[C2] Jenderal, Nyonya Memanggilmu Untuk Bertani

Bab 537-538

Bab 537. Kebenaran Tahun Itu

"Dekrit mendiang kaisar," jawab Guibu.

Su Xiaoxiao tidak mengerti, apa hubungannya ini dengan dekrit mendiang kaisar?

Guibu melanjutkan: "Empat tahun lalu, dekrit mendiang kaisar muncul di Jalur Suibei. Ketika leluhurku... Jenderal Wu'An mengetahuinya, dia segera memimpin orang-orang untuk menarik kembali dekrit tersebut, tetapi dia tidak dapat menariknya kembali."

Ketika dia tidak mengambilnya kembali, Raja Nanyang menyalahkan Jenderal Wu'An karena tidak melakukan sesuatu dengan baik dan dia marah dan membunuh Jenderal Wu'An serta anak dan cucunya?

Tidak, tidak, tidak, ini tidak masuk akal, pasti ada ceritanya.

Su Xiaoxiao memandang Guibu.

Guibu ragu-ragu sejenak dan berkata: "Tetapi Jenderal Wu'An melihat isi dekrit itu. Itu karena dia sangat terkejut sehingga dia panik dan membiarkan pihak lain mengambil dekrit itu."

Su Xiaoxiao bertanya dengan bingung: "Apa yang tertulis dalam dekrit yang sangat mengejutkan kakek?"

Guibu berkata dengan tenang: "Gulingkan Raja Nanyang, ambil kembali status kerajaannya, turunkan dia menjadi rakyat jelata dan bunuh dia jika dia merencanakan pemberontakan."

Su Xiaoxiao dan Su Mo sama-sama terdiam.

Keputusan ini... sungguh mengejutkan.

Su Xiaoxiao mencernanya lama sekali sebelum berbicara lagi: "Bukankah mendiang kaisar paling mencintai putra sulung ini? Mengapa dia memecatnya?"

Guibu menggelengkan kepalanya: "Aku juga tidak begitu mengerti."

Su Xiaoxiao bertanya lagi: "Mungkinkah dekrit itu dibuat oleh orang-orang dari Sekte Teratai Putih?"

Kali ini, Su Mo tidak membual tentang saudara perempuannya. Dia berkata, "Orang-orang dari Sekte Teratai Putih tidak mampu memalsukan dekrit kekaisaran. Namun, mendiang kaisar menggulingkan Raja Nanyang, yang memang sangat aneh. Dia bahkan. .. ingin membunuhnya."

Ini sangat membingungkan.

Dia melanjutkan: "Di antara putra mendiang kaisar, orang yang paling dihormati dan paling berhutang budi padanya adalah Raja Nanyang."

"Berutang?" Su Xiaoxiao merasa dia tidak bisa menghabiskan makanannya malam ini.

Su Mo mengangguk: "Ya, ketika mendiang kaisar masih menjadi pangeran, dia diperintahkan untuk memadamkan perselisihan sipil. Segera setelah itu, dia dibalas oleh pihak lain. Pihak lain menculik Raja Nanyang yang berusia sepuluh tahun, menyiksanya dengan segala cara, memukulinya dan memenjarakannya, menganiayanya secara tidak manusiawi dan melampiaskan semua kemarahannya pada mendiang kaisar pada seorang anak yang tidak bersalah. Mendiang kaisar tidak diancam dan terlepas dari hidup dan mati putranya, dia dengan tegas memasuki sarang pemberontak. Para pemberontak menembak mati Nanyang di depan mendiang kaisar. Raja... tidak terbunuh, tabib istana menyelamatkannya."

Su Xiaoxiao ragu-ragu dan berkata: "Mendiang Kaisar..."

Su Mo berkata: "Sulit untuk mengatakan apakah itu benar atau salah. Jika ia berkompromi, ratusan tentara akan mati. Jika tidak berkompromi, ia akan kehilangan putra sulungnya."

Su Xiaoxiao bertanya: "Bagaimana sikap Raja Nanyang?"

Su Mo berkata: "Dia tidak menyalahkan mendiang kaisar dan memperlakukannya dengan rasa hormat yang sama seperti sebelumnya. Sebaliknya, mendiang kaisar merasa sangat bersalah terhadap putra sulungnya dan memperlakukannya secara berbeda dari putra-putra lainnya sejak saat itu."