernah merasakan kejadian itu.

Huh! Saqeela berhembus kasar. Dia segera menjauhkan punggungnya dari kasur dan duduk di tepi kasur. Gadis itu mengusap wajahnya pelan dengan pikiran yang masih tertuju pada mimpinya tadi.

"Mereka siapa!?" tanyanya pada diri sendiri.

Aca, Cila? Terdengar asing. Saqeela tidak mengenal orang yang menjadi tokoh dalam mimpinya tadi.

"Akhhh gue telat!" pekiknya saat dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Saqeela bergegas berlari memasuki toilet untuk mandi. 15 menit lagi gerbang sekolah akan di tutup dan dirinya pasti tidak akan bisa masuk jika terus melambatkan waktu.

"Saqeela, sarapan dulu, nak?"

"Nanti di kantin aja, mi. Qeela udah telat...!" balasnya yang sibuk menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa kemudian menghampiri Mami di meja makan, dimana ruang makan langsung memperlihatkan langsung tangga lantai 2.

"Makannya jangan begadang mulu!" cerca Satria yang nyatanya masih santai duduk di meja makan bersama Mami dan Papi.

"Berisik lu!" ucapnya seraya mencium tangan mami dan papi lalu kemudian berlalu pergi ke depan rumah dimana supir pribadinya telah siap untuk mengantar ke sekolah.

Ancaman Cowo Brandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang