Bab 19 - Rahasia Sang Kakak

257 46 9
                                    

Kayla masih terus bekerja di apotek, mencoba menjalani kehidupan sehari-hari tanpa terlalu terganggu oleh masalah keluarganya yang rumit. Namun, masalah-masalah tersebut tak pernah benar-benar menjauh dari pikirannya.

Pada suatu hari yang cerah, Kayla sedang sibuk mengatur stok obat-obatan di apotek ketika pintu masuknya terbuka dengan keras. Dia menoleh dan terkejut melihat Lila, kakaknya, masuk dengan wajah pucat dan mata yang sembab karena menangis.

"Kak Lila, apa yang terjadi?" tanya Kayla dengan khawatir saat ia mendekati kakaknya yang tampak sangat terpukul.

Lila terlihat sangat tertekan dan kesal. Dia mengusap air mata dari pipinya dan akhirnya berkata, "Anjar akan menceraikanku, Kayla. Dia ingin mengakhiri pernikahan kami."

Kayla sangat terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Dia tahu bahwa kakaknya telah mengalami banyak masalah dalam pernikahannya, tetapi berita ini benar-benar mengguncangnya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Kayla dengan cemas. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?"

Lila tampak ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku butuh uang, Kayla. Aku memerlukan sejumlah uang untuk mengatasi semua ini dan untuk mencoba menjaga pernikahan kami tetap utuh."

Kayla merasa terjepit. Dia tahu bahwa situasinya sendiri tidak begitu stabil, dan dia tidak punya banyak uang. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan kakaknya terpuruk dalam masalah ini.

"Aku akan mencoba membantumu sebaik yang aku bisa," ucap Kayla dengan suara lembut. "Tapi aku sendiri juga sedang dalam situasi yang sulit, Kak Lila. Aku tidak punya banyak uang."

Lila menangis lebih keras, merasa semakin putus asa. "Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan, Kayla. Semua berantakan. Aku merasa begitu bodoh dan lemah."

Saat Lila mencoba mengeluarkan kertas-kertas dari tasnya untuk menunjukkan sesuatu kepada Kayla, dia secara tidak sengaja menjatuhkan sebuah kertas ke lantai. Kayla segera membantunya mengambil kertas itu dan hampir terjatuh saat dia melihat isinya.

Kertas itu adalah fotokopi dari sebuah wasiat, dan Kayla segera mengenali tanda tangan Ayah mereka di bawahnya. Dia membacanya dengan cermat dan mata berkaca-kaca ketika isi wasiat itu terungkap.

"Semua harta Ayah akan menjadi milikmu, Kayla," ucap Lila dengan nada rendah. "Aku tahu Ayah selalu lebih memilihmu daripada kami yang lain."

Kayla terdiam sejenak, mencoba mengatasi gelombang perasaan yang melandanya. Dia merasa bersalah dan bingung dengan semua yang terjadi. Bagaimana mungkin dia mendapatkan semua harta keluarga tanpa sepengetahuan dan persetujuan semua anggota keluarga?

"Aku tidak bisa menerima ini, Kak Lila," ucap Kayla akhirnya dengan suara gemetar. "Kita harus bicara dengan semua orang tentang ini."

Lila mulai marah dan menyerang Kayla dengan kata-kata tajam. Dia menyalahkan Kayla atas semua yang telah terjadi dalam hidupnya dan merasa bahwa Kayla tidak memiliki hak apa pun atas warisan keluarga.

Namun, Kayla tidak ingin memperpanjang pertengkaran dengan kakaknya. Dia merasa bahwa keadaan semakin rumit dan membingungkan, dan dia tahu bahwa dia harus menjaga ketenangan untuk mengatasi masalah ini.

Saat Lila akhirnya pergi dari apotek, Kayla merasa sangat tertekan dan cemas. Dia merasa seperti semua masalah keluarganya yang rumit telah menumpuk, dan dia tidak tahu harus berbuat apa.

Saat dia duduk di belakang meja resepsionis apotek, dia merasa hancur. Cahyo tidak ada di dekatnya, dan dia merasa sangat kesepian. Ketidakpastian tentang masa depan mereka dan masalah keluarganya yang rumit membuatnya semakin merasa terpinggirkan.

Ketika dia akhirnya pulang ke rumah, suasana hatinya masih terasa sangat gelisah. Cahyo masih tidak ada di rumah, dan dia merasa semakin sendirian dalam menghadapi semua ini.

Saat dia duduk di sofa ruang tamu, dia merenung tentang semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan bagaimana dia akan mengatasi semua masalah ini.

Saat dia merenung, tiba-tiba pintu rumah terbuka, dan dia mendengar langkah-langkah seseorang mendekati. Dia menoleh dan terkejut melihat Henry, adiknya, dan Lila, kakaknya, masuk ke dalam rumah dengan ekspresi yang sangat serius.

"Ada apa ini tiba-tiba?" tanya Kayla dengan heran.

Lila tampak sangat marah, dan Henry terlihat gugup. Mereka berdua memandang Kayla dengan ekspresi yang sangat serius.

"Maaf aku sedang tidak tidak ada cukup makanan, apa kita pesan makan dulu saja?" tanya Kayla dengan khawatir.

Lila lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan meletakkannya di atas meja. Kayla memandang fotokopi dari wasiat Ayah mereka, sama seperti yang diberikan oleh Lila sebelumnya. Kayla bingung tentang mengapa mereka membawa ini ke rumahnya.

"Apa maksud kalian membawa ini?" tanya Kayla dengan nada bingung.

Lila tampak sangat marah. "Ya Tuhan, bodohnya dirimu. Keluguanmu itu sudah lama membuat kami muak. Ini adalah wasiat Ayah, Kayla. Dan menurut wasiat ini, semua harta keluarga akan menjadi milikmu."

Henry kemudian menjelaskan lebih lanjut, "Kami merasa bahwa ini adalah ketidakadilan. Ayah selalu lebih memilihmu, bahkan sekarang dia memberikan semuanya padamu."

Kayla tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa bersalah karena mendapatkan semua harta keluarga tanpa sepengetahuan dan persetujuan semua anggota keluarga.

"Kami ingin meminta sebagian dari warisan ini," kata Lila dengan tegas. "Kami tidak akan membiarkanmu memiliki semuanya."

Henry mengangguk setuju, "Kami akan berjuang untuk hak kami."

Namun, Kayla merasa sangat bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi ini. Apakah dia harus mengikuti wasiat Ayah atau membagi warisan dengan saudara-saudaranya?

Saat pertengkaran semakin memanas antara mereka, Cahyo masih belum pulang. Dia sedang menghadiri sebuah acara di Bogor, dan Kayla merasa semakin sendirian dalam menghadapi semua masalah ini.

Dia merasa terjepit di antara saudara-saudaranya yang marah dan ketegangan dalam pernikahannya dengan Cahyo. Semua masalah ini membuatnya semakin bingung dan terjebak dalam keadaan yang sulit. Kayla merasa perlu berbicara dengan Cahyo tentang semua yang telah terjadi, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

Dear Liar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang