40. Pelukan pagi di koridor

141 10 10
                                    

"Morning." sapaan pagi telah didapatkan oleh Saqeela dari Rassya.

Pagi ini seperti biasa, Rassya menjemput Saqeela untuk pergi bersama ke sekolah. Menyambut hari terakhir ujian kelulusan, rasanya seperti menghirup udara segar di pinggir pantai. Berada begitu lega dan nyaman.

"Alay!" hardik Saqeela menahan tawanya.

Rassya yang berada di atas motornya pun mendelik. "Dih... ngucap selamat pagi pun alay lo bilang?"

"Iya kenapa, gak suka?"

"Gatau mau jawab apa. Yaudah ayo naik."

Saqeela mengangguk dan menaikkan kedua alisnya sebelum akhirnya mulai naik ke atas motor Rassya.

"Lo habis lomba lari dimana, kok keringat lo ngeri banget!?" pekik Saqeela saat melihat punggung Rassya terasa basah karena keringat.

"Habis lomba lari sama panda tadi gue."

"Hahah lucu banget." ucap Saqeela dengan suara tawa paksa.

"Udah ah, ayo jalan."

"Siap tuan putri!" Saqeela terkekeh kecil ketika telinganya mendengar kalimat itu dari Rassya. Karena gemas, dia sedikit menoyor kepala Rassya pelan.

"Pagi-pagi udah kdrt lo!" pekik Rassya sebelum akhirnya manrik gas motornya untuk pergi menuju sekolah.

•••

"Sya, lo gak papa?" tanya Saqeela.

Saqeela mulai khawatir pada Rassya. Pasalnya sejak dari parkiran hingga koridor dekat kelas sekarang ini, cowo itu nampak lemas dan kaki yang bergerak hampir menyeret. Keringat di dahi Rassya pun semakin bertambah.

"Kenapa? Gue gak apa-apa." balas Rassya tersenyum seraya membawa Saqeela ke dalam rangkulannya.

"Beneran?"

"Iya sayang..."

"Tapi bibir lo pucet, Sya." Saqeela menunjuk ke arah bibir Rassya yang terlihat sedikit pucat.

"Kurang lipstik aja inimah." balas Rassya terkekeh.

"Bentar-bentar." Saqeela menghentikan langkahnya dan melepaskan rangkulan Rassya.

Rassya melipat dahinya ketika melihat gadisnya sedikit membuat jarak padanya. "Kenapa?" tanya Rassya.

Saqeela tak membalas. Gadis itu fokus membongkar isi tasnya yang tentunya sama sekali tak ada buku di dalam sana.

"Nah... sini..." Saqeela tersenyum sumringah ketika apa yang di carinya telah dia dapatkan.

"Mau ngapain?" panik Rassya.

"Pake lipbalm biar bibir lo gak pucet lagi." ucap Saqeela sembari membuka penutup lipbalm miliknya.

Rassya mendelik. "Apaan, enggak! Gak mau gue!"

"Udah sini nurut!"

Saqeela menarik Rassya untuk mendekat. Dia mulai memakaikan lipbalm pada Rassya meski cowo itu terus bergerak menghindar.

"Nah udah. Kan jadinya gak keliatan pucet lagi!" senyum Saqeela.

"Heh jangan di apus!" pekik Saqeela ketika tau cowonya hendak mengelap lipbalm itu menggunakan tangan.

"Sayang plis deh..."

"Udah lo tenang aja, gak bakal keliatan. Ini tuh lipbalm, bukan lipstik!"

"Ya tapi tetep aja, gue gak mau!"

"Yaudah gue marah." Saqeela melipat tangannya di depan dada.

Rassya gelagapan sendiri melihat gadisnya seperti itu. Lantas dia langsung meraih pundak Saqeela untuk membawa atensi gadis itu penuh ke arahnya.

"Jangan marah dong. Iya-iya gak di apus." Saqeela tersenyum sumringah mendengarnya.

"Good boy!"

"Woy! Cowonya masih disini, main tinggal-tinggal aja!" pekik Rassya ketika ditinggal melangkah lebih dulu oleh Saqeela.

"Lo siapa ya? Kita gak kenal, mohon maaf." ucap Saqeela yang kemudian kembali melanjutkan jalannya tanpa memedulikan Rassya.

"Oh lo mau main-main sama gue, iya hmm?" lirih Rassya dengan senyuman smirknya.

"Saqeela awas lo ya!" teriak Rassya yang mulai berlari mengejar gadisnya.

Saqeela dibuat panik bukan main ketika tahu Rassya mulai berlari mengejarnya. Lantas dia sesegera mungkin berlari secepat kilat untuk menghindari Rassya meski akhirnya langkah kakinya tetap dikalahkan oleh Rassya. Cowo itu berhasil meraihnya dan kini Saqeela berada di dalam dekapan Rassya.

"Dapet kan lo!"

"RASSYA LEPAS!" teriak Saqeela dengan kekehan yang tak bisa lagi ditahan olehnya.

"Coba aja kalau lo bisa lepas dari gue."

"Rassya banyak anak-anak woy!" seru Saqeela malu karena saat ini dirinya menjadi pusat perhatian anak-anak SMA Purna Bakti, karena bagaimanapun juga dirinya dan Rassya berada di koridor sekolah.

"Iya gue tau banyak anak-anak."

"Lepasin Rassya..."

"Gak mau!" kekeh Rassya masih memeluk Saqeela dari belakang.

"Rassya ada pak Nijam!"

Rassya reflek melepaskan pelukannya ketika mendengar nama kepala sekolah keluar dari mulut Saqeela. Bisa berabe urusannya kalau kepala sekolah tahu atas tingkahnya di koridor sekolah pagi ini.

"Mana?!" kagetnya.

"DI KANTORNYA!" teriak Saqeela yang berhasil meloloskan diri. Gadis itu berlari menjauh dari Rassya seraya menjulurkan lidah ke arah cowo itu.

Rassya mendelik dan berdecak. Ternyata gadisnya berhasil membuatnya terkecoh.

"Oh gitu mainnya. Oke... liat aja!" sinis Rassya kemudian berlari mengejar Saqeela kembali.

"Saqeela gak ada niatan tukar posisi gitu sama gue?"

"Masih pagi loh... masa iya gue yang jomblo ini harus udah di suguhi kebucinan orang?"

"Mak mau Rassya!"

Kurang lebih begitulah yang di tuturkan anak-anak SMA Purna Bakti ketika mereka melihat kemesraan Rassya dan Saqeela pagi ini.

•••

"Saqeela sini lo!" teriak Rassya sesampainya di kelas.

Sepasang kekasih itu terus bermain kejar-kejaran hingga di dalam kelas. Tentunya menjadi pusat perhatian para sahabat mereka yang sudah lengkap di kelas.

Saqeela seolah tak memedulikan Rassya yang mulai engap, dia terus berlari menghindar dari cowo itu. Gadis itu berlari di ruangan kelas bahkan sampai menyeramkan beberapa meja dan bangku.

"Drama apa lagi ini tuhan...?" resah Ale.

"Tumben kek bocil ni dua manusia." gumam Najean.

"Udah, segitu doang? Kejer lah!" seru Saqeela ketika tahu Rassya berhenti mengejarnya.

Sekarang Saqeela berdiri di ujung kelas, semetara Rassya berada di dekat papan tulis. Cowo itu nampak kesulitan mengatur napasnya, begitu terasa engap. Saqeela merasakan ada yang tidak beres terhadap cowo itu. Lantas dia langsung bergerak untuk mendekati Rassya.

"Rassya kenapa tuh?" tanya Kica yang juga melihat Rassya perlahan mulai jatuh ke atas lantai.

"Sya lo kenapa?" tanya Saqeela di perjalanan mendekati Rassya.

Di depan kelas, Rassya nampak memegang dada dan terus berusaha menghirup oksigen.

"Q-qeel... g-gue sesak..." ucap Rassya terbata-bata.

"Rassya lo serius!" panik Saqeela yang langsung meraih cowo itu.

"Lo kenapa, lo gak apa-apa?"

"Sya!?" Saqeela menggoyangkan tubuh cowo itu yang hampir sepenuhnya jatuh di atas lantai.

"RASSYA JAWAB GUE!!!" panik Saqeela.

•••

ada typo ga?

Ancaman Cowo Brandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang