22. Pantai

222 15 10
                                    

Akhirnya yang di tunggu-tunggu tiba juga. Untuk merayakan hari weekend ini, Rassya mengajak Saqeela untuk berlibur ke Pantai. Dan siapa menyangka kalau Reyza serta Sandrina juga ikut! Awalnya Rassya hanya ingin mengajak Saqeela saja, tetapi masalahnya alam tidak mengizinkan. Entah angin dari mana yang membawa Reyza muncul tiba-tiba di kantin sekolah saat ia dan Saqeela tengah menyusun rencana healing ini. Mau tidak mau Reyza ikut, sekaligus merayakan hari kebahagiaan karena Sandrina telah kembali padanya.

Setibanya di Pantai, Saqeela tidak henti-hentinya berdecak kagum. Posisi hari yang masih cerah membuat keindahan disekitarnya tampak sangat jelas. Angin yang lumayan kencang nyatanya mampu menerpa rambut panjang Saqeela. Saqeela berdiri tepat di pinggiran pantai dengan tangan yang di rentangkan dan kepala yang menghadap ke atas juga mata yang tertutup. Gadis itu merasakan sensasi keindahan pantai ini.

"Lo happy, baby?"

Saqeela di kejutkan dengan kehadiran Rassya yang sudah berdiri di sampingnya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana jeans pendek putih cowo itu. Aksa hari ini mengenakan celana jeans putih pendek selutut, kaus putih dengan kemeja putih polos tidak terkancing. Rambutnya yang lebat dan belah tengah itu pun ikut terbang tersapu angin pantai.

Saqeela memancarkan senyum kharismanya. Kepala gadis itu menoleh melihat Rassya dan tentu langsung di balas oleh sang empu.

"Banget." jawab Saqeela.

Rassya tersenyum sebelum akhirnya mendekati dirinya pada Saqeela. Sekarang dia telah benar-benar dekat dengan gadis itu, Rassya memeluk kekasihnya dari belakang dengan menaruh dagunya di pundak Saqeela.

"Lulus SMA, nikah yuk?" celetuk Rassya yang membuat Saqeela kaget dan spontan menampol kepala Rassya yang mendarat di pundaknya.

"Kok di tampol, yang?" pekik Rassya tapi tak membuatnya bangun dari pundak sang kekasih.

"Kalo ngomong di filter dikit. Masih kecil udah mikirin nikah."

"Kenapa, emang salah?" tanya Rassya.

"Salah lah!"

"Kalo kata gue sih enggak." sahut Rassya yang membuat Saqeela membawa pandangan matanya ke arah dirinya.

"Kita bentar lagi udah delapan belas tahun." lanjut Rassya.

"Umur kita masih jauh untuk umur nikah, Rassya." peringat Saqeela.

"Emang target kamu nikah umur berapa?"

"Sembilan belas? atau dua puluh satu, Mybe?" lirih Saqeela.

"Yaudah, aku tunggu kamu sampe umur sembilan belas."

"Kuliah dulu... nikah mah entaran aja." Saqeela sedikit mendorong dahi Rassya hingga membuat sang empu langsung mengangkat kepalanya dan berdiri tegak lagi.

"Nikah muda, sayang..."

"Kebelet kawin, lo?"

Sial! Reyza mendengar percakapan Rassya dengan Saqeela. Cowo itu tiba-tiba datang bersama Sandrina dari arah kanan yang membuat Rassya langsung melayangkan tampolan kepada Reyza.

"Sekali lagi lo ngomong, gue buang ke laut lo!" cercanya.

"Siapa yang mau nikah?" tanya Sandrina menimbrung.

"Gak ada." tentu saja itu Saqeela yang menjawab.

"Mau snorkeling gak?" tanya Rassya tiba-tiba.

"MAU!"

Pletak!

Untuk kedua kalinya Aksa menampol Reyza, bahkan yang kedua kali ini dua kali lipat lebih kuat. "Gue gak nanya lo, tapi cewe gue." sinis Rassya.

Ancaman Cowo Brandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang