Bab 21 - Uang

256 46 12
                                        

Malam berlalu, Kayla dan Cahyo terbaring di dalam pelukan satu sama lain setelah momen yang penuh gairah dan kasih sayang. Mereka merasa lebih dekat satu sama lain daripada sebelumnya, meskipun semua masalah yang mereka hadapi belum terselesaikan. Cahyo menarik selimut lebih dekat untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang agar tetap hangat, dan mereka berdua terlelap dalam tidur yang dalam.

Cahyo bergumam. "Walau hidup istriku banyak masalah, tapi aku yakin semuanya akan selesai segera. Mungkin malam ini adalah malam terbaik yang pernah ada."

Setelah malam yang penuh gairah bersama Cahyo, Kayla bangun dengan perasaan yang berbeda. Meskipun hubungannya dengan Cahyo telah pulih, masalah-masalah dalam keluarganya belum terselesaikan. Kakaknya, Lila, yang telah berubah drastis, masih menjadi misteri baginya, begitu juga dengan adiknya, Henry, yang terlibat dalam skandal yang merusak reputasi keluarganya.

Kayla merasa cemas dan khawatir tentang keadaan keluarganya yang semakin rumit. Ibu yang telah menjadi lebih dingin dan menjauh darinya, Ayah yang marah-marah dan tidak lagi menjadi sosok yang penyayang seperti dulu. Semua ini membuatnya merasa seperti berada dalam badai yang tak kunjung reda.

Pagi itu, saat Kayla bersiap untuk pergi bekerja di apotek, telepon rumahnya berdering. Ia berjalan mendekati telepon dan mengangkatnya. Suara Lila yang penuh kecemasan terdengar di seberang telepon.

"Kayla, kumohon tolong aku," desis Lila dengan suara yang penuh keputusasaan.

Kayla merasa khawatir mendengar suara kakaknya yang begitu rapuh. "Kak Lila, ada apa lagi? Aku sudah bilang aku tidak tahu apa-apa soal warisan, aku tidak punya uang."

Lila memohon dengan suara yang gemetar, "Aku butuh uang, Kayla. Tolong, aku tidak punya tempat lain untuk pergi."

Kayla merasa bingung. Ia tahu bahwa Lila telah berubah dan tidak lagi menjadi sosok yang perhatian seperti dulu, tetapi tetap saja dia adalah kakaknya. "Tapi Kak, aku harus bilang apa lagi? Aku juga tidak punya uang."

Lila hampir menangis, "Kayla, ini masalah hidup dan mati. Anjar akan menceraikanku jika aku tidak membayar hutang ini. Aku akan kehilangan segalanya."

Setelah berbicara dengan Lila, Kayla merasa semakin terbebani. Masalah Lila hanya menjadi salah satu dari banyak masalah yang harus dia tangani. Ia merasa bingung dan kesepian, dan ia merindukan waktu ketika keluarganya masih utuh dan bahagia.

Saat Kayla tiba di apotek, dia tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pikirannya selalu melayang pada masalah keluarganya yang semakin rumit. Dia merasa terganggu dan cemas, dan pelanggan yang datang ke apotek bisa merasakan ketidaknyamanannya.

Kemudian, ketika ia berusaha mencari beberapa obat di laci belakang apotek, tiba-tiba Lila muncul. Wajahnya pucat dan mata yang sembab menunjukkan betapa bermasalahnya situasinya. Lila menarik Kayla ke sudut ruangan dan mulai berbicara dengan suara rendah. "Kayla, aku tahu kamu punya banyak masalah juga, tapi aku benar-benar butuh bantuanmu. Ayah marah besar padaku karena aku meminta bantuanmu. Dia bilang aku tidak bertanggung jawab."

Kayla merasa sangat terluka mendengar kata-kata ayahnya yang tajam seperti itu. Ia tidak pernah mendengar ayahnya berbicara dengan begitu kasar sebelumnya. "Ayah tidak mungkin berbicara seperti itu."

Saat Kayla mencoba menemui Ayah untuk membicarakan situasi ini, dia menemukan suasana yang sangat tegang di rumah. Ayah dan Ibu bertengkar dengan hebatnya, dan kata-kata kasar terlontar dari mulut mereka berdua. Ternyata, Ibu memiliki simpanan uang yang Ayah tidak tahu sebelumnya, dan hal ini telah menambahkan ketegangan dalam rumah tangga mereka.

Saat pertengkaran itu mencapai puncaknya, Kayla mendengar Ibu berteriak pada Ayah dengan nada yang penuh emosi, "Kamu tidak akan pernah tahu apa-apa tentang aku! Kamu hanya tahu bagaimana bersikap keras dan egois!"

Ayah juga tidak tinggal diam. "Dan kamu, kamu sendiri menyimpan uang sendiri dibelakangku, siapa yang egois?!"

Kayla tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terjebak dalam konflik keluarga yang tidak bisa dia kendalikan. Ia merindukan ketenangan dan kebahagiaan yang telah hilang dalam keluarganya.

Saat Kayla memasuki ruangan, Ibu melihatnya dan dengan tajam berkata, "Anak manja sialan, tepat sekali kau muncul. Kalau saja kau tidak mirip ibumu, ayahmu tidak akan gila seperti ini."

Kayla merasa tak percaya mendengar kata-kata ibunya yang sangat pedas. Ibu yang selalu lembut dan penyayang kini berubah menjadi sosok yang tak dikenal. Dia merasa sangat terkejut dan terluka oleh perkataan ibunya.

Saat Ibu pergi meninggalkan ruangan dengan wajah yang masih penuh kemarahan, Ayah berbalik pada Kayla dengan ekspresi yang bingung dan tersinggung. "Apa yang kamu lakukan di sini, sayang?"

Kayla mencoba menjelaskan situasinya dengan tenang, mencoba mencari jalan keluar dari konflik yang semakin meruncing. "Ayah, ini bukan salahku. Aku tidak tahu tentang surat wasiat ini, dan aku tidak tahu tentang simpanan Ayah. Aku hanya ingin mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini."

Ayah menggelengkan kepala dengan kesal. "Ini memang bukan salahmu sayang. Ini salah Ayah karena menyayangimu lebih dari siapa pun."

Dear Liar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang